15

506 50 3
                                    


[Karena pinggang penjahat lumayan tebal, lebih baik menghindari jas berkancing satu]

Arman berdiri diam membiarkan sang kakak mendandani dia

[Jas biru berkancing dua ini terlihat lumayan cocok dengan penjahat dan membuat pinggangnya terlihat lebih ramping]

Arman melihat ke arah pinggangnya

"Apa memang setebal itu?"gumamnya tanpa sadar

"Huh?"

"Kak, sudah waktunya kita pergi."ucap Arman

"Tunggu sebentar."balas Aru masih melihat Arman dengan cermat

[Proporsi tubuh penjahat lumayan bagus, untuk ukuran pekerja kantoran yang hampir tidak pernah olahraga tapi yah karena ini dunia novel itu dianggap wajar, kalau di dunia nyata mah syukur-syukur gak nimbun lemak]

Arman yang menatap datar kotak dialog di depannya

[Tapi penjahat juga punya kekurangan yang mencolok yaitu tinggi badannya kalau di dunia nyata dianggap tinggi kalau di dunia ini maka akan dianggap mungil]

"Gak usah ngejek juga kali."ucap Arman tanpa sadar

"Siapa yang ngejek?"tanya Aru

"Gak, bukan apa-apa ayo kak nanti kita telat."ucap Arman menghindari pertanyaan Aru

Lalu menarik tangannya pergi dengan terburu-buru






Tempat pesta

Arman menunjukkan surat undangan yang dibawanya kepada petugas keamanan untuk diperiksa

Tapi saat langkahnya akan masuk dia dihentikan

"Maaf tuan para tamu undangan hanya diperbolehkan membawa satu orang untuk mengikuti pestanya."ucap petugas dengan sopan

Arman mengernyitkan dahinya

"Apakah pengawal juga tidak diperbolehkan?"tanyanya

Pasalnya ini sangat aneh mengingat pesta ini tempat berkumpulnya orang-orang penting biasannya di ruangan pesta akan disediakan ruang khusus untuk para pengawal

Yah ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi para tamu

"Maafkan saya sekali lagi tuan ini sudah menjadi peraturan dari penyelenggaraan pesta, tuan tenang saja keamanan pesta ini sudah terjamin."jelas petugas

Arman menghembuskan nafasnya lalu melihat ke belakang

'pantas saja pak Cakra tidak mau datang ke pesta ini.'pikirnya

"Morgan bisa kamu tunggu didalam mobil."ucap Arman

"Baik tuan kedua."balas Morgan lalu berjalan kembali ke tempat parkiran

Arman melihat ke samping

'tumben sekali pikiran kakaknya sangat diam.'pikir Arman

"Kenapa?"tanya Aru balik menatap Arman

"Bukan apa-apa ayo masuk."ajak Arman

Aru melihat sekeliling dengan tatapan datar berbeda dengan pesta yang dipikirkannya

Ternyata pesta ini jauh lebih sepi

Arman sendiri sudah mulai menyapa para tamu lainnya meninggalkannya di tempat

"Permisi Om."sapa pemuda bersama dengan anak gadis disampingnya

Aru celingak-celinguk sadar bahwa hanya dia yang ada di situ Aru menunjuk dirinya sendiri

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang