12

593 62 2
                                    

Beberapa hari berlalu semenjak peristiwa kolam renang

  Kini Aru dengan tatapan mata tak bernyawa menyadarkan kepalanya di meja sembari memainkan pulpen ditangannya

  Kehidupan Aru akhir-akhir ini sangat suntuk

   Karena beberapa hari ini Arman selalu pulang larut dan pergi pagi-pagi sekali

  Keduanya hampir tidak pernah bertemu sekalipun

"Tuan pertama lihat saya membawa apa?"ucap Morgan dengan wajah seramnya dia berusaha menghibur Aru

"Apa?"tanya Aru tidak bersemangat

"Lihat ini sepatu berhak model pria berwarna ungu, tuan kedua berusaha keras untuk mencarinya lhoo."ucap Morgan ceria

  Berbeda dengan hari-hari sebelumnya dimana Aru masih bisa bersemangat saat melihat model sepatu kesukaannya

  Kini ekspresi yang ditampilkan Aru masih datar dan tidak bersemangat matanya pun tampak mati

"Morgan, pengin jalan-jalan."ucap Aru lemah masih memainkan pulpennya

"Tuan pertama, kata tuan kedua tidak boleh!"jawab Morgan dengan polosnya

"Morgan kan bisa nyetir ayo ambil mobil di bagasi dan pergi."ajak Aru

"Tuan pertama saya memang bisa menyetir tapi saya tidak tahu arah dan tidak bisa membaca peta."jelas Morgan

  Aru kembali meletakkan wajahnya ke meja tidak bersemangat

  Dia lupa karakter Morgan itu pelupa kecuali arah ke perusahaan dan mall dekat perusahaan tempat dimana sering Morgan kunjungi

  Pada dasarnya Morgan tidak tahu arah

"Aah!!"seru Aru tiba-tiba lalu dia memutar kursinya menghadap ke arah Morgan

"Morgan."panggilnya

"Ya, tuan pertama."jawab Morgan

  Aru tiba-tiba saja menyodorkan kakinya ke arah Morgan

  Morgan memiringkan kepalanya bingung dengan tindakan Aru

"Ayo pakaikan sepatu yang dibeli adikku."perintahnya

"Tapi itu bukan tugas saya tuan pertama, sayakan pengawal."bantah Morgan terus terang

"Kamu kan gak ada kerjaan, aku juga gak perlu dikawal karena cuma bisa diam di rumah."ucap Aru

   Setelah berfikir sebentar Morgan setuju dengan ucapan Aru

"Karena kamu di gaji adikku, aku gak bisa biarin kamu diam aja! Makanya ini  aku kasih kerjaan."imbuhnya

  Morgan dengan polosnya mengambil kotak sepatu dan berlutut di hadapan Aru

   Sembari mengganti sepatu Aru Morgan berfikir

'sepertinya ada yang aneh tapi apa?'

           •••••ditempat Arman••••••

"Pak Harto bisa tidak sekali saja bapak tidak bertindak ceroboh dan lalai."ujar Arman tegas

  Pria paruh baya didepannya hanya bisa menunduk diam

"Untungnya masalah kali ini masih bisa diselesaikan baik-baik."ucap Arman menghela nafas lega

"Lain kali bapak harus bisa lebih hati-hati."nasihatnya sembari memberikan dokumen kepada pak Harto

  Didalam ruangan pak Harto masih bisa menunduk hormat dan pergi baik-baik

  Tapi saat pintu tertutup dia tidak menahan gerutunya

"Memangnya dia siapa? Jika bukan karena aku apa ayahnya akan memiliki modal yang cukup untuk mendirikan perusahaan besar ini, anak masih kemarin sore saja belagu."gerutunya

  Tanpa diketahui Pak Harto Arman masih bisa mendengarnya

  Lalu dengan suara rendah yang hanya bisa didengarnya sendiri Arman menjawab

"Tapi anak kemarin sore ini yang selalu membereskan masalah yang dibuat bapak! usia tua, pengalaman banyak tapi dikasih kerjaan masih kayak pemula huh dasar gak tau diri."

"Gak tau apa gara-gara masalah yang dibuat oleh orang seperti bapak, Saya jadi terjebak di perusahaan selama berhari-hari bahkan gak sempat bertatap muka dengan kakak, haah jadi kangen membaca pikiran kakak."imbuhnya

  Cara Arman mengeluh cukup unik







•••••••••


pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang