[Karena pinggang penjahat lumayan tebal, lebih baik menghindari jas berkancing satu]Arman berdiri diam membiarkan sang kakak mendandani dia
[Jas biru berkancing dua ini terlihat lumayan cocok dengan penjahat dan membuat pinggangnya terlihat lebih ramping]
Arman melihat ke arah pinggangnya
"Apa memang setebal itu?"gumamnya tanpa sadar
"Huh?"
"Kak, sudah waktunya kita pergi."ucap Arman
"Tunggu sebentar."balas Aru masih melihat Arman dengan cermat
[Proporsi tubuh penjahat lumayan bagus, untuk ukuran pekerja kantoran yang hampir tidak pernah olahraga tapi yah karena ini dunia novel itu dianggap wajar, kalau di dunia nyata mah syukur-syukur gak nimbun lemak]
Arman yang menatap datar kotak dialog di depannya
[Tapi penjahat juga punya kekurangan yang mencolok yaitu tinggi badannya kalau di dunia nyata dianggap tinggi kalau di dunia ini maka akan dianggap mungil]
"Gak usah ngejek juga kali."ucap Arman tanpa sadar
"Siapa yang ngejek?"tanya Aru
"Gak, bukan apa-apa ayo kak nanti kita telat."ucap Arman menghindari pertanyaan Aru
Lalu menarik tangannya pergi dengan terburu-buru
Tempat pesta
Arman menunjukkan surat undangan yang dibawanya kepada petugas keamanan untuk diperiksa
Tapi saat langkahnya akan masuk dia dihentikan
"Maaf tuan para tamu undangan hanya diperbolehkan membawa satu orang untuk mengikuti pestanya."ucap petugas dengan sopan
Arman mengernyitkan dahinya
"Apakah pengawal juga tidak diperbolehkan?"tanyanya
Pasalnya ini sangat aneh mengingat pesta ini tempat berkumpulnya orang-orang penting biasannya di ruangan pesta akan disediakan ruang khusus untuk para pengawal
Yah ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi para tamu
"Maafkan saya sekali lagi tuan ini sudah menjadi peraturan dari penyelenggaraan pesta, tuan tenang saja keamanan pesta ini sudah terjamin."jelas petugas
Arman menghembuskan nafasnya lalu melihat ke belakang
'pantas saja pak Cakra tidak mau datang ke pesta ini.'pikirnya
"Morgan bisa kamu tunggu didalam mobil."ucap Arman
"Baik tuan kedua."balas Morgan lalu berjalan kembali ke tempat parkiran
Arman melihat ke samping
'tumben sekali pikiran kakaknya sangat diam.'pikir Arman
"Kenapa?"tanya Aru balik menatap Arman
"Bukan apa-apa ayo masuk."ajak Arman
Aru melihat sekeliling dengan tatapan datar berbeda dengan pesta yang dipikirkannya
Ternyata pesta ini jauh lebih sepi
Arman sendiri sudah mulai menyapa para tamu lainnya meninggalkannya di tempat
"Permisi Om."sapa pemuda bersama dengan anak gadis disampingnya
Aru celingak-celinguk sadar bahwa hanya dia yang ada di situ Aru menunjuk dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
pikirannya (End)
RandomAru tidak sengaja masuk ke dalam novel yang dibacanya dia memasuki karakter Aruna seorang pemuda yang merupakan saudara tiri dari penjahat tiba-tiba saja Arman dapat melihat kotak dialog dikepala kakaknya [karena dia penjahat dia memiliki wajah yang...