• Part 4

326 31 11
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


oki kembali kerumahnya,
ia tak melihat kehadiran siapa pun dirumah ini, sepi dan sunyi.

ia menghempaskan tubuhnya ke sofa, ia sungguh merasakan lelah.

Ia melihat beberapa bingkai foto di dinding, ia amati satu persatu foto itu. ia merasakan keseruan dan kehangatan difoto keluarga itu saat semuanya masih utuh dan disaat keadaan rumah baik baik saja.

tidak hanya inda dan bene saja yang merasakan perubahan tersebut, ternyata dirinya juga merasakan jikalau ia selalu berkelahi dengan Abang pertamanya setiap hal apapun.

"aku ga bisa, tapi ntah kenapaa keadaan menyuruhku membuat seperti itu, sangat jahat, tapi...", ujarnya yang sudah tak sanggup berbicara
Ia merasakan dadanya yang sesak
ia menahan air matanya yang sudah terbendung.

"aku hanya iri saja terhadap adik adikku, mereka selalu di sayangi dan diperhatikan. Mereka selalu dibuat nyaman sedangkan diriku juga harus ikut merasakan pahitnya hidup, ga pantas sekali nampaknya aku hidup enak", gerutu okii yang sangat merasa tak adil dari persaudaraannya

ia mengusap wajahnya dengan kasar dan bangkit dari sofa dan berjalan menuju ke kamarnya.

•••

sudah 5 menit lamanya bene menjalani pertandingan, bahkan sekarang ia sedang memimpin urutan nomor 3, tapi itu tak memenuhi targetnya, ia harus bisa mengejar orang yang berada di posisi nomor satu dan berubah jadi dirinya yang akan no 1.

tapi karena ia sudah merasakan kewalahan, itu membuatnya tak sanggup untuk mengejar posisi ke 1 karna jaraknya yang cukup jauh.

indaa seorang diri yang menyaksikan pertandingan adiknya, ia juga tampak gelisah dan cemas tapi dihatinya ia terus berdoa agar bene bisa memenangkan perlombaan ini.

Apalagi ia tahu jika bene sangat menginginkan masuk sekolah olahraga internasional.

"ayoo ben, kamu pasti bisaaa!", teriak indaa saat berlari didepan laluannyaa

ia terus berharap kepada tuhan agar memberikannya kesenangan kepada bene, agar usaha kerasnya tak membuatnya ia merasakan sia sia.

"AYOO BEN, INGETTT SKOLAH IMPIAN MUU BEN, KEMENANGAN MU UDAH DIDEPAN MATAA BEN!!!",
teriak inda dengan penuh semangat

bene yang mendengarkan teriakan dari abangnya itu merasakan haru, bahkan ia merasakan semangat sepenuhnyaaa ntah kenapa yang tadinya merasakan lesu kini ntah dari mana tenaga itu membuatnya semangat lagi.

Bangkit Bersama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang