Hello, dear readers!
At last, after starting the first chapter of this story three months ago, we have reached its conclusion. I feel incredibly blessed to have brought Sacha and Diego out from my vault and to have completed their journey, all thanks to your unwavering support!
First and foremost, I want to extend my heartfelt gratitude to all of you—whether you left votes and comments or simply visited to read. Each and every one of you is invaluable to me, and your encouragement has truly uplifted my spirits, allowing me to continue this story with renewed motivation. Sacha and Diego would not have reached their happy ending without your support^^
Cerita ini sebenernya udah ngendep di dalam notesku sejak tahun 2021, a year full of new ideas but so short of motivation to bring them to life. Selain itu, aku masih belum ketemu orang yang tepat untuk aku jadiin muse dalam cerita ini, so it remained dormant while I lived my life.
Finally, when I met these lovely two (Shinyu and Dohoon) at the beginning of 2024, I knew the time had finally come! I saw Sacha and Diego in them and felt it would be a shame if their story stayed in my vault forever without introducing them to the world.
I published the story without specific expectations, unsure of how it would be received. But, having myself reaching this Final Note chapter at last making me think that telling Sacha and Diego's story was absolutely the best decision I've made three months ago.
Thank you for staying with me throughout this journey. I am thrilled to say that Sacha and Diego have reached their final destination in New Zealand—just as Sacha had always dreamed—and are now living happily with their little angel, Salim:)
I'll take a brief rest after this before diving into the next exciting story. In the meantime, I hope you all continue to find joy and fulfillment in your own lives, knowing that Sacha and Diego have found their comfort and freedom in each other.
Until I see you again,
Farin.
.
.
.
Ngomong-ngomong, apa yang terjadi pada Satya dan seluruh tokoh yang ada di kehidupan Sacha dan Diego setelah malam itu?
Berkat keajaiban dari Tuhan, Diego berhasil bertahan hidup meskipun ambulance datang sedikit terlambat dan Sacha hampir kehilangan pria terkasihnya itu selamanya. Operasi untuk mengeluarkan peluru dari dada kanannya berjalan lancar dan untungnya, tidak ada kerusakan organ yang cukup parah karena hal itu. Sacha bertekad untuk semakin sering pergi ke gereja setelah ini untuk mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memberi Diego kesempatan kedua.
Satya juga dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Diego. Namun sayangnya, nasibnya tidak seberuntung Diego. Peluru yang ditembakkan oleh Diego mengenai tepat pusat saraf di lehernya sehingga menyebabkan dirinya harus terjatuh dalam tidur panjang dengan alat-alat penyokong hidup di sekelilingnya. Satya jatuh koma. Dan bahkan jika dia berhasil siuman pun, kondisi tubuhnya tidak akan seprima dulu karena dokter telah mengkonfirmasi adanya kelumpuhan permanen pada kedua kakinya yang menyebabkan dirinya harus bersahabat dengan kursi roda selama sisa hidupnya.
Sacha sebenarnya tidak merasakan apapun ketika mendengar kabar itu. Ayahnya yang dulu dia kenal sudah lama mati dan yang tersisa kini hanyalah orang asing yang tidak menganggapnya lebih dari sekedar barang yang bisa dia pakai dan buang sesukanya. Dia masih sering datang ke ruang rawat Ayahnya, kadang-kadang. Tetapi untuk merawatnya apalagi memaafkannya, hmm, sepertinya tidak di kehidupan ini.
Wisnu yang akhirnya mengambil posisi sebagai wali dari Ayah mereka. Setelah insiden malam itu, Wisnu datang menjenguk Diego tiga hari kemudian. Tanpa diduga-duga, dia malah berterimakasih pada Diego atas insiden yang mencelakakan ayahnya itu dan dia juga menawarkan bantuan untuk urusan apapun setelahnya.
Menurut Wisnu, dirinya juga sudah lama muak dengan tingkah laku sang Ayah dan berkat Diego, dia jadi bisa menyingkirkan Ayahnya tanpa harus mengotori tangannya. Diego hanya bisa terkekeh canggung menanggapi informasi itu.
Bisnis gelap sang Ayah akhirnya diserahkan secara total pada Marco, sesuai kesepakatan yang sudah Diego buat. Sacha sempat protes di awal ketika Diego menceritakan tentang kesepakatan yang dia buat kala dia pergi ke Singapura hari itu. Sacha hanya mengeluh karena Diego mengambil keputusan sendiri tanpa berdiskusi dengannya. Yah, meskipun akhirnya dia setuju juga, sih. Sacha berpikir bahwa itu mungkin cara yang terbaik untuk saat ini.
Sebelum menyerahkan kekuasaannya, Sacha terlebih dahulu membebaskan seluruh korban utang Ayahnya dari bunga yang memberatkan dan hanya mewajibkan mereka untuk mengembalikan sesuai yang mereka pinjam dengan waktu yang masuk akal. Begitupun dengan Wisnu.
Dia mulai menghapus pengaruh Ayahnya dari daerah kekuasaannya di Australia dan mulai menjalani bisnis dengan aturan yang sebagaimana mestinya. Dua bersaudara itu bekerja sama bahu membahu untuk mengembalikan keluarga mereka seperti sedia kala, di mana kehangatan dan kemurahan hati masih jadi sesuatu yang akrab bagi mereka.
Julio dan Fabio mendatangi kamar rawat Diego satu minggu setelahnya. Mereka datang agak terlambat karena ternyata ada pekerjaan yang cukup mendesak dan harus segera diselesaikan di sana. Mereka berdua masih berstatus sebagai 'pekerja lepas' seperti biasanya, hingga saat ini. Diego maupun Sacha sama-sama tidak ingin berkomentar banyak tentang itu.
Mereka berdua datang dengan senyum sumringah, sekeranjang penuh parsel buah, dan sebuah amplop besar dengan emboss kecil yang melapisinya. Diego sempat menatap amplop itu dengan bingung sebelum membuka isinya.
Seperti yang dapat ditebak, sebuah undangan pernikahan menyembul keluar dari balik amplop itu. Hubungan antara Julio dan Fabio ternyata berkembang jauh lebih cepat dari yang Diego duga. Mereka bahkan memutuskan untuk menikah duluan dibanding dirinya dan Sacha.
Diego, Sacha, Julio, dan Fabio saling berpelukan penuh haru di tengah kamar rawat inap VVIP rumah sakit hari itu. Diego dan Sacha berjanji untuk hadir dalam pernikahan mereka di Denmark, jika kondisi Diego sudah cukup stabil untuk bisa bepergian jauh.
Setelah membereskan semua urusan mereka di Surabaya, Sacha dan Diego memutuskan untuk meninggalkan semuanya di sana dan pindah untuk menetap di sebuah rumah kecil yang terletak di tengah padang rumput Selandia Baru yang penuh kedamaian. Seperti apa yang Sacha idamkan sejak dulu. Mereka akhirnya menikah di sana dengan pesta kecil-kecilan dan hanya mengundang tamu-tamu yang dekat dengan mereka.
Sacha dan Diego menjalani hari-hari mereka dengan hati yang penuh. Sacha merasa bahagia karena akhirnya dia bisa merasakan hidup normal seperti manusia pada umumnya.
Bersama Diego, dan Salim, putra kecil yang mereka adopsi satu tahun kemudian, Sacha memutuskan untuk menutup buku tebalnya yang lama dan membuka lembaran baru dengan penuh sukacita.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Nightingale's Operation [Doshin] || Completed
FanfictionBagai seberkas cahaya yang menembus gua gelap gulita, Diego datang bak juru selamat bagi Sacha yang terperangkap dalam bayang-bayang dunia ayahnya yang menakutkan. Menjadi putra dari seorang mafia berdarah dingin membuat Sacha harus menyaksikan keke...