10

682 65 1
                                    


[Mau ke sana, tapi disini juga ada banyak hal yang sulit ku abaikan, ini salah penjahat! Kenapa dia mengajak ku ke sini]

  Arman memiringkan kepalanya ke arah sang kakak

"Ayolah kak, sudah hampir 1 jam kita disini, kapan kita pergi?"

"Hush."Aru meletakkan jari telunjuk dibibirnya memberi isyarat diam

"Jangan keras-keras nanti ketahuan."bisik Aru

[Lihat para npc di dunia ini digambarkan dengan cantik bahkan yang laki-laki pun terlihat tampan benar-benar tidak ada yang jelek]

 
[Sekali lagi aku sadar ini didunia novel karena tidak mungkin didunia nyata, semua orang sama rata cantiknya untuk memanjakan mata, tapi aku jadi rindu dunia nyata dimana penampilan orangnya beragam ada yang cantik, ada yang jelek, ada yang pas-pasan]

  Merasa tindakan yang dilakukannya tidak sesuai dengan keperibadiannya Arman berdiri

"Arman."seru Aru panik saat Arman berdiri sembari berusaha menarik tangan Arman supaya kembali berjongkok

"Berdiri kak, lagi pula ini kolam renang untuk umum dan ini bukan di luar negeri dimana orang hanya memakai pakaian dalam."ucap Arman tentu dengan suara pelan sembari menarik tangan Aru

"Ayolah jangan kayak orang mesum begini."imbuhnya

"Arman, sedang bermain juga disini."sapa seorang gadis mungil bermuka kecil bermata besar menghampiri mereka

[Wah gadis imut]

  Aru langsung berdiri mengibaskan tangan Arman dan bertindak cool

"Iya, kamu sendiri?"jawab dan tanya balik Arman

"Aku menemani adikku disini, dan ini?"

"Hmm Aru kakaknya Arman."ucap Aru menyodorkan tangannya ke arah gadis itu

  Sebelum tangan mereka bersalaman Arman memotong ditengah

"Ini Andisa, anak temannya mama."jawab Arman

[Dasar penjahat padahal sedikit lagi aku bersalaman dengan gadis mungil itu]

  Gadis yang kita tahu bernama Andisa itu menarik tangannya dan tersenyum

"Kakakmu pantas saja kalian terlihat mirip, tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya?"ucap Andisa

     Entah kenapa Arman merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Andisa

"Tentu saja kau tidak pernah melihatku, aku terbiasa tinggal di luar negeri dan baru kembali baru-baru ini."jawab Aru dengan wajah datar yang terkesan tidak ramah

"Oowh, Arman aku pamit dulu ya."ucap Andisa

"Ya."jawab Arman

Andisa juga mengangguk dan tersenyum ke arah Aru

"Arman Arman, bukankah dia itu pemeran utama wanita di novel ini."ucap Aru

  Sudah tidak ada rahasia lagi diantara keduanya kecuali beberapa informasi pribadi Aru menceritakan segalanya kepada Arman

   Begitupula Arman kecuali fakta soal dia bisa membaca pikiran kakaknya

[Kyaa kenapa aku baru mengingatnya aku baru saja bertemu FL bermuka dua najis untung tadi tidak jadi bersalaman]

"Hah? Dia pemeran utama wanita di dalam novelnya, kakak tidak salah ingat?"tanya Arman dengan curiga

"Tentu saja tidak, didalam novelnya dia digambarkan bertubuh mungil, berwajah mungil dengan mata besar membuatnya terlihat polos dan menarik."jawab Aru

"Dan gadis yang tadi sesuai deskripsi bahkan namanya juga cocok jadi kecil kemungkinan aku salah."imbuhnya

Arman masih menatap Aru curiga jujur saja dia masih tidak percaya

  Bahwa gadis kecil yang dikenalnya itu adalah FL bermuka dua

"Kalau tidak percaya bayar saja orang untuk mengikutinya."ucap Aru

[Nih nih sifat ragu-ragu penjahat muncul jika seperti ini penjahat jadi tidak terlihat seperti penjahat]

"Aah sudahlah biar aku pikirkan nanti."jawab Arman







••••••••

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang