24

146 12 0
                                    

Untuk pertama kalinya sepanjang Arman hidup dia diperlakukan begitu baik oleh orang lain

Seperti saat ini Aru tengah duduk di bangku disamping kasurnya dengan mangkuk makanan ditangannya

     "Ayo makan."ucap Aru sembari menyuapi Arman

"Kak, perasaan kakiku yang terluka deh."sembari menggerutu Arman tetap menerima suapan demi suapan dari Aru

  Sebenarnya ini bukan pertama kali Aru menyuapinya walaupun tidak pernah diceritakan

   Saat Arman demam akibat terlalu banyak berkerja beberapa waktu lalu Aru yang mengurusnya dengan telaten

   Terlihat dari cara mengurusnya Aru pasti sering melakukan hal serupa di dunianya dulu

   Jika bukan karena hal itu tidak mungkin Aru bisa mendapatkan tempat di hati Arman begitu cepat

Setelah selesai memberi makan Aru mendudukkan dirinya di ranjang disamping Arman dan meminta Arman bersandar di bahunya

   Arman menyandarkan badannya pada Aru sembari memikirkan perilaku orang-orang di sekitarnya

   Entah itu Aru entah itu Damar entah itu Ella dan lainnya mereka memperlakukannya bak kaca rapuh yang mudah pecah

    Padahal dia cuma keseleo doang dan bisa dibilang udah hampir sembuh tetapi tidak ada yang menghiraukannya

  Kemana-mana dia selalu ditempeli oleh Aru ataupun Morgan kakinya bahkan hampir tidak pernah menyentuh tanah

   Kakak iparnya dan Damar yang menggantikannya untuk urusan kantor

   Arman heran dia jadi curiga apa yang diadukan Damar saat memberikan kabar kepada yang lainnya

"Arman aku sudah membuat janji dengan psikolog, sebentar lagi psikolog itu tiba kamu tinggal mengeluarkan unek-unek mu, jangan sampai ngelakuin hal nekat lagi."ucap Aru

Dengan wajah kebingungan Arman melihat ke arah Aru

"Emang aku ngelakuin perbuatan nekad apa??"tanya Arman

Aru merasa aneh dengan ekspresi Arman

"Bukankah kamu kecelakaan karena ingin bunuh diri."balas Aru

Arman langsung dibuat kaget

"Hah?! Kapan aku bunuh diri dan karena alasan apa?"

"Kata Damar karena kamu mengetahui kenyataan tentang asal usul Aruna."balas Aru heran dengan pertanyaan Arman

[Emang bukan yah, padahal gara-gara aduan damar aku sampai kena tampar] (Aru)

[Hah!? Masa sih, Arman kan mentalnya labil gitu di ceritanya](Nara)

"Biar aku jelasin apa yang terjadi kalian yang lagi nguping didepan pintu juga dengerin."balas Arman kesal emang dia Serapuh itu

  Bagaimanapun dia bukan remaja labil dan juga bukan pemuda yang masih beranjak dewasa yang masih mencari jati diri

  Dia sudah berusia lebih dari 30 tahun usia yang bisa dibilang dewasa dan matang

Flashback

Setelah mendapat data dari Damar
Arman sebenarnya sudah menduganya

  Tapi tetap saja ini sulit bagi Arman untuk menerima kenyataan dan didata itu juga untuk pertama kalinya setelah Arman melupakan

  Rupa Aruna yang sebenarnya dari chapter awal

  Dia sekarang mendapat gambarannya

Gambaran Aruna sangat jelas dibenaknya dia memiliki rupa 70/80% mirip dengan wajah Aru

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang