4

958 94 1
                                    


[Bosan, bosan, bosan]

[Rumah besar fasilitas mewah tapi sangat sepi! untuk orang yang terbiasa berpesta sepertiku, hidup dalam rumah yang suram dan menyesakan ini benar-benar tidak cocok untukku]

[Aku ingin keluar dan berpesta!! tapi pemilik aslinya orang gila yang tidak punya teman, huuuh ini membosankan]

   Arman mengelus pangkal hidungnya kepalanya sungguh pusing dengan berbagai kotak dialog didepannya

   Sudah beberapa hari ini dia terganggu dengan pikiran kakaknya yang semakin liar

   Dan dia jadi tau selama dia masih kisaran jarak tertentu dengan sang kakak maka kotak dialog itu akan mengikutinya

  Tidak penduli sekalipun ia tidak bertatap muka dengan sang kakak

  Contohnya sekarang kakaknya ada di kamarnya dilantai tiga di rumah itu sementara dia berada di ruang kerja dilantai pertama

    Yah walau ada sedikit keuntungan karena kakaknya terkadang membocorkan isi novelnya dimana ini cukup membantu baginya dalam mengambil keputusan.

[Penjahat bahkan lebih kasian, udah gak punya teman nasibnya juga penuh kemalangan]

  Kepala Arman mengernyit kesal

"Siapa bilang aku tidak punya teman, aku punya!"ucapnya kesal sembari menunjuk ke arah kotak dialog

[Hahahaha jika penjahat ada di sini pasti dia akan bilang kalau dia masih punya teman padahal dari novelnya penjahat adalah karakter yang didesain tidak pernah memiliki teman]

  Arman mendengus sebal

[Yah penjahat itu memiliki kehidupan yang cukup miris, sejak kecil ia belajar dengan keras hanya untuk mendapatkan pujian dari orang tuannya, saat baru saja beranjak dewasa dia malah harus mulai memimpin perusahaan dan menjaga kakaknya yang kurang waras, jadi pada dasarnya tidak mungkin penjahat memiliki kesempatan untuk mencari teman]

Arman menunduk, ekspresinya suram

[Tapi yang paling malang dari itu adalah karena penjahat bahkan belum pernah mencicipi manisnya cinta dan masih perjaka sampai kematiannya]

  Arman yang tadinya menunjukkan ekspresi sedih sekarang malah di buat kesal.

[Sungguh malang percuma saja tampan kalau masih perjaka]

"Sudah cukup!!"teriak Arman sembari mengibaskan tangannya berusaha untuk membuat kotak dialog itu menghilang dari pandangannya

    Yah walau itu percuma

Jika melihat isi pikiran kakaknya lama-lama dia bisa ikut stress

  Dengan kesal dia mengambil ponselnya dan berkirim pesan

[Wow ada apa dengan penjahat? Dia mengirim pesan ke ponselku]

[Dia akan menemaniku ke taman bermain, kekanakan-kanakan padahal yang ku mau itu pesta penuh dengan musik, alkohol, dan wanita!]

  Dengan geram Arman menekan tombol ponselnya penuh kekuatan beruntung ponselnya kualitasnya bukan kualitas kentang

[Artikel apa ini? Kenapa penjahat mengirimiku artikel hmm coba kulihat isinya oooohh iya juga sih cuaca di negara ini tidak cocok untuk minum dan berpesta, oke kapan-kapan aku akan meminta penjahat untuk mengajakku ke luar negeri]

[Toh cepat atau lambat perusahaan penjahat akan bangkrut, jadi kenapa tidak menghabiskan semuanya saja sebelum bangkrut]

  Setelah itu tidak ada kotak dialog lagi yang muncul di depannya

"Akhirnya tenang sekarang aku bisa lebih berkonsentrasi mengurus berkas."

Melihat berkas segunung dibelakangnya rasanya Arman pengin ngereog aja.









•••••

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang