O4. Julukan Sang Ratu

10.4K 533 17
                                        

selamat membaca semua dan semoga suka❤️

FOLLOW DULU BOSSS!

RAMEIN KOMEN KALIAN SEBANYAK-BANYAKNYA DI TIAP PARAGRAF🔥

JANGAN LUPA VOTE🔥

JANGAN JADI SILENT READERS.

───

HAPPY READING

──

O4. Julukan Sang Ratu

•••

Kamis, 27.

Suasana SMA Garuda Bangsa tampak hidup. Seluruh siswa kelas sepuluh di biarkan menikmati kebebasan sementara sebelum pembagian kelas tetap. Ada yang sibuk mengikuti school tour, mencoba memahami denah sekolah yang luas bagai labirin. Sebagian lainnya memilih bermain di lapangan, duduk-duduk di taman, atau menghilang di balik dinding perpustakaan untuk tenggelam dalam buku.

Mereka yang memilih untuk berada di perpustakaan adalah siswa-siswi yang tidak ingin kalah bersaing. Di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi, suasana hening penuh konsentrasi menjadi saksi ambisi mereka yang tak kenal lelah. Bagi mereka kekalahan adalah sebuah aib yang mencoreng harga diri.

Wajah-wajah serius memenuhi meja belajar, pandangan mereka tertuju pada buku-buku atau layar laptop yang penuh catatan. Pulpen bergerak cepat di atas kertas, seolah setiap detik yang telah berlalu adalah kompetisi tidak terlihat untuk menjadi yang tercepat, yang terlengkap, yang terhebat.

Tidak ada ruang untuk kelengahan. Jiwa bersaing mereka telah mengakar kuat, mendorong mereka untuk maju hingga melampaui batasan diri. Beberapa dari mereka bahkan membawa stopwatch untuk menghitung waktu belajar dengan presisi, memastikan setiap menit digunakan secara maksimal.

Berbeda dengan Rana dan Ivory yang memilih kantin sebagai tempatnya berdiam. Suasana kantin yang kala itu sepi karena belum memasuki waktu istirahat untuk kelas sebelas dan dua belas, membuat tempat itu terasa lega. Rana duduk di salah satu meja panjang di sudut ruangan, menyandarkan tubuhnya sambil menatap kosong ke arah temannya.

Tatapannya tertuju pada Ivory yang tenggelam dalam dunia yang hanya dia pahami sendiri. Dengan tangan lentik, dia menggerakkan kuas di atas kanvas kecil yang terbentang di depannya. Setiap goresan terasa penuh emosi, seolah ada cerita yang ingin dia sampaikan melalui warna dan garis. Rana tak bisa memalingkan pandangannya. Melihat Ivory melukis adalah pengalaman yang hampir magis begitu hidup dan nyata.

Rana tidak habis pikir bahwa gadis yang baru dia kenal ini ternyata memiliki bakat seni yang luar biasa. Setiap detail yang di hasilkan oleh tangan Ivory memiliki presisi dan jiwa, seakan Ivory tidak hanya sekedar melukis sesuatu, tetapi juga menuangkan perasaannya ke atas kanvas.

Tidak hanya itu, semalam Rana juga baru mengetahui fakta mengejutkan lainnya. Iseng membuka akun sosial media Ivory, Rana menemukan bahwa gadis ini adalah selebgram dengan ribuan pengikut yang begitu mengidolakan setiap postingannya.

Ivory menjadi sorotan banyak orang karena pesonanya yang unik. Foto-fotonya penuh dengan estetik yang matang. Setiap unggahan tampak di rancang dengan detail dan visi. Komentar-komentar penuh pujian menghiasi setiap postingannya, mulai dari hasil lukisan hingga gaya berpakaiannya yang selalu memikat.

"Lo kenapa, sih? Dari tadi diem aja," suara Ivory memecah keheningan. Gadis itu menoleh sebentar dari kanvasnya, memperhatikan wajah Rana yang terlihat penuh pikiran. "Ada yang mau lo ceritain? Gue bisa jadi pendengar yang baik, lho."

THE SIXTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang