22

225 14 1
                                    

  Sebelum kembali ke rumah
Aru dan Nara memilih tempat sepi untuk mengobrol berdua

   Walaupun tidak terlalu dijelaskan baik Aru maupun Nara meminta para pengawal yang mengikuti mereka untuk pergi bersembunyi dan tidak terlihat oleh mata mereka

  Kembali pada Aru dan Nara

"Jadi kejadian unik apa yang kamu alami saat sampai di dunia ini?"tanya Nara penasaran

"Gak unik sih, tapi waktu itu aku masih ada di pesta aku cuma memejamkan mata tidak sampai satu detik tiba-tiba saat membuka mata aku udah ada di kasur besar dan kamar asing awalnya aku bahkan mengira kalau aku ini masuk ke tubuh orang lain dan aku sempat berpikir kalau aku masuk ke dalam cerita genre fantasi yang banyak monsternya! Aku bersyukur ini dunia modern."cerita Aru panjang x lebar

"Terus bagaimana pengalaman pertama kamu didunia ini?"tanya balik Aru

  Yang ditanggapi Nara dengan cemberut

"Kamu tau kita masuk ke dalam novel milik siapa?"tanya Nara mengalihkan pertanyaan

Aru gugup merasa kalau jika dia tidak akan bisa menjawab pertanyaan Nara dengan tepat

"Maaf, aku hanya ingat alur ceritanya aku bahkan lupa untuk judulnya apalagi pengarangnya."jawab Aru

  Nara hanya menghembuskan nafasnya lelah lalu menyenderkan kepalanya ke belakang dan melihat langit

"Kita masuk ke dalam cerita anak kita,"ucap Nara

"Hah!?"

"Iya ini cerita buatan anak kita."lanjut Nara

  Aru tidak bisa berkata-kata

"Dasar anak itu!! Dia pasti mau balas dendam sama kita! cih awas saja kalau aku bisa balik ke dunia nyata, aku pasti akan memukul pantat anak itu!"ucap Aru dengan kesal

"Kalau pun dia dendam sama kita itu juga salah kamu! Seharusnya kamu menghibur dia waktu dia diputusin sama pacarnya waktu itu dan cerita absurd ini gak akan pernah ada!"tuding Nara

"Heleh yang waktu itu banyak ketawa karena dia diputusin sama pacarnya siapa?"balas Aru tidak mau kalah

Nara dan Aru saling mendengus kesal

Mereka tambah kesal karena mereka masuk ke dalam novel ABG yang ditulis secara random oleh anak mereka karena putus cinta

"Pantas saja karakter kita di buat mati cepat."ucap Aru

"Yah sejak awal sepertinya anak itu cuma menulis karakter kita sebagai pelampiasan kekesalannya jadi karakter kita juga gak masuk kategori penting,"balas Nara

"Kamu masih mending karakter ada naskahnya! walaupun diakhiri dengan bunuh diri, lah aku udah gak punya dialog aku juga cuma muncul di akhir cerita lagi."lanjutnya

"Kamu yang mending setidaknya karaktermu kagak dibuat mati."balas Aru

Keduanya kembali terdiam

"Emang aku sedingin itu sama anak kita?"tanya Aru tiba-tiba saat mengingat deskripsi tentang Aruna di ceritanya

"Kalau boleh jujur semenjak anak itu beranjak dewasa kamu emang lebih peduli untuk berpesta dan bermain dengan teman-temanmu,"jawab Nara

Aru terdiam

"Dan seperti kamu aku juga secara tidak sadar menganggap anak itu sudah bisa mengurus dirinya sendiri, karenanya aku lebih nyaman mencari penghibur sendiri."balas Nara sembari mengingat deskripsi karakter Naraya yang dikatakan hobi traveling

Keduanya kembali menghela nafas berat

"Yah se--dewasa apapun anak itu kita tidak seharusnya meninggalkannya tanpa perhatian."ucap Aru

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang