11

616 65 1
                                    

[kyaa lihat-lihat wajah penjahat yang masam bagai air perasan jeruk nipis! sebel aah, mumpung FL nya belum jauh mending aku ajak penjahat ngikutin aja! Biar sekalian tau aslinya]

  Aru menarik tangan Arman sembari mengikuti langkah Andisa dari kejauhan

  Aru kesal dengan wajah Arman yang tidak mempercayainya padahal dia sudah menceritakan semuanya

  Setelah jaraknya dirasa aman Aru mengajak Arman bersembunyi

  Dari jarak tempat Aru dan Arman bersembunyi tidak terlalu jauh dari Andisa setidaknya mereka masih bisa melihat dan mendengar suara dari tempat Andisa berada

"Arman siapa gadis cantik yang berada di samping Andisa?"tanya Aru berbisik

"Kalau gak salah namanya Kin--Kin siapalah, yang jelas nama depannya Kin katanya dia anak yang baru ditemukan  di keluarga itu, beberapa waktu lalu dia dikenalkan sebagai anak angkat keluarga itu dan jadi adiknya Andisa."jawab Arman seenaknya

Aru menutup mulutnya terkejut

[Benar-benar novel yang sangat klise bagaimana bisa pemeran pendukung yang hanya muncul dalam tiga episode ini begitu cantik, tinggi semampai kalau ada yang bilang dia pemeran utamanya aku pasti setuju!! Karena dia lebih cantik dari FL nya!!]

  Arman kembali melihat ke arah Andisa dan adiknya melihat Dengan lebih teliti

'memang lebih cantik.'pikirnya setuju

[Kyaa FL mendorong Kin ke dalam kolam renang, siapapun tolong!!]

   Arman yang membaca itu tentu saja bersiap untuk keluar dari tempat persembunyiannya berniat menolong

  Tapi tangannya di tahan oleh Aru

"Ngapain?"

"Nolongin lah! Itu ada orang yang kecebur kalau lewat bisa bahaya!"seru Arman

"Udah gak usah, udah ada yang nolongin."ucap Aru

"Mending kita tonton dari sini saja."imbuhnya

[Iiih penjahat kamu itu yah harusnya acuh tak acuh jangan sok peduli]

Arman yang hanya bisa membisu membaca pikiran sang kakak


  

                •••••di tempat lain•••••

"Kinnian kenapa kamu bisa seceroboh itu, bang Kenan kan jadi khawatir."ucap Andisa menatap Kinnian dengan wajah khawatir

  Kinnian yang terbatuk-batuk tanpa sempat menjelaskan

"Kalau mau bunuh diri cari tempat yang sepi jangan di kolam renang."ucap Kenan sarkas lalu pergi dari sana

"Disa ayo pergi."ajak Kenan lalu menarik tangan Andisa

"Tapi bagaimana dengan Kinnian?"ucap Andisa penuh ke khawatiran

Kenan mengeluarkan uang dari dompetnya lalu melemparkannya ke arah Kinnian

  Lalu kembali menarik tangan Andisa tanpa menengok ke belakang melewatkan kesempatan melihat wajah Andisa yang menyeringai puas

  Kinnian yang ditinggalkan Menggigil kedinginan

  Tiba-tiba saja ada handuk yang menyelimutinya

Tatapan matanya bertemu warna coklat gelap

"Uhuk."batuk Aru

Arman mengalihkan pandangannya

[Penjahat ayo cepat bilang!!]

"Nona, mau saya belikan baju?"tanya Arman

  Kinnian yang mendapat tawaran seperti itu tentu saja menatap keduanya curiga saat dia berniat akan bangun

Aru dan Arman sama-sama berseru

"JANGAN BANGUN!!"

Tentu saja itu mengagetkan Kinnian dan membuatnya kembali duduk di pinggiran kolam

"Nona, ba--ba-ju yang dipakai nona."ucap Arman menutupi setengah wajahnya yang memerah sembari mengalihkan pandangannya

  Kinnian menatap baju terusan berwarna putih yang dipakainya yang kini tampak transparan

Mengerti

Kinnian segera saja menyelimuti tubuhnya dengan handuk yang diberikan Arman

   Dengan wajah memerah karena malu Kinnian bertanya

"Apa tawaran tadi masih berlaku?"

"Tentu."jawab Arman

"Kalau begitu bisa tolong belikan aku baju?"

"Baik, kakak ngapain ikut berdiri?"

"Ikut."jawab Aru

"Gak kakak temani nona ini, biar aku saja yang beli, nona bisa tolong jaga kakakku sebentar."ucap Arman lalu meninggalkan keduanya

"Eeehh?"

  Kinnian melirik ke arah Aru lalu memilih kembali mencelupkan kedua kakinya ke dalam kolam

[Peran pendukung yang hanya muncul dalam tiga episode ini Jika dilihat lebih dekat benar-benar cantik pori-porinya hampir tidak terlihat dan kulitnya halus seputih susu]

"Namamu siapa?"tanya Aru dia berjongkok sambil menatap ke arah Kinnian Tantu saja jarak mereka cukup lebar untuk muat 2 orang lagi

"Kinnian, nama kakak sendiri dan kakak yang tadi siapa?"

"Namaku Aruna kamu bisa panggil aku Aru saja, kalau kakak yang tadi itu adikku namanya Arman dan dia masih jomblo."jawab Aru

Kinnian yang membuang muka karena malu

[Aaaahhh penjahat kamu mencuri hati orang!!!]

  Sementara itu ditempat Arman

"Tuan ini pesanannya."ucap petugas sembari menyerahkan kantong plastik ke Arah Arman

  Dengan wajah kusut Arman menyerahkan uang basah yang dipungutnya ke arah petugas

  Yah tentu saja Arman tidak akan mau mengeluarkan uang untuk orang yang tidak dikenalnya jadi tadi sebelum pergi dia memungut uang yang dilempar Kenan

"Kembaliannya untukmu saja."ucap Arman lalu pergi

  Meninggalkan petugas masih menatap uang basah ditangannya dimana airnya masih menetes membasahi meja kasir










•••••••••

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang