40 Akhir kisah bersamamu

1.5K 59 14
                                    

Happy reading 🌷

Zarah dan Fitri tertawa cekikikan diruang tamu karna saling bercanda gurau.

Sampai waktu ashar tiba, keduanya langsung bergerak mengambil wudhu, Abyan pergi sholat kemasjid sedangkan keduanya memilih sholat dirumah berdua.

Setelah mengambil wudhu keduanya bersiap-siap, Zarah menyerahkan Mukenanya karna Fitri tidak membawa.

Keduanya sholat dengan khusyuk, sampai di wirid Zarah yang memimpin wirid, begitupula doa, Zarah memimpin nya karna Fitri diam, biasa, dari dulu Fitri selalu menolak ketika disuruh berdoa dan wirid, ketika disuruh dia akan diam.

Setelah berdoa, Zarah berdiri hendak melipat sajadahnya, saat berbalik kebelakang, dilihatnya ternyata Fitri belum selesai sholat, pikir Zarah pasti banyak hal yang Fitri curhatkan di sujudnya.

Zara duduk menunggu, karna ia ingin memberi Fitri gamis baru sebagai hadiah.

Namun 5 menit berlalu, Fitri tak bangun dari sujudnya. Zarah takut Fitri pingsan. Ia langsung menyentuh bahu Fitri namun tak ada sahutan, sampai ia tersenggol cukup kuat tubuh Fitri hingga terbaring dilantai.

Mata itu tertutup rapat, matanya tertutup dengan air mata yang belum kering di matanya.

"Fitri!!" pekik Zarah panik.

Ia terus mengguncang tubuh Fitri dan mengoles kan minyak namun tidak ada pergerakan sama sekali, Zarah menangis. Ia memangku tubuh sang sahabat dan memakaikan cadar Fitri ke wajahnya. Karna Fitri sudah seberusaha menjaga cadarnya, sepulang Abyan ia akan meminta Abyan mengangkat tubuh sahabat nya.

Sehingga ia harus memakaikan cadar pada Fitri agar wajahnya tak terlihat.

Setelah cadar terpasang, Zarah terus memanggil nama Fitri berharap ada sahutan namu nihil. Ia elus kepala Fitri berharap mata itu terbuka namun tidak.

Sedikit Zarah singkap kan cadarnya agar Fitri bisa bernafas, namun tubuh Zarah membeku saat tangannya didepan hidung sahabat nya, tidak ada nafas sama sekali.

Air nya jatuh mengenai pipi Fitri, ia merasakan denyut nadi ditangan Fitri namun sudah tidak ada, Zarah dekatkan telinga nya pada dada Fitri berharap terdengar suara jantung berdegup, namun tidak ada, kembali Zarah rasakan nafas Fitri namun tak ada.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un... kau meninggal dalam keadaan indah Fitri, semoga Allah menerima mu di surganya, jadilah sahabat yang nanti mengulurkan tangan mu padaku agar ikut bersamamu kesurga bersama, husnul khotimah sayang ku, sahabat ku, kau sudah tidak merasakan sakitnya, penyakit mu sudah tidak ada, kau sudah sehat, kau tidak sakit lagi ya?"

Terdengar pintu terbuka, Zarah kembali menutup wajah Fitri dengan cadar dan memekik memanggil Abyan.

(´ . .̫ . ')

Disini tempatnya, Zarah terduduk mengelus nisan bertuliskan nama sahabat nya.

Khalifah Fitriatunnisa
Binti
Adriansyah
Lahir: 16 April 2004
Wafat: 10 April 2024

Shafiyyah, Amiyah, Zahwa, pun ada disana namun mereka tidak saling bersapa tegur dengan Zarah, berbeda, semua orang kehilangan gadis baik ini, namun cuma Zarah yang meraung layaknya kehilangan keluarga.

Kebahagiaan, Untuk Zarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang