chapter 24

1K 61 11
                                    

Ketika pagi tiba shilla dan keluarganya berkumpul di ruang tamu untuk mengantarkan keberangkatan jenderal Mahendra dan juga shilla ke bandara

"Hiks nak sayang putri mama nanti shilla jaga diri baik-baik yah disana, jangan sampai sakit loh ya"-lirih Serena sambil mengusap lembut wajah cantik milik putrinya

"Putri kecilku jangan sampai terluka lagi ya,papa janji papa akan balas mereka semua dengan balasan yang tidak akan pernah mereka bayangkan"-batin Satya sambil mengelus lembut kepala Shilla

Satya menatap sendu kearah putrinya dia benar-benar telah gagal menjadi pelindung bagi shilla tapi kini dia akan berjanji untuk menemukan siapa pelakunya dan dia akan menyiksa mereka sehingga mereka lebih memilih untuk mati dari pada hidup di siksa olehnya

"Princess apa princess memang benar-benar ingin ikut dengan kakek Mahendra?"-tanya Ian dengan lembut kepada keponakannya itu dan diangguki oleh shilla

"Hn baiklah kalau begitu"-angguk Ian yang mengerti keputusan yang telah diambil oleh keponakannya ini

"Sudahlah sebaiknya kita berangkat sekarang juga sebelum kita terlambat"-ujar jendral Mahendra

"Baiklah"

Sementara itu di bandara Gandhi telah memasuki ruangan pilot dengan tatapan tajamnya menatap kearah pilot yang sedang bersiap-siap

Gandhi menatap pilot itu seakan-akan sedang melihat mangsa yang akan dijadikan sebagai santapannya di pagi hari

Gandhi mulai mendekati pilot itu sambil membawa tongkat baseball di tangannya

"Selamat pagi pak"-sapa Gandhi tiba-tiba yang membuat pilot itu terperanjat mendengar sapaan tiba-tiba nya itu

"Huh kau ini mengangetkan saja"-hela pilot itu tapi sedetik kemudian pilot itu tersadar akan sesuatu

"Tunggu apa yang sedang kau lakukan di dalam ruangan saya?"-tanya pilot itu yang menatap curiga kearah Gandhi

"Aku tadi di suruh untuk membasmi tikus yang menganggu disini"-ujar Gandhi dengan senyum mematikan nya

"H-hei k-kau mau ap-"

brakk!!!

Belum sempat pilot itu melanjutkan kalimatnya Gandhi dengan cepat memukul kepala sang pilot hingga ia terjatuh.

Belum puas dengan aksinya yang melihat pilot itu hanya pingsan, Gandhi kembali mempersiapkan dirinya untuk kembali melakukan aksi selanjutnya yaitu dengan kembali memukul kepala pilot itu dengan sangat kuat hingga membuat kepala sang pilot terpisah dari tubuhnya dan ditendang hingga terpental cukup jauh

"Hahahah Look at this very refreshing blood, it looks so delicious"-ujarnya sambil berjongkok tepat disamping tubuh sang pilot yang sudah tidak bernyawa lagi,sambil melihat banyaknya darah segar yang berceceran di lantai dan juga bajunya yang ikut terciprat oleh darah pilot itu

Gandhi mengangkat kembali tongkat baseball miliknya"It turns out my wand was also stained with your blood, tsk, what a shame even though I just bought it."-ujarnya sambil melihat-lihat sekeliling tongkatnya yang terkena banyak darah

("Tongkatku ternyata juga terkena oleh darah mu ya,ck sayang sekali padahal aku baru saja membelinya")

"Huh hal yang paling aku benci adalah membereskan mayat tidak berguna ini"-kesalnya sambil menatap kearah mayat pilot itu

Namun ketika Gandhi sedang fokus untuk membereskan mayat pilot itu tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan itu

Toktok....

Toktok...

"Pak apakah anda sudah selesai? sebentar lagi jadwal pesawat Airbus A222 akan segera Departure(terbang)"-ujar seseorang dari luar

obsessed psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang