39. Torehan

1K 48 0
                                    

Happy reading 🌷


Satu bulan berlalu, dihari dimana hari yang orang orang tunggu, yang sering dikatakan hari kemenangan, hari idul Fitri.

Setelah melaksanakan sholat Ied, Zarah disibukkan untuk merapikan kue-kue serta menyiapkan beberapa makanan yang akan ia beri pada sang mertua tentunya hanya ada rumahnya disana karna masih dalam wilayah pesantren. Jadi tidak ada tetangga yang ia beri selain beberapa pekerja pesantren yang tinggal disana.

"Gus! Ayo kerumah umi!!" seru Zarah. Gadis itu nampak cantik mengenakan gamis berwarna navi dengan hijab dan niqob berwarna hitam, mereka nampak kompak  menggunaka baju couple, Abyan dengan kokoh yang berwarna navi serta peci hitam dan sarung hitamnya.

"Eh! Nanti aja Gus! Bentar!" ujar Zarah mengingat sesuatu, ia ingat, namun rasanya malu dan bingung untuk melakukan nya, Abyan mengerti apa maksud Zarah, yah, Zarah belum meminta maaf padanya atau boleh disebut sungkem, gadis itu nampak mondar-mandir.

"Katakan apapun yang kamu tau saja Humairah, kemarilah" panggil Abyan yang duduk di sofa, akhh dia sangat tampan!.

Zarah duduk berlutut memeluk kaki Abyan karna merasakan hatinya yang berdegup kencang, wajahnya memerah karena salting sendiri. Abyan tak menggesak, ia membiarkan Zarah memulai.

"Ee anu"

"Anu apa cah ayu?" mati kutu sudah Zarah mendengar ucapan Abyan, jantung nya semakin berdetak tak karuan.

"Ihh Gus jangan gitu! Zarah gugup, kan jadinya makin gugup!" protes Zarah membuat Abyan terkekeh geli.

"Gus, sebelum Zarah meminta ampun, Zarah meminta ridho sampeyan Zarah berterimakasih, karna Gus sudah ada bersama Zarah dan mau menerima Zarah, terimakasih sudah mau menyembuhkan luka yang mendalam ini, terimakasih sudah menyayangi Zarah lebih dari apapun" mata Zarah berkaca-kaca, entah hatinya sakit saat mengatakan nya.

"Terimakasih Gus, kalau bukan Gus, Zarah tidak ada tempat pulang Gus, Zarah gapunya siapa-siapa selain sampeyan"

"Kalau Zarah gak bersama Gus, mungkin akan hidup tersiksa dirumah neraka yang sama sekali tidak menganggap Zarah ada, kalo ga sama Gus, Zarah gabakal merasakan kasih sayang" ujar Zarah meraih tangan Abyan, tubuhnya bergetar.

"Zarah meminta ampun Gus, Zarah benar-benar minta maaf karna terlalu banyak membangkang dan membuat Gus marah, Zarah berdosa, ampuni Zarah Gus, di hari indah ini, Zarah benar-benar minta maaf, Zarah hanya bergantung pada Gus, karna cuma sampeyan yang sayang sama Zarah"

"Minal aidzin wal Faidzin Gus, ana uhibukkafillah"

Abyan tersenyum, air matanya menitik, ia elus kepala Zarah yang menunduk mencium tangannya.

Mampu ia rasakan sesakit apa hati sang istri, bahunya bergetar, terasa ditangannya yang basah karena air mata Zarah, mendengar kata bahwa perempuan itu hanya bergantung padanya membuat ia menangis, akankah ia tidak akan menyakiti perempuan malang ini?.

"Anauhibukkifillah Zawjati, barrakallahu laki, hafidzahkumullah. Hadaanallah ya habibati"

"Saya juga minta maaf karna sering membuat mu menangis ya, doakan saya agar bisa membimbing mu dan tidak akan berperilaku kasar lagi padamu, bantu saya, Zarah" ujar Abyan memegang bahu sang istri agar berdiri dan langsung memeluknya.

"Gus bentar lagi aja kita ke rumah umi, Zarah mau kasih Gus sesuatu!"

"Tadaaaa!!" ujarnya menyodorkan kue brownies bertuliskan anauhibukkifillah

"Barrakallah fill umrik suamikuu!! Selamat hari milad, semoga diberkahi umurnya dan diberi pahala yang mengalir setiap saat, dan dijadikan hamba yang pantas memasuki surga nya" ujar Zarah membuat Abyan tersenyum.

Kebahagiaan, Untuk Zarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang