Nanae tak pernah menyangka kakaknya akan memberikan takhta nya padanya hanya karena seorang wanita yang tak jelas asal usulnya. Dia tak mengerti apa yang terjadi dengan kakaknya hingga dia melepas jabatan dan gelar bangsawan nya demi hidup diluar is...
Semilir angin sore menemani Nagisa yang sedang menaiki Range Rover hitamnya di pusat kota. Nagisa kembali memikirkan mimpi mimpi nya belakangan ini. Gadis tersebut benar benar menguasai sebagian besar isi kepalanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan secara tiba tiba, potongan potongan kenangan indah bersama gadis tersebut pun terputar dengan jelas di pikirannya. Ini juga terjadi saat dia bertemu dengan Rin. Rin mengajak temannya ketika hari ini bertemu dengan Nagisa. Nagisa pun refleks menceritakan nya kepada adik kesayangannya tersebut yang kini sedang bermain dengan hewan kura kura sulcata nya. Benar benar random, pikir Nagisa. Ya, teman yang Nagisa sebut tadi adalah kura kura Sulcata Rin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rin hanya mengatakan 'mungkin kakak terkena demam cinta ataupun semacamnya'. Dia nampak terlalu fokus dengan Sulcata nya dan terlihat tak terlalu peduli dengan cerita sang kakak. Tapi kenyataannya, Rin hanya merasakan apa yang sedang kakaknya rasakan, dia tak perlu mendengar penjelasan panjang kali lebar dari bibir tipis Nagisa.
"Rin, boleh tidak Sulcata mu kakak letakkan di lantai basement sebentar?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yang empunya hanya mengerucutkan bibirnya dan meninggalkan sang kakak di meja mall.
"Riiiiiiiin, kau malah lebih sayang sulcata mu daripada kakamu"
Rin justru hanya berbalik arah menengok Nagisa dengan senyum menyeringai saat menanggapi kisah Nagisa. Dia menyimpulkan bahwa kakaknya itu sedang mengalami sindrom cinta datang terlambat. Rin juga tak mengerti mengapa dia bisa dengan mudahnya menganalisa perasaan kakaknya tersebut.
