0--A Pit of Hell

1.6K 107 13
                                    

cw//mention of blood

Gemetar.

Tangannya yang gemetar dan mendingin itu masih menggenggam erat kokang pistol yang semenit lalu meluncurkan peluru menuju kepala pria malang yang terbujur kaku di bawah kakinya.

Satu lagi nyawa manusia yang tak berdaya Sacha ambil paksa atas perintah dari sang Ayah, si kepala keluarga mafia. Jika ditanya apakah dia melakukan semua ini dengan suka rela, Sacha akan menggeleng kuat-kuat untuk membantah itu semua.

Namun, Sacha lebih dari paham bahwa dirinya tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari rahim siapa. Jika saja Sacha bisa memilih, dia berharap untuk bisa lahir di keluarga sederhana yang tinggal harmonis di sebuah gubuk yang terletak di tengah padang rumput asri nan indah. Bersama keluarga kecil yang sehari-hari hanya bekerja sebagai gembala sapi perah dan hidup dari uang yang dihasilkan dengan cara yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak.

Jika saja Sacha bisa memilih, dia ingin keluar dari lingkaran mengerikan yang dilukis Ayahnya menggunakan darah manusia-manusia malang yang menjadi korban dari jebakan liciknya. Sacha ingin lepas dari ikatan keluarga yang kejam ini dan lari sejauh mungkin hingga dirinya tidak bisa ditemukan lagi oleh kaki tangan Ayahnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Jika saja Sacha bisa memilih...

Namun, di sinilah Sacha berada. Di tengah ruang tamu besar yang biasa digunakan Ayahnya untuk menerima klien-kliennya. Lantai marmer yang berkilau mulai kotor bersimbah darah yang mengucur dari kepala seorang pria yang berhasil Sacha lubangi tepat sasaran meskipun dengan tangannya yang gemetar menggenggam gagang pistol itu. Sekilas pemikiran bahwa dirinya mulai menjadi semakin mirip dengan sang Ayah melintas di kepalanya hingga membuat sekujur badan Sacha merinding seketika.

Tangannya lemas. Pistol yang daritadi digenggamnya erat seketika terjatuh di atas lantai, ciptakan suara benturan keras yang menggema di seluruh sudut ruangan. Sacha yang tahun ini berusia 21 tahun, sekali lagi telah merampas nyawa orang lain dengan tangannya sendiri.

"Bersihkan mayat itu," titah sang Ayah kepada bawahan-bawahannya yang sedari tadi berdiri siaga di sekeliling ruangan. Perintahnya dilaksanakan segera, dan tubuh bersimbah darah itu seketika hilang dari pandangan Sacha dalam hitungan detik.

"Biasakan dirimu sendiri, Sacha," ujar sang Ayah sambil menepuk pundak putra bungsunya itu, "setelah ini bakal ada lebih banyak urusan yang harus bikin tangan kamu kotor," lanjutnya sambil berlalu.

"Kerja bagus hari ini. Dua jam lagi temui Ayah di sini," pesan sang Ayah sebelum sepenuhnya pergi dari sana. Meninggalkan Sacha yang perlahan-lahan duduk bersimpuh karena kakinya yang lemas, tidak kuat untuk berdiri lagi.

Bertahun-tahun menyaksikan cara Ayahnya bekerja, tidak serta-merta membuat Sacha terbiasa dengan pemandangan yang mengerikan ini. Segala cara telah Sacha lakukan untuk lepas dari semua ini.

Sacha pernah mencoba untuk membicarakan hal ini pada sang Ayah dan membujuknya untuk membiarkan Sacha mencari jalan sendiri di luar urusan keluarga mafia ini. Tidak sekali dua kali dia lakukan itu, tapi semua ucapannya ditepis kasar oleh Ayahnya.

"Sekali lagi kamu ungkit-ungkit tentang ini, Ayah kirim kamu ke Italia buat urus bisnis di sana." ujar sang Ayah final. Mengurus bisnis di Italia sendirian justru dua kali lipat lebih mengerikan bagi Sacha. Maka, demi menghindari hal tersebut dia akhirnya memilih untuk benar-benar tutup mulut.

Setelahnya, Sacha benar-benar kehabisan ide. Dirinya tidak cukup berani untuk kabur tanpa persiapan dari rumah itu. Tidak ketika kaki tangan serta mata-mata Ayahnya tersebar dimana-mana. Sacha yakin bahwa usahanya sudah pasti akan berakhir sia-sia karena dirinya akan langsung tertangkap bahkan sebelum dia menginjakkan kaki keluar perbatasan kota.

The Nightingale's Operation [Doshin] || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang