chapter 15

4.7K 209 1
                                    

ditempat Mira...

"Sebentar,"-Seru Mira

ia berjalan tergesa gesa untuk membuka pintu,Dalam hati ia bingung mengapa ada orang yang bertamu pada jam selarut ini.

Mira berteriak histeris saat melihat sosok polos yang sedang terkapar didepan pintu rumahnya,Mira jatuh terduduk tepat dihadapan sosok itu,Tangan nya bergetar menyentuh sosok perempuan dengan mata terpejam nya.

"Tidak mungkin, ini hanya halusinasiku saja," batin Mira

Ia memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya,Sedetik kemudian ia membuka matanya kembali dan saat itu juga ia menyadari bahwa sosok dihadapannya ini bukanlah angan-angannya semata.

Mira menutup mulutnya menahan isakannya, direngkuhnya tubuh polos dan dingin itu,Ia juga menciumi wajah ayu sosok itu dengan perasaan sakit,Ia menangis dan berteriak memanggil semua orang.

semua orang yang Mendengar teriakan perempuan itu membuat yang lain pun ikut keluar guna memastikan keadaan dan ketika mereka semua keluar Betapa terkejutnya mereka saat mendapati Mira yang sedang memeluk tubuh gadis yang tidak menggunakan sehelai kain apapun,

Semua diam tak berkutik, seolah ada petir yang menyambar mereka Untuk sesaat mereka hanya mematung menyaksikan seorang paruh baya yang menangisi sosok itu.

"KENAPA KALIAN DIAM SAJA?!! APA YANG KALIAN LIHAT SIALAN?!! AMBILKAN SELIMUT, CEPATT!!,"teriak Mira dengan tangisannya membuat mereka tersadar,lalu Ian  dengan segera berlari kedalam untuk mencari selimut.

"S-sil-shilla"-lirih Serena yang langsung melemas, Kepalanya mendadak pusing melihat pemandangan dihadapan nya tapi Untung saja dibelakangnya ada Satya yang sigap menahan nya.

"Tenanglah Serena,"-ujar Satya yang sama terkejutnya dengan Serena Tapi sebisa mungkin Satya  menutupi raut kekhawatirannya dengan wajah datarnya.

Shilla entah bagaimana caranya dia bisa berada didepan pintu rumahnya sendiri atau Mungkinkah dia sadar saat dibawa oleh pria pria itu lalu melarikan diri?itu masih belum terjawab,ian kembali membawa Selimut berukuran besar, ia membalut tubuh mungil keponakannya itu

"Biar aku saja,"-Sahut Vito dengan wajah datar saat melihat Ian  ingin menggendong Shilla, dia menggendong Shilla dan membawa nya kedalam.

Fabero hanya bisa mengelus pundak istrinya yang masih menangis,Serena lebih dulu mengikuti Vito yang membawa Shilla

*ditempat lain..

"Untuk apa kau datang kesini?,"-tanya Pria paruh baya itu sambil mengecek jam tangan nya yang masih menunjukkan pukul 6 pagi.

"Apa urusan nya denganmu?,"-jawab pria yang baru datang itu membuat sang ayah yang mendengar jawaban dari putra tunggalnya itu mendengus malas.

*paginya

"Dari mana saja kau semalaman?"-tanya pria paruh baya itu pada putra sematawayangnya dengan tajam

Sementara pria muda yang ditanyai oleh sang ayah itu menatap ayahnya sambil tersenyum kecil kemudian menjawab,

"Hmm?Bersenang-senang!!"-jawabnya singkat dengan smrik diwajah tampannya ketika mengingat apa yang sudah terjadi semalam

"Ckk..ck..Dasar Anak muda zaman sekarang memang merepotkan"-ujar rafael yang mendengar Jawaban singkat dari sang putra.

Tak lama suara dering ponsel menyita perhatiannya, Rafael pun segera mengangkat telpon itu, sementara itu Gavin yang mendengar pembicaraan antara ayahnya dan orang yang menelpon tersenyum miring saat mendengar suara orang yang sedang bicara dengan ayahnya itu,

"Hmmm?,Ternyata Ayah mertuaku ya!!"-batin Gavin sambil menatap kearah sang ayah yang masih sibuk menelpon

"Gavin,ayah akan pergi kerumah satya,Kau jagalah rumah"-Ujar Rafael yang terlihat sedang terburu-buru

"Hmm?!Bisakah aku ikut?,"-tanya Gavin

Langkah Rafael terhenti ketika mendengar pernyataan dari putranya yang ingin ikut,alisnya mengernyit heran,

"sejak kapan Gavin jadi peduli dengan orang lain?"-batin Rafael sambil menatap intens kearah putranya itu

"baiklah tapi Kau kesana bersama ibumu saja,ayah duluan"-gavin diam-diam menyunggingkan senyum di bibirnya saat melihat ayahnya pergi

*Ditempat lain...

Terlihat Seseorang yang berjalan kearah sel tahanan paling ujung kemudian mengetuk jeruji itu dengan jarinya,setelah itu muncullah sosok pria dibalik jeruji besi itu.

Lampu yang berkedip-kedip menambahkan kesan misterius kepada sosok itu.

"Sepertinya tinggal ditempat seperti ini cukup merepotkan ya"-ujar Sosok pria yang ada diluar jeruji itu sementara pria yang ada didalam jeruji itu dihadapan nya hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Sudah menjadi tugasku untuk melaksanakan perintah Tuanku"-ujar pria yang didalam jeruji besi itu

Pria yang ada diluar jeruji itu menatap malas kearah pria yang terlihat begitu malang.

"Hmm Minggu depan kau akan bebas karena Aku sudah menjamin nya,"-ujar pria yang ternyata adalah Gavin

Setelah mengatakan hal itu Gavin lalu berbalik memunggungi pria itu sambil berkata

"Pastikan tidak ada yang tau tentang rahasia kami!!"-ujarnya dingin

Pria yang didalam jeruji itu mengucapkan terimakasih berkali kali pada Gavin Sebelum tuan nya itu tidak terlihat lagi olehnya.

*Dikediaman keluarga Gurmantara

Disinilah mereka semua berada saat ini,di kediaman keluarga Gurmantara,Ada alasan mengapa mereka tidak ingin membawa Shilla ke Rumah Sakit,Salah satunya adalah agar berita tentang Shilla tidak tersebar kemana-mana.

Keadaan keluarga Gurmantara saat ini sungguh Mengenaskan sekali diLihat, mereka sudah seperti gelandangan,dimana Vito dan Bastian yang terlihat duduk termenung di lantai depan pintu kamar shilla dan Ian yang menatap datar pintu kamar keponakan kesayangannya itu,

Sementara itu jenderal Mahendra dan Satya yang saling menatap tajam dan Evan yang masih dalam keadaan diam menatap kosong pintu kamar shilla sambil menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Huh...huh...Satya!!!"-terlihat Rafael yang berlari dengan tergesa gesa menghampiri mereka, rafael terdiam karena dia bisa melihat sisi lain dari keluarga besar Gurmantara yang terlihat begitu menyedihkan saat ini.

TBC...

guys jangan lupa untuk difollow komen dan vote yah, terimakasih ❤️❤️

obsessed psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang