Sudah beberapa hari ini rumah Arman kedatangan tamu tetap
Mereka adalah para anak muda generasi ke 3 yang tidak sengaja menjadi teman bagi Aru
Menyingkirkan Arman selaku pemilik rumah sebenarnya
Sebenarnya bisa dibilang banyak keuntungan yang diperoleh oleh Arman selama anak-anak itu bermain di rumahnya
Salah satunya semua pekerjaannya di permudah
Tapi dia juga menuai banyak kesulitan terutama saat beraktivitas di luar
Karena walaupun tak terlihat Arman merasa ada yang selalu memperhatikan gerakannya yang cukup membuat dia merasa tidak aman
Arman menarik tangan Aru lalu membawanya masuk ke dalam ruangan kerjanya
"Kak! Bisa gak kakak tidak terlalu sering pergi bermain dengan anak-anak itu."ucap Arman
"Kenapa? Bukankah kau juga mendapat banyak keuntungan dari hubungan pertemananku dengan para anak muda itu."balas Aru
"Iya sih, aku merasa semua yang aku lakukan dipermudah dari berbagai sisi tapi akhir-akhir ini aku merasa ada banyak yang mengawasi aku dan itu membuat aku menjadi tidak tenang."jelas Arman pada sang kakak
[Wajar sih orang para anak muda itu anak generasi ke 3 yang Artinya mereka anak yang paling disayangi oleh keluarganya kalau gak begitu, gak mungkin pemeran utama kedua si polos yang bodoh bisa ditipu sampai habis oleh FL]
"Aku membawa mereka ke sini untuk memberikan manfaat buat kamu!"balas Aru
Arman menatap Aru bingung tidak mengerti apa maksudnya
"Karena kamu gak mau ninggalin perusahaan juga gak mau jual saham dan kamu juga bermain terlalu jujur di perusahaan, kalau kamu terus mempertahankan sikap seperti ini sama aja kayak di novelnya, perusahaan itu akan bangkrut dan karena aku bukan kakak kamu yang sesungguhnya aku tidak akan menjadi gila dan bunuh diri tapi aku juga gak mau hidup miskin."jelas Aru
[Alasan lainnya juga karena aku gak mau melihat penjahat paling bodoh didalam novel ini mati di depanku]
Arman terdiam tidak bisa membantah
Panggilan dari luar memutuskan pembicaraan mereka
Melihat ekspresi Arman Aru menepuk pundak Arman dan berbisik di telinganya
"Jangan terlalu dipikirkan apa yang aku ucapkan tadi, agap saja apa yang kulakukan ini adalah investasi untuk segala kemungkinan yang terjadi di masa depan."
Lalu menepuk pundak Arman sekali lagi sebelum pergi keluar
[Sesekali berperilaku layaknya seorang penjahat karena peranmu dalam novel ini adalah penjahat, Arman]
••••••••••••
"Gibran! Mau kemana kamu?"tanya seorang wanita cantik berkacamata sembari memegang berkas
Saat melihat adiknya berjalan tergesa-gesa dalam pakaian rapi
"Mau pergi ke rumah teman."balasnya
"Benarkah?"tanya wanita itu curiga
"Sumpah kak!"seru Gibran
"Gibran, kakak ingatkan sekali lagi jika kamu ketahuan menggunakan nama keluarga kita untuk membantu seseorang yang tidak jelas, kakak akan membuangmu keluar negeri."ucap wanita itu dengan tegas
Tapi masih di tanggapi dengan santai oleh Gibran, karena dia berfikir kakaknya tidak akan serius dengan ucapannya
Setelah Gibran pergi wanita cantik itu kembali membaca berkas ditangannya
"Ternyata dia cukup sensitif juga."gumamnya
Suara dering ponsel mengusik ketenangan ditempat itu
"Bagaimana? Siapa yang tengah dekat dengan adikku?"tanyanya
"Lapor nona belakangan ini tuan Gibran sering pergi ke rumah keluarga prawira dan bermain dengan tuan tertua di sana, sebenarnya tidak hanya tuan muda Gibran saja tetapi beberapa dari generasi ke 3 sering ke sana."
"Apa kau sudah menyelidiki latar belakangnya."
"Saya baru berhasil mengumpulkan informasi umumnya, bahwa tuan tetua dari rumah prawira bukanlah anak kandung tuan prawira diketahui bahwa dia anak yang dibawa istrinya pada pernikahan sebelumnya dan dia tidak pernah diperkenalkan secara resmi, setelah berkasnya lengkap akan segera saya kirimkan kepada nona."
"Oke."
Dengan itu panggilan berakhir
••••••••••
Cuplikan episode selanjutnya
"Om Aru kita main ke KTV yuk?"ajak salah satu anak di sana
"Boleh tapi kalian yang bayar."balas Aru malas
"Sip."
KAMU SEDANG MEMBACA
pikirannya (End)
AcakAru tidak sengaja masuk ke dalam novel yang dibacanya dia memasuki karakter Aruna seorang pemuda yang merupakan saudara tiri dari penjahat tiba-tiba saja Arman dapat melihat kotak dialog dikepala kakaknya [karena dia penjahat dia memiliki wajah yang...