chapter 7

6.3K 298 1
                                    

"tak kusangka kau menghianati kami,"-ujar Cakra yang baru saja datang bersama dengan ketiga teman lainnya.

Gavin tampak tak memperdulikan teman-temannya yang sudah datang dan menatapnya dengan tatapan membunuh dan masih menikmati aktivitasnya dengan terus mencium bibir manis Shilla.

Padahal ia hanya berniat membungkam Shilla, tapi sepertinya ia sudah mulai kecanduan. Ketiga pria itu mendengus melihat rekan mereka yang ambil start lebih dulu.

"Apa kau sudah selesai? Aku juga ingin mencoba nya,"-ujar sagara dengan nada kesalnya

gavin melepas ciuman nya ketika mendengar perkataan dari Sagara, saat itu juga Shilla cepat cepat menghirup oksigen sebanyak mungkin.

Gavin mengusap bibirnya sendiri dan berjalan kearah cakra sambil menaruh tangan nya dibelakang kepala.

"Bibirnya sangat manis, aku yakin kalian juga akan ketagihan nanti,"-ujar Gavin tersenyum dengan penuh kemenangan karena dia adalah orang yang sudah mendapatkan ciuman pertama dari gadisnya.

"Benarkah? Kalau begitu aku juga mau mencobanya,"-Sagara mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Shilla yang terduduk itu.

"Aku cemburu saat Gavin mencium mu, jadi bagaimana kalau aku mencium mu juga?,"-ujar sagara yang tersenyum pada Shilla.

Shillah berteriak minta dilepaskan.

"PRIA BAJINGAN! APA YANG KALIAN MAU SIALAN. LEPASKAN AKU LEPASKAN!! APA KALIAN TULI HAH????!!," Shilla menatap mereka dengan perasaan kecewa dan marah sedangkan Mereka yang ditatap hanya tersenyum miring.

"Kau tau akibatnya jika tidak mau menurut dengan kami kan sayang hmm"-ujar sagara dengan smirk diwajahnya dan berniat untuk membuka kancing seragam sekolah shilla.

Shilla menggeleng kuat disaat tangan Biadab Sagara hendak melepas kancing seragam sekolahnya Tapi Untungnya Shilla lebih dulu menendang titik vit*l milik Sagara membuat sang empu terdorong kebelakang dan mengerang kesakitan.

Brukkk....

"akhhh...."-sagara merasakan titik vitalnya yang begitu sakit setelah ditendang oleh gadisnya

Shilla menendang-nendang barang apapun yang tergeletak di sekitarnya untuk menghalangi pergerakan mereka.

"Shilla hentikan atau kau akan kehilangan kedua kakimu,"-ancam Gandhi

Shilla yang sudah bak orang kesetanan, ia tidak mau mendengar peringatan dari Gandhi dan terus menendang barang-barang yang ada disekitarnya.

Tapi sedetik kemudian Shilla memekik kesakitan saat Gandhi tanpa belas kasihnya menginjak kaki Shilla dengan sekuat tenaga nya

"Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini padamu sayang, tapi aku tidak mau kekasih ku menjadi gadis pembangkang seperti ini,"-Gandhi mengatakan hal itu sambil tersenyum kearah Shilla

Shilla semakin histeris dikala ia melihat Cakra membawa seseuatu yang membuat nya shock dan pusing seketika.

"Lihat siapa yang aku bawakan untuk mu sayang"-ujar cakra sambil membawa sesuatu

Shilla membeku tak percaya, tubuhnya lemas dan kepalanya mulai berkunang kunang melihat pemandangan yang ada didepan nya.

Shilla kembali membelalakan matanya saat Cakra dengan kejinya memotong lidah seseorang dan melemparkan potongan lidah itu kearah Shilla

"Kedua sahabatmu ini telah merendahkan kami sayang karena itulah kami membantu mereka untuk melakukan penebusan dosa,"- Cakra tampak tertawa senang diikuti ketiga pria itu.

"Ja-jangan,"-Shilla menundukkan kepalanya karena Shilla yang tak kuasa melihat seorang sahabat yang ia sayang harus disiksa seperti itu.

Benar, yang Shilla lihat itu adalah olivia dan Rania, Lebih tepatnya kedua kepala mereka.

Cakra menenteng kedua kepala itu lalu melemparkannya ke lantai,Ia menendang kepala kepala itu hingga tepat berada dihadapan Shilla.

Shilla yang melihat itu hanya bisa menangis, hatinya terasa begitu sesak saat melihat kedua sahabatnya mati dalam keadaan yang begitu mengenaskan.

"Yang kau dengar saat itu tidak salah, karena kami memang benar benar menikmati daging mereka"-ujar cakra dengan smirk diwajahnya tanpa adanya rasa bersalah sama sekali .

"Yah Meskipun sedikit susah karena tubuh teman gemukmu ini cukup keras,"-sagara melanjutkan perkataan Cakra

Sagara tampak lebih baik dari sebelumnya, setidaknya rasa sakit dibagian vitalnya tidak sesakit diawal dan bisa Sagara akui bahwa tendangan gadisnya ini lumayan kuat.

Darah dari olivia dan Rania berceceran dari kepala mereka hingga memenuhi lantai yang kotor itu.

Tentang bagaimana keadaan Shilla saat ini Jangan ditanyakan lagi karena penampilan Shilla saat ini sudah persis seperti korban kekerasan dan bahkan tubuhnya juga terkena cipratan darah dari kedua sahabatnya itu.

"Jadi sayang apa kau juga mau berakhir seperti mereka hmmm?,"-Gandhi mengangkat dagu Shilla hingga kedua mata mereka bertemu dan Saat itulah tubuh Shilla ambruk seketika.

obsessed psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang