• Part 26

242 29 13
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

rintik hujan masih membahasi dipagi hari, semua orang yang akan beraktivitas harus kerepotan karna curah hujan yang tak kunjung berhenti sedari tadi malam.
yang biasanya menggunakan motor harus menggunakan mobil dan harus terjebak macet, apalagi yang tak memiliki mobil, hanya modal jas hujan saja, walaupun tetap ada sedikit bagian yang basah.

keadaan suasana sekitar muncul embun embun yang menandakan cuaca sangat dingin pagi hari ini.
Apalagi Yogyakarta kota yang dikenal alamnya yang masih asri dan terjaga, berbeda jauh dengan jakarta yang sudah merata dengan polusi.

disebuah kos,
yang tampak sederhana dan sangat sempit. Tepat dikamar
Nomor "4" terdapat sosok pria remaja yang sedang bersiap siap untuk berangkat kuliah pagi.
sejuk pagi ini membuat badannya terasa mengigil, namun mau bagaimana, sudah nasibnya hari ini untuk mandi lebih pagi dari pada biasanya.

Semua alat untuk ia praktek sudah lengkap, tas bewarna hitam itu ia letakkan dipundaknya, ia ambil sepatu kesayangannya dan ia pakai, sepatu itu sudah kumuh dan jelek kalau di lihat, tapi untuk kualitas pemakaiannya masih layak. Bahkan sepatu ini ia pakai sedari ia dibangku SMA.

Tak lupa ia mengambil helmnya, dan berjalan ke arah halaman kos yang terdapat motor miliknya terparkir disana.
Dan, segera untuk bergegas ke kampus.

Yogyakarta, 15 April 2024.

Institut Seni Indonesia
singkatannya ISI lebih tepat orang menyebutnya. Kampus ini sangat dipopulerkan dengan orang yang sangat memiliki minat seni.
Berbagai macam fakultas seni yang kampus ini miliki.

Bahkan kampus ini, setiap fakultas beda gedung, kampus ini juga terkenal kampus paling adem ayem, jarang terjadi keributan antar fakultas lain dan kampus lain.

Tepat di Gedung Seni Teater.
Lelaki remaja itu mulai memasuki gedung yang ia minati, ia sungguh senang berada di bagian teater, selain materi yang asik, orang orang disini juga sangat mengasikkan.

"Halooo brodi", sapa salah satu remaja yang masih menunggu gilirannya praktek.

Sang lelaki yang disapa hanya melemparkan senyumannya dan mulai sibuk mengeluarkan barang praktek yang ia bawa, ada busana, dan sedikit alat make up untuk pelengkapnya.

"ihhh gue, nervous nih, jadi kebelet ngising mulu", ungkapnya yang ia rasakan saat ini "elah lebay lu, ril",
yusril langsung memasang wajah yang tidak mengenakan dimata orang lain.

Aci sang pengledek hanya tertawa geli melihat mimik wajah yusril yang sangat menjijikan untuk dipandang saat ini.

"Permisi",

Bangkit Bersama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang