• Part 3

301 26 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

semua menghela nafas saat bene pergi dengan keadaan marah dan kecewa, mereka saling berpandangan satu sama lain.

"ini semua karna kau, bang", ucap oki dengan menatap ke arah boris dengan tatapan tajam menusuk

boris sungguh tak terima mendapatkan tuduhan sembarangan dari adiknya
"maksud kau apa, bene marah karna aku gitu?", tanya boris dengah suara lantang

indaa yang berada disitu hanya diam melihat kedua abangnya yang sedang saling ribut.

oki tersenyum dengan sinis saat boris tak mau mengakui "ya karna kau la, kalau kau ga nuntut aku kerja pasti aku bisa support bene",
jelasnyaa yang tak juga kalah lantang dari boris

boris semakin dibuat bingungg kenapa seolah olah sekarang dirinya tertuduh salah terus menerus "jangan asal sebut muncung mu itu ki, aku ga nuntut kau, aku pun dak maksa kau untuk kerjaaa...!", Boris yang merasakan emosinya sudah ingin meledak

inda melihat kedua abangnya yang emosinya semakin meledak, ia menatap dengan wajah sedih ntah mengapa semenjak mamak dan bapak tidak ada keadaan rumah ini semakin hancur, perlahan lahan rumah ini seperti akan hancur kehangatan di keluarga ini pun semakin memudar.

ia beranjak dari kursi dan meninggalkan kedua abangnya yang tak selesai berkelahi itu hanya membuat dirinya semakin mumet.

"aku dan kau orang yang paling tertua disini, ki. kita punya dua adik yang harus kita urus aku ga mau ki, semenjak ga ada mamak dan bapak mereka merasakan sulitnya kehidupan, aku memikirkan keadaan mentalnya ki...", boris mulai meluahkan isi hatinya.

Bukannya membuat oki bungkam, justru penjelasan itu sungguh tak bisa ia terima dengan baik, ia tak setuju dengan apa yang dikatakan oleh boris.

"kau anak pertama jadi kau yang pantas untuk mencari biaya hidup kami, keadaanya pun aku belum wisuda masih beberapa tugas yng harus aku selesaikan...
ITU URUSAN MU, BUKAN AKU!",
tolak oki yang sangat tak setuju dengan ucapan boris.

ia mendekati Boris sehingga posisi mereka sangatlah dekat, dan nafas Boris yang tak beraturan terasa oleh oki, lalu ia pergi meninggalkan boris sendiri.

boris menatap ke punggung oki yang berjalan meninggalkan dirinya, emosinya memuncak, rahangnya mengeras dan mata yang memerah.

"ARKHHH SIALLL!", teriak boris lalu meninju Dinding rumahnya dengan emosi

•••

inda membuka pintu kamarnya,
Ia melihat bene yang sudah tertidur lebih awal seperti sebelumnya, tak biasanya ia tidur cepat. biasanya dia jam segini masih asik dengan memainkan game di handphonenya.

Bangkit Bersama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang