28. Ya Habibie

1.6K 72 2
                                    

*Jαngαn lupα sholαwαt*🌙

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

happy reading 🌷

Syafa Tuzarah Nireissa. Gadis yang lahir dari rahim wanita yang sama sekali tak mengharapkannya, gadis yang memiliki seribu luka, yang hanya Abyan rumah dan obatnya, namun ia pergi entah kemana. Gadis yang jarang mendapatkan bahagia ketika bersama orang tuanya, gadis yang dibahagiakan oleh sandiwara, gadis yang dicap pembunuh oleh orang tua sendiri. Gadis yang tak mengenal kata 'cemara', nampak dari luar, keluarganya sangat menyayangi nya, namun nampak dari dalam tanpa dilihat pasang mata, itu hanyalah sebuah kebohongan.

Gadis yang kerap dipanggil Fatuzarah,  ia telah berdiri kembali didepan gerbang pesantren besar, pesantren yang pemiliknya adalah mertuanya sendiri, yang akan diwariskan pada suaminya sendiri, "ya Habibi, ya zauji, saya pulang dengan luka yang memulih, namun saya akan bertemu dengan mu yang penuh luka.. maafkan saya, saya pergi tanpa kau ketahui alasannya, dan saya pulang tanpa kau ketahui kabarnya"

Pintu gerbang terbuka, wajah satpam itu berubah terkejut, matanya tidak berkedip sama sekali!

"Ning Fatuz!! Ning Fatuz pulang!! Ya Allah Alhamdulillah, Ning Fatuz pulang semuanya!!! Ning kita pulang!! Kabari orang ndalem, bahwa harta berharga nya kembali, Allahuakbar!, Ning sampean sehat? Ya Allah" seru satpam itu memekik kearah santriwati serta pengurus

Semua mengucapkan syukur, para santriwati berlarian menuju ndalem, satu wanita bercadar datang dengan derai air mata "ya Allah.." lirihnya

"Sahabat saya.. kamu pulang.. kamu sehat, Alhamdulillah ya Allah ya Tuhanku, terimakasih ku kepadamu sangat berlipat ganda, ku ucapkan terimakasih padamu ya Allah.. fatuz.. aku Fitri" ucap nya

Zarah tersenyum manis, ia sudah tak menggunakan cadarnya lagi, semua orang bisa melihat senyum manisnya, ia peluk begitu erat tubuh Fitri, mereka melepas kerinduan yang begitu dalam.

"Ya Allah.. ayo kita ke ndalem, bunyai selalu menangis teringat kamu, aku lulus sekarang tuz, aku bukan lagi jadi santriwati, tapi menjadi pengajar" seru Fitri merangkul pundak Zarah

"Pesantren berbahagia hari ini semuanya!!!!" Pekik ustadzah Hafidzah menghampiri, semua orang tersenyum, bahkan ada yang meneteskan air mata, mengingat ujian Ning mereka yang selalu sabar ia hadapi.

"Ahlan wa Sahlan Ning,  kami merindukan mu"

Zarah tersenyum menyalim ustadzah Hafidzah dan memeluk nya beberapa saat, ustadzah yang pernah ia tak sukai, menjadi ustadzah yang mengerti keadaan nya.

Langkah Zarah didepan pintu terhenti, ada umi yang sedang menatapnya, wanita yang sudah berumur itu diam mematung melihat wajah Zarah didepannya, ia sama sekali tak bisa bergerak, ia hanya terdiam dengan tetesan air mata mengalir, Zarah mengerti, ia berjalan mendekati dan memeluk umi sangat erat, "Zarah pulang umi. Zarah pulang"

Kebahagiaan, Untuk Zarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang