180 Degree (6)

6 3 0
                                    

P.s media hanya untuk mendukung suasana, ekspresi dan latar.

Sepulangnya pengawal Kawaguchi, Nanae masih memperhatikan bagaimana isi dalam kamar kos Rin. Rin sedang membaca baca artikel tentang bagaimna cara merangkai bunga dengan baik dan bagus di komputernya.

"Nanae, jika kau ingin eksplor kamarku eksplor saja. Aku ada kerjaan di komputer"

"Baiklah"

Beberapa waktu dia keliling kos Rin lama lama dia agak muak melihat betapa berantakannya kamar tersebut. Akhirnya dia membereskan tempat tempat tersebut. Mulai mengganti seprai tempat tidur, membereskan peralatan makan dan dapur dan merapikan alat alat lukisnya.

"Bisa bisanya ya kamar anak gadis macam seperti tempat pembuangan akhir seperti ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa bisanya ya kamar anak gadis macam seperti tempat pembuangan akhir seperti ini"

"Hey, aku mendengar apa yang kau bicarakan ya"

"Ups. Sorry"

Nanae pun lanjut membersihkan kamar kos Rin.

"Nah begini kan lebih baik untuk kesehatan mata, kamarnya"

Beres dengan hal hal tersebut, lalu Nanae menemukan sesuatu yang lebih membuatnya muak lagi, yakni banyaknya baju kotor yang menggantung di tembok. Tak pikir panjang, dia langsung mengambil semua dan memasukkannya ke masin cuci dan menjemurnya. Tak lama, dia menghampiri Rin yang sedang memandang monitor komputer sambil merangkai bunga plastik.

"Apa yang sedang kau lakukan Rin?"

"Aku sedang berlatih merangkai bunga"

"Hmm, kau terlihat tidak feminin. Tapi, ini fun fact baru tentangmu, ternyata kau suka membuat buket bunga"

Rin pun terkekeh mendengar ucapan Nanae.

"Kau pikir aku melakukan ini karena aku suka? Aku melakukan ini semua untuk mendapatkan uang. Untuk apa aku menyukai hal bodoh yaitu menyukai merangkai buket bunga. Ewww. Menjijikan"

Nanae pun memutar bolanya malas.

"Kupikir kau memang menyukainya. Uhm, tapi ketika kau tak suka, harusnya kau tak perlu berkata itu menjijikan"

"Nyatanya memang begitu. Aku bekerja paruh waktu di florist sebagai uang tambahan. Uang bulanan dari orangtuaku seringnya kurang, jadi aku harus bekerja paruh waktu"

"Ah, begitu ya"

Nanae masih saja terus memperhatikan Rin yang sedang belajar merangkai bunga untuk ia praktekkan di tempat kerjanya. Nanae merasa ada yang salah dengan rangkaian bunga Rin. Nanae sangat pandai dalam hal merangkai bunga. Baginya, kegiatan tersebut adalah kegiatan wajib yang harus dimiliki anak anak perempuan di Midorikawa. Maka, ketika melihat keanehan rangkaian bunga yang dibuat oleh Rin, dia sangata amat gemas ingin memperbaikinya.

"Rin, bolehkah aku ikut membantumu merangkainya?"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri"

"Tapi, rangkaianmu tidak cocok Rin, aku sering melakukan itu di Midorikawa. Aku bantu ya?"

Upside Down Crown Princess Nanae's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang