2.1--A New Disguise 下

395 52 7
                                    


Meskipun Crema bukan tipe daerah yang bersalju lebat di musim dingin, tetapi begitu malam menguasai, udara tetap akan menjadi begitu dingin hingga menusuk kulit. Sacha mengeratkan mantelnya lalu membuka kedua telapak tangan di depan api unggun yang menyala di hadapannya.

Housewarming party kecil-kecilan malam ini diadakan di halaman rumah Charlie dan Marissa. Saat ini, Sacha tengah duduk di atas sebuah bangku kecil yang telah disediakan tuan rumah sambil memperhatikan Diego, Charlie, dan Marissa mondar-mandir membawa barang-barang dari dalam rumah.

"Sorry that I can't help you guys...," ujar Sacha sungkan kepada Marissa yang sedang meletakkan beberapa bungkus besar marshmallow di atas meja yang mereka sediakan sendiri.

"Oh, please don't be. I know you ain't helping not because you don't want to," timpal Marissa sambil menepuk pundak Sacha ramah. Setelah itu, dia segera mengambil tempat di sebelah Sacha dan menunggu dua orang lainnya datang.

Tak lama kemudian, Diego dan Charlie datang membawa hidangan lainnya. Roti bagel, kentang panggang, lasagna, hingga kue brownis semuanya kini telah tersaji dengan manis di atas meja. Setelah itu, keduanya segera melengkapi bangku-bangku yang masih kosong.

"How are you feeling right now, Love?" tanya Diego begitu dia duduk di sebelah Sacha. Tangan kanannya dengan lihai hinggap di punggung Sacha.

"I'm still good here. Thanks, Honey,"  jawab Sacha sambil tersenyum manis, mengikuti pertunjukkan yang Diego mulai. Diego menarik ujung bibirnya ke atas, tampak tertarik dengan manuver yang dibuat Sacha barusan.

"Aw... you guys are so sweet, I can already picture the two of you living happily while loving each other forever," Marissa berkata dengan mata yang berbinar-binar. Intonasi bicaranya terdengar tulus. 

Tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, Sacha terkekeh canggung. "Enough about us. Why don't you tell me about how you two ended up being together? I really wanna know!" serunya—mungkin terlampau bersemangata, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Untungnya, Marissa dengan cepat menangkap pancingan yang dilempar Sacha. Dia melirik Charlie sambil mengaitkan telapak tangan mereka berdua. "Charlie... saved my life, once."

Kalimat pembuka tersebut sukses menarik perhatian Sacha sepenuhnya. Tanpa sadar, Sacha mencondongkan badannya mendekati Marissa untuk menyimak ceritanya lebih jelas.

"It was during the evening hike in a pine forest near my place. I love hiking alone for the peace and quiet, but that day, things took a turn for the worse," Marissa memberi jeda sebentar, "I slipped on some loose rocks and ended up tumbling down a steep slope. It was horrible. I landed on a narrow ledge with my ankle twisted painfully. That's why, Samuel," Marissa kembali menjeda kalimatnya sambil menyentuh pundak Sacha lembut, "when I met you with a bandage covering your ankle this afternoon, I was so worried."

Sacha tersenyum kecil sembari meletakkan tangannya di atas milik Marissa yang masih menetap di pundaknya. "I'm alright, thanks for caring about me."

"Anytime, dear," balas Marissa sebelum kembali melanjutkan ceritanya, "I was stuck there and scared out of my mind. I started yelling for help, though I didn't think anyone would hear me. But, just when I was losing hope, Charlie appeared," Marissa mengeratkan kaitan tangannya dengan Charlie sambil memandangnya dengan tatapan sayang, "he heard my cries and came to my rescue. He rappelled down to where I was, calmed me down, and safely helped me back up to the trail. I've never felt more grateful in my life than that day, when Charlie found me in that slope."

Marissa menutup ceritanya sambil memeluk Charlie yang duduk di sebelahnya. Charlie membalas pelukan tersebut sambil mengecup pucuk kepala Marissa dengan lembut. Merek berdua tampak saling mencintai dan bersyukur atas kehadiran satu sama lain. Sacha merasa tersentuh.

The Nightingale's Operation [Doshin] || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang