• Part 25

258 30 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

motor berhenti tepat dihalaman rumah, indra menuruni dari motor tersebut, ia berjalan memasuki rumah duluan dan akan segera memasuki kamar dan menghapus darah di hidung dan akan mengobatinya.

"Ndaa", langkah kaki indra terhenti karna boris memanggil dari belakang.

boris berjalan mendekati indra, dan berhadapan dengan indra,
indra tetap menundukkan kepalanya ia tak berani sedikit pun menatap boris kali ini, hanya pasrah.

"ndra aban-",

"indra yang salah, maaf bang,
Indra yang pukul mereka duluan,
semua karna indra, Abang mau hukum indra, indra terima kok bang apapun hukumannya."

boris menyerengitkan dahinya,
padahal belum saja ia berucap tapi indra sudah terlihat pasrah seperti itu.

"indra capek, indra mau istirahat",

Indra langsung bergegas menaiki anak tangga dengan cepat, mata boris hanya menatap heran, kenapa ia tampak menjauhkan diri bahkan tak seperti biasa.

boris menghela nafasnya dengan kasar, ia menghempaskan tubuhnya duduk disofa, sejujurnya ia tak ingin memarahkan indra, karna kaluna sudah berpesan kepada dirinya untuk berbincang dengan tenang tanpa ada emosi sedikit pun.

dengung hp boris membuyarkan pikiran boris, Boris langsung meraih hpnya dan melihat ada pesan dari kaluna.

Boris meletakkan hpnya dan langsung beranjak, ia ke arah lemari dan mengambil kotak P3K,Lalu ia langsung beranjak berjalan ke arah kamar indra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boris meletakkan hpnya dan langsung beranjak, ia ke arah lemari dan mengambil kotak P3K,
Lalu ia langsung beranjak berjalan ke arah kamar indra.

Tak lagi boris mengetuk kamar indra, ia langsung membukanya dan terlihat indra yang sedang mengobati lebam biru di bagian samping perutnya.

"Ndra",

indra langsung menurunkan bajunya agar boris tak melihatnya dan bersikap seolah olah seperti biasa aja "kenapa bang?", tanyanya
Sembari mendekati boris

Bangkit Bersama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang