Paint a Smile (43)

3 1 0
                                    

Semilir angin pagi membuat Nagisa ingat akan sesuatu yang diamanahkan padanya. Amanah untuk mendekatkan Rin dengan Shotaro. Awalnya Nagisa gusar apa yang harus dia lakukan supaya mereka berdua cepat dekat dan sama sama saling memiliki perasaan. Tapi akhirnya, Nagisa memutuskan untuk mengajak mereka berdua berjalan jalan bersamanya nanti juga mereka akan lebih dekat, pikir Nagisa.

Tepat dia hari ini Nagisa mangajak Nanae dan Shotaro untuk pergi jalan jalan bersama dia. Nagisa mengajak mereka pergi ke taman bunga sakura karena Nagisa ingin melukisa disana, jadi Rin setuju saja. Rin duduk di bangku depan dan Shotaro duduk di bangku belakang. Nagisa menoleh ke samping dan ke belakangnya. Ia menjadi bingung. Kalau seperti ini tentu Rin hanya banyak bicara dengan dirinya saja, malah tak berbicara sama sekali pada Shotaro.

"Rin, sebenarnya mungkin kau lebih baik duduk di belakang saja menemani Shotaro. Kakak tidak apa apa di depan sendirian"

Rin menolak, dia tidak enak jika Nagisa menyetir sendiri depan. Biasanya, Rin selalu menamani Nagisa menyetir jika mereka sedang pergi bersama. Rin juga sering memberi navigasi arah dari aplikasi google maps jika Nagisa bingung untuk mencari alamat.

"Tak apa, kakak bisa sendiri. Temani Shotaro ya"

Shotaro melihat rona wajah Rin yang seperti menolak untuk duduk siampingya di belakang. Dia sebeanrnya agak kecewa, namun dia paham Rin mungkin tak terlalu suka jika Nagisa berusaha mendekatkan dirinya dengan Shotaro.

"Biarlah Nagisa. Kau nampak butuh bantuan Rin di depan"

Dengan menghela nafas panjang, Nagisa pun akhirnya menancapkan pedal gas Range Rover hitam nya. Rin yang tak lupa membawa kura kura sulcata nya bersamanya pun sedang bercanda dengan hewan mungil itu. Nagisa hanya menggeleng gelenggkan kepalnya saja melihat tingkah random Rin. Sementara Shotaro malah tersenyum lucu melihat tingkah Rin. Sebenarnya, tadi Shotaro menawarkan untuk menggunakan mobilnya saja, namun Nagisa jelas menolak karena dia memiliki misi.

"Kau bahkan lebih banyak bicara pada sulcata mu dari pada dengan dua manusia disini Rin. Kakak tak mau kau seperti dulu lagi yang sangat pasif berinteraksi"

"Tapi kan sulcata ini kakak yang menghadiahkan ketika aku lulus? Dia nampak lucu kan kak?"

"Iya, itu kakak yang memberikan untukmu. Tapi, ketika ada orang, bisakah kau simpan sulcata itu di kandangnya dulu? Biar kau fokus mengobrol dengan aku dan Shotaro"

"Aku tidak mau. Aku suka bicara dengan hewan. Terkadang hewan lebih memahami diriku daripada manusia"

"Rin?"

Nagisa memandang dalam ke iris Rin. Akhirnya dia pun memasukkan sulcata kecil itu ke dalam kandang nya dan meletakkannya di bawah. Rin hanya menatap lurus ke luar jendela. Dia sesungguhnya bingung harus bagaimana sekarang. Rin rindu kehadiran Nanae di hidupnya. Rin memang sudah lebih akrab dengan Shotaro. Tapi, dulu ketika Nanae masih ada bersamanya, obrolan mereka jauh lebih dalam.

Tak beberapa lama, Nagisa segera memarkirkan Range Rover hitamnya di sebuah parkiran taman bunga sakura. Mereka semua pun keluar. Nagisa dan Rin bersiap dengan alat lukisnya.

Rin dan Shotaro benar benar terpesona dengan keindahan taman bunga sakura disana. Telapan tangan Shotaro ditengadahkan ke atas dan menampung banyaknya bunga sakura yang berguguran lalu meniupnya. Nagisa dan Rin sudah mulai serius melukis apa yang menarik dihadapannya. Sambil melukis, Nagisa sedang mengatur sebuah strategi jitu di dalam benaknya.

Pelan pelan, Nagisa mundur dan mengendap endap kembali ke mobilnya lalu mengendarainya pergi menjauh dari sana. Dia sebenarnya takut melakukan ini, takut kalau Rin akan marah. Terjadi pergulatan batin di dalam jiwa Nagisa. Akankah dia kembali lagi ataukan tidak. Tapi bayangan wajah Nanae menghiasi pikirannya lagi. Jadilah dia tetap meninggalkan mereka berdua.

Upside Down Crown Princess Nanae's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang