***
"Aran!!" langkah pria yang dipanggil terhenti saat hendak melangkah keluar karna bel sudah berbunyi untuk pulang.
Aran membalikkan tubuhnya dan menatap Marsha yang memanggilnya tadi dengan ragu. Gadis itu masih terdiam sambil menatap Aran, Aran kemudian melirik dua sahabatnya itu memberi kode untuk pulang duluan yang langsung dimengerti oleh Devan dan Rio dan segera meninggalkan ruangan itu menyisakan Aran dan Marsha yang terdiam.
"Ada apa?" tanya Aran terdengar dingin dan cuek. Marsha menelan ludahnya susah payah setelah melihat tatapan tajam Aran.
"Mmm itu, gue, akan kerumah lo hari ini" ujar Marsha gugup. Padahal dia dan Zean tadi tidak pernah merasa segugup ini.
"Jadi?" Marsha memutar otaknya mendengar pertanyaan singkat Aran gadis itu sedikit kesal mendengar respon pria itu.
"Ya, gue cuma ngasih tau saja"
"Oh" Marsha lagi lagi menatap tidak percaya mendengar respon singkat Aran. Padahal dulu pemuda itu sangat antusias jika dia mengatakan akan bermain kerumah mereka.
"Hanya 'oh' saja?" tanya Marsha tidak percaya.
Aran menaikkan sebelah alisnya dengan santai.
"Tidak ada yang ingin dibicarakan lagi kan? kalau begitu gue pulang duluan" ucap Aran dengan datar menimbulkan dengusan kesal dari Marsha."Dia sangat berubah." monolong Marsha yang segera meninggalkan tempat itu dengan kesal.
***
Wajah Zean langsung berbinar setelah melangkah keluar dari gedung sekolah dan menemukan bundanya yang tersenyum lebar kearahnya. Zean langsung mendekati bundanya itu dengan senyum lebarnya juga.
"Bunda sudah lama menunggu?" tanya Zean dengan semangat.
"Bunda baru datang sayang. Bunda sengaja menjemputmu karna mobil mu sedang dibengkel kan" ucap Shani dengan lembut.
"Heheheheh terima kasih bund" ucap Zean dengan senyum. Shani hendak menuntun Zean kemobilnya namun ditahan oleh Zean membuat Shani menyeritkan alisnya bingung.
"Tunggu sebentar bunda" ucap Zean sambil menoleh kebelakang dan sekitarnya hingga wajahnya semakin berbinar saat mata hitam pekat itu menangkap gadis yang dicarinya sedang berjalan dengan wajah yang ditekuk.
"Marsha!!!"panggil Zean sedikit berteriak membuat Marsha menoleh keasal suara dan matanya langsung membulat sempurna melihat anak dan ibu yang berdiri tak jauh darinya.
"Bundaaa!!" pekik Marsha dengan senang sambil berlari dan memeluk bunda sahabatnya itu.
Marsha memang selalu memanggil Shani dengan bunda sejak dulu.
Shani yang sempat terkejut langsung mengulum senyum manisnya dan mengelus surai hitam Marsha dengan sayang.
"Wahhh Marsha semakin cantik ya. Bunda sangat kangen sama kamu" ujar Shani dengan wajah bahagiaanya.
"Marsha juga bunda. Maaf karna tidak pernah menghubungi kalian" ucap Marsha menyesal.
"Tidak apa apa sayang. Yang penting sekarang kita bisa bersama seperti dulu lagi kan" Marsha mengangguk lucu membuat Zean dan Shani terkekeh.
"Nah, gimana kalau kita pulang bareng. Bunda ingin mengobrol banyak dengan mu" usul Shani yang langsung diangguki setuju oleh Marsha.
"Tapi bun, kita tidak tunggu Aran dulu?"satu pertanyaan dari gadis itu membuat raut wajah Shani langsung berubah namun tak lama, wanita itu kembali tersenyum.
"Dia bawa mobil sendiri kok. Jadi dia akan menyusul"ucap Shani.
"Tapi-"
"Sudah sudah, mending kita berangkat sekarang ya" potong Shani membuat Marsha hanya terdiam dan menurut saja.
Sedangkan Zean mendesah kasar mendengar alasan tak jelas bundanya itu kemudian hendak memasuki mobil itu namun urung saat dilihatnya mobil dibelakang mereka.
Dia sangat mengenal mobil itu dan juga dia yakin pemilik mobil yang ada didalam itu sedang tidak baik baik saja melihat adegan mereka tadi.Zean hendak berjalan mendekat kearah mobil itu namun pemiliknya sudah melajukan mobil itu dengan kecepatan diatas rata rata.
Dengan wajah kecewa, Zean memasuki mobil bundanya yang sudah siap dengan Marsha didalamnya juga. Dan selama perjalan kerumah, Zean hanya terdiam dengan tatapan kosong.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aran
Teen FictionKisah seorang pemuda rapuh yang harus menghadapi persoalan hidupnya yang rumit dan masalah yang silih berganti menghampirinya. "Aku rela hati dan fisikku terluka asalkan masih bisa melihat senyum dan tawa bahagia mereka yang aku sayangi. Walau bukan...