Sebelum mulai membaca ada baiknya kalian vote terlebih dahulu!
Jangan lupa follow.
📚Happy Reading📚
Hal yang bertama kali Nessa tangkap saat membuka matanya adalah langit-langit kamar dengan warna biru malam. Rupanya saat ini Nessa sedang berbaring di atas kasur queen size yang terasa sangat empuk dan hampir menenggelamkan tubuh kurusnya.
Baru saja Nessa ingin beranjak bangun, rasa sakit disekujur tubuh membuat Nessa kembali merebahkan dirinya. Dan baru Nessa sadari jika sejak tadi sebuah infus terpasang di sebelah tangan kirinya.
Entah di mana ini Nessa pun tentu tidak tahu. Belum sempat netra milik Nessa memperhatikan keseluruhan kamar untuk mencari tahu lebih lanjut, pintu kamar lebih dahulu terbuka dan terlihatlah seorang wanita yang Nessa kenali.
Wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar tersebut merasa sangat senang ketika melihat Nessa sudah sadar.
"Nessa sudah sadar? Apakah ada yang sakit? Ada yang ingin Nessa butuhkan? Atau Nessa ingin makan? Nessa jangan sungkan buat ngomong sama bunda."
Nessa tentu sangat tahu siapa wanita berbicara dengan lemah lembut tersebu, dia Hanin atau lebih tepatnya wanita yang melahirkan dan berstatus sebagai ibu dari Travis.
Hanin duduk di pinggir tempat tidur, wanita itu mengelus kepala Nessa dengan penuh kasih sayang.
Sedangkan Nessa tidak merespon pertanyaan Hanin, ia terdiam sembari menikamati elusan lembut yang terasa sangat menenagkan. Untuk sejenak Nessa dapat melupakan masalah yang membuatnya sangat menderita.
Melihat Nessa yang hanya diam dan tidak manjawab pertanyaannya, Hanin tersenyum sendu.
"Nessa kenapa? Ada yang sakit?"
Nessa mengerjapkan matanya, berusaha untuk tidak membiarkan setetes air mata pun jatuh. Sungguh pertanyaan bernada lembut dari Hanin mampu membuat hati Nessa merasa nyaman sekaligus terharu.
Andai Nessa bisa menjawab jika saat ini Nessa sangat sakit. Bukan hanya sakit secara fisik, tetapi batin Nessa terasa sangat sakit. Penuh luka dan keputus asaan.
Nessa melirik ke arah Hanin seraya tersenyum tipis, menutupi luka dan rasa takut yang baru saja ia rasakan. "Nessa gak pa-pa kok Bun."
Setelah berfikir ke sana ke mari akhirnya Nessa baru sadar jika Hanin adalah istri dari Ansel, sepupu Kenzo. Selain itu Hanin juga sahabat Anna. Yang pastinya keluarga Alister dan Grisham saling berhubungan.
Tentu saja, rasa takut kembali menghantui Nessa setelah menyadari hal tersebut. Sebisa mungkin Nessa menutupi semuanya di hadapan Hanin dan bertingkah seolah-olah dirinya baik-baik saja.
Hanin tersenyum tipis melihat gelagat Nessa. Tanpa Nessa ketahui Hanin sadar dengan segala kerisauan dan rasa takut yang kian bersemayan di dalam hati Nessa.
"Nessa Aprillia Grisham," tanpa menghentikan elusannya, Hanin memanggil Nessa mengunakan nama lengkap gadis itu.
Tubuh Nessa menegang kaku mendengar nama lengkapnya dipanggil oleh Hanin, lebih tepatnya ia merasa sedikit tidak menyangka jika Hanin menyematkan marga Grisham di belakang namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NESSA APRILLIA [New Version-End]
Teen Fiction[17+] Semua orang ingin kebebasan, dihargai selayaknya manusia dan diperlakukan dengan baik tanpa adanya unsur kekerasan. Namun, bagaimana jika hal tersebut tidak berlaku bagi sosok cewek yang selama ini tinggal di panti asuhan dan tumbuh tanpa fig...