chapter 10

6K 240 1
                                    

Tubuh gadis itu hanya bisa membatu kaku, bahkan untuk mengeluarkan suara saja rasanya begitu sulit.

"JANGAN!"-shilla berteriak keras,ketika dia menyadari bahwa roknya juga telah ditarik turun oleh Cakra,lalu Shilla mencoba untuk menggerakkan kakinya,

"Argh!"-shilla berteriak keras ketika dia melupakan fakta bahwa kakinya saat ini tengah terluka.

"Diam,si*l*n! Atau aku akan mematahkan tanganmu juga!!!"-teriak Cakra dengan penuh amarah sambil menggenggam tangan Shilla dengan begitu kuat

Mendengar ancaman mengerikan itu membuat Shilla seketika berhenti memberontak.Wajahnya terlihat pasrah namun sorot matanya tak bisa berbohong.

Tatapan Shilla kini telah berubah yang dulu selalu memancarkan sinar kebahagiaan dimatanya namun sekarang semakin lama terlihat kian meredup dengan air matanya yang ikut kembali turun

Seiring dengan air mata Shilla yang keluar dengan begitu derasnya,tangan-tangan bi*d*b yang kini juga mulai menyentuh tubuhnya Serta terdengarlah suara raungan kesakitan dan kenikmatan yang bergema diruangan itu.

*ditempat lain

"Apa ada tanda tanda keberadaan anak anak itu?,"-Pria yang ditanya hanya menggeleng dan bersedekap dada.

"Aku sudah mengecek semua tempat yang sering mereka kunjungi, bahkan rute mereka pulang tapi Sayang sekali mereka hilang seperti ditelan bumi,"-ujar Pria itu sambil menguap dan berjalan mendekati Pria lain yang sedang duduk termenung.

"Satya Apa ada yang menganggu pikiranmu?,"-tanya pria yang bernama Rafael

"Hn?"-pria yang bernama Satya hanya membalas dengan deheman

"Oh ya Ian meminta tolong padaku untuk mencari keberadaan Shilla,apa benar Shilla juga ikut menghilang?"-ujar Rafael yang juga bertanya tentang anak Satya yang juga ikut menghilang sambil menyikut lengan rekan nya yang nampak gusar.

"Aku tidak bisa mementingkan urusan pribadi saat ini karna ini juga adalah tugasku sebagai perwira dikepolisian"-ujar tegas dari Satya yang ternyata jauh lebih mementingkan tugasnya dari pada putri tunggalnya

"Tapi ini menyangkut tentang keselamatan putrimu dan tentang masalah 2 temannya Shilla yang hilang biar kau serahkan saja tugas itu pada Yanto dan juga rekan nya sementara Aku, kau dan akan mencari Shilla,"-saran rafael

tapi bukanya setuju akan saran yang diberikan oleh Rafael,Satya justru menatap tajam kearah Rafael

"Aku sudah berjanji kepada Hilman untuk menemukan putrinya,"-ujar Satya

"Dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk menemukan putriku,"-batin Satya melanjutkan

"Bahkan disaat situasi genting saat ini kau masih mementingkan orang lain?,"-tanya Rafael yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Satya

"Aku tidak ingin berdebat denganmu, apa kau tidak ada urusan lain yang lebih penting dari kehidupan ku huh?!!,"sentak Satya tajam Binar matanya menunjukkan raut ketidaksukaan pada rekan kerja nya.

"Ck merepotkan,kau memang keras kepala,"-ujar Rafael dengan kesal melihat kepergian dari Satya

"Serena,istirahatlah nak,Kau belum tidur semalaman ini,"-ujar Mira menatap sendu menantunya yang masih terlihat gusar itu.

Sejak hilangnya Shilla yaitu putri satu-satunya, ia tidak bisa tidur. Bayang bayang masalalu yang hampir terjadi pada "putrinya" itu selalu menghantui dirinya.

"Bagaimana bisa aku tidur bu disaat putri ku Shilla masih ada diluar sana,aku bahkan tidak tau apakah Shilla sudah makan atau belum"-lirih Serena yang memijat keningnya. Air mukanya tampak kelelahan,Naluri nya sebagai ibu membuat dirinya hampir gila.

"Yakinlah Serena,Shilla akan baik baik saja,"-bastian memberi senyuman penenang untuk adik kecilnya ini. Meskipun ia sendiri dilanda kecemasan terhadap keponakan satu-satunya itu.

"Dimana satya?," Semua orang disana lantas menoleh kesumber suara.

"evan,kau kah itu nak?,"-mira menutup mulutnya tidak percaya, baginya kedatangan sosok putra pertamanya itu selalu ia tunggu tunggu. Pasalnya Evan bekerja di perusahaan yang cabangnya berada diluar negeri. Mau tidak mau Evan tentunya harus menetap disana.

Mira memeluk putranya dengan perasaan senang, lalu mencium seluruh wajahnya. Dilanjut dengan pelukan ala laki laki antara Evan dan Bastian. Berbeda dengan Serena, ia tidak menyambut kedatangan Evan. Ia lebih memilih diam termenung dan Evan maklum akan hal itu.

"Aku sengaja pulang untuk turun langsung mencari Shilla"-ujar Evan sambil menatap istri dari adiknya

"Ia tidak mau makan sejak kemarin,"-ujar Mira

"Bagaimana kabarmu adik ipar?,"-tanya Evan membuat Serena tersadar dan langsung membungkuk kepada kakak iparnya itu.

"Maaf aku tidak menyambut kedatanganmu, Kak,"-evan mengangguk maklum.

"Jangan menyiksa dirimu sendiri Serena,Jika Shilla tau kau begini,ia pasti akan sedih,jadi Tolong makan dan beristirahatlah lebih dulu,"-ujar Evan menasehati adik iparnya itu

namun Serena lebih memilih untuk tidak menjawab dan Mira yang tampak masih berusaha membujuk Serena,Hingga tak lama akhirnya Serena berhasil dibujuk olehnya.

"Dimana satya?,"-tanya Evan pada Bastian yang sibuk mengetik sesuatu dilayar handphone nya.

"Dia berada di kantornya,"-jawab Bastian dengan ketus

dapat dilihat dari raut wajahnya yang menunjukkan ketidaksukaannya Kepada Satya saat Evan menyinggung tentang Satya

"Bahkan putrinya hilang pun dia tidak peduli sama sekali. Dia lebih mementingkan putri orang lain,"-lanjut Bastian dengan kesal nafasnya bahkan sampai naik turun.Wajahnya mulai memerah tanda ia sedang sangat emosi sekarang.

"Aku jadi heran kenapa Serena masih tetap mempertahankan nya,"-perkataan terakhir yang diutarakan itu sedikit membuat Evan merasa tak suka

"Jauh dilubuk hatinya, Satya pasti sedang mengkhawatirkan Shilla"-Keduanya menolehkan pandangan nya pada ian yang berjalan kearah mereka.

Disampingnya ada Vito yang tengah menghisap gulungan berisi tembakau itu bastian hanya mendecih sinis.

"Aku tidak akan memaafkan nya jika sesuatu terjadi pada Shilla,"-Ujar Bastian yang menimbulkan kecanggungan diantara mereka.

obsessed psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang