21

285 20 1
                                    

"Hey Ell, aku dengar dari Paman, kamu tengah menjalin hubungan dengan Arman?"tanya tiba-tiba seorang pria tampan

"All beberapa kali aku bilang untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk."tegur Ella

"Maaf aku lupa."balas pria itu masih menatap Ella dengan penasaran

"Belum masuk, masih tahap pengenalan."jawab Ella

"Haduh kenapa kamu tidak langsung melamarnya saja, ini bukan gaya Ella yang aku kenal."ucap pria itu pasalnya sebagai teman kecil Ella dia tahu Ella tipe orang yang bergerak cepat jika sudah bertemu sesuatu yang menarik perhatiannya

"Justeru karena aku suka beneran makanya aku harus hati-hati, aku ingin hubungan seumur hidup dengan dia, saling melengkapi seperti ayah dan ibu."balas Ella

"Hmm mau aku bantu?"tanya pria itu lagi

"Bantu apa?"

"Aku akan mengerjakan pekerjaanmu jadi kamu memiliki waktu lebih dengan Arman."tawar pria itu

Mata Ella berbinar jelas tertarik dengan tawaran pria itu tapi saat mengingat ayahnya Ella kembali menghela nafas

"Aku juga akan bantu soal Paman."ucap pria itu sekali lagi

"Makasih All! Kamu memang Sahabat aku yang paling baik."ucap Ella lalu segera pergi meninggalkan ruang kerjanya

Tidak lama setelah Ella pergi

Tok tok tok

"Masuk."

"Nona Ella ada lap--."ucapan sekretaris itu terpotong saat orang yang menduduki posisi Ella ternyata

"Maaf tuan Alam, saya tidak tahu anda ada disini."ujar sekretaris membungkuk meminta maaf

"Tidak apa-apa letakkan laporannya, nanti biar saya periksa."

"Baik."

••••••••••

Setelah Ella mendekati Arman hari-hari Gibran menjadi lebih bebas
Dia tidak harus terjebak di dalam pengawasan kakaknya 24/7 hari

   Lingkungan bermainnya pun menjadi lebih luas walau setiap akhir pekan diusia Gibran yang sudah cukup tua tapi harus mengikuti kelas karena sang ayah

      Kehidupannya sekarang cukup memuaskan bagi Gibran

    Selain Gibran kehidupan Aruna juga cukup memuaskan karena akhirnya dia memiliki supir yang tahu jalan lebih tepatnya supir Gibran

    Entah bagaimana teman beda generasi itu kembali menjadi teman baik dan bahkan lebih baik dari sebelumnya

     Aruna, Gibran dan kawan-kawan kini tengah dipusat kota mereka berkumpul untuk berjalan-jalan sore

  Saat Aruna meminta Gibran dan yang lainnya untuk pergi duluan karena tali sepatunya lepas

    Dia ditabrak dari arah belakang dan membuat keduanya terjatuh

Merasakan sosok lembut yang jatuh diatasnya

Aruna berniat untuk marah tapi saat melihat wajah familiar di depannya

  Apalagi keduanya menampilkan ekspresi kaget yang sama

"Runa/Nara."panggil keduanya berbarengan

"Sejak kapan kamu di dunia ini?"ucap keduanya berbarengan

  Aru bangun dari jatuhnya otomatis Nara jadi duduk di pangkuan Aru

Keduanya saling memandang

"Kamu kok gak cari aku! Padahal kita diangkut didunia yang sama."tuduh Aru dengan nada merengek

"Haduh bukankah seharusnya kamu yang mencari aku jangan-jangan kamu lupa lagi sama aku."ucap Nara lalu memilih menjambak rambut Aru

"Ouch sakit.... sakit.... Nara hentikan!"seru Aru sembari menahan tangan Nara

Keduanya saling memandang

"Kamu juga lupa sama aku kan, jangan pura-pura."keluh Aru

Nara melepaskan jambakannya lalu mengalihkan pandangannya

"Aku masih kesal ya kenapa kamu lebih mementingkan ajakan teman kamu ikut pesta! alih-alih menemani aku."ucap Nara dengan nada sebal mengalihkan pembicaraan

"Tapikan aku harus menepati janji, lagi pula itu juga pesta terakhir kami."ujar Aru ngeles

"Iya pesta terakhir, karena kita sama-sama terjebak di dalam buku bukan."balas Nara menatap Aru tajam

Yang dibalas senyuman gugup dari Aru

"Tapi ada dampak positifnya lihat aku wajahku terlihat lebih muda dan kulitku lebih putih dari pada yang dulu."ucap Aru tersenyum sembari mengambil tangan Nara untuk mengelus pipi mulusnya

"Om Aru, bareng sama siapa?"tanya Monika

"Istriku."jawab Aruna refleks

"Tapi kapan Om Aru nikah?"tanya Gibran dengan polosnya

[Oh ya lupa didunia ini kan aku belum nikah sama Nara]

  Aru segera berdiri dan mengendong Nara ala pengantin

  Nara terkejut dengan tindakan Aru tapi dari tindakannya yang langsung memegang leher Aru membuktikan bahwa dia sudah terbiasa

"Sekarang!"seru Aru lalu berlari pergi

"Huh!!!?"meninggalkan anak-anak itu dalam kebingungan






Saat akan keluar dari pusat kota Aru tampak kebingungan

Menengok kanan dan kiri melihat hal itu Nara pun bertanya

"Cari apa?"

"Kantor catatan sipil."jawab Aruna

Pletak

"ouch Kok kamu jitak aku sih?"

"Runa otak itu dipakai! sekalipun ketemu kantornya juga kita gak bawa berkas-berkas buat nikah."jelas Nara dengan kesal

"Owh iya ya, tapi masa status kita gantung sih, gimanapun didunia nyata kitakan suami isteri."keluh Aru lalu mendudukkan dirinya di tanah sembari memeluk Nara

   Sebenarnya Nara malu tapi dia sudah terbiasa dengan tingkah polah suaminya yang malu-maluin

"Ya udah mendingan kamu ngelamar aku lagi terus kita nikah."balas Nara

"Kamu jadi siapa dibuku ini?"tanya Aru

"Naraya Soetomo bisa dibilang bibi kecilnya Ml, kalau kamu?"

"Aruna Nugroho kakak tirinya penjahat."balas Aru

••√√•

Cuplikan chapter selanjutnya

Arman dikejutkan dengan Aru yang membawa wanita ke rumah

Dia lebih terkejut lagi saat dia bisa.....

Bisa apa hayoo?



Catatan penting ; Aru didunia nyata memang suka berpesta tapi dia tetap menjaga dirinya tetap 'bersih' dan dia punya aturannya sendiri

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang