03. [N.A]

7.3K 253 3
                                    

Semoga Chossy suka dan merasa terhibur sama ceritanya!

Jangan lupa follow.

📚Happy Reading📚

Bu Nabila yang merupakan pemilik dari panti asuhan Kasih Bunda memberikan pertanyaan beruntun ketika Nessa sampai ke panti asuhan dalam keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Itu bibir kamu kenapa nak?"

"Kamu habis di bully lagi? sama anak-anak nakal itu?"

"Ini siapa Nak?"

"Ya ampun! Kamu nemuin anak yang kasep pisan ini di mana Nak?"

Nessa merasa bersalah karena sudah membuat bu Nabila panik seperti itu, tapi tak urung Nessa juga merasa bersyukur ketika masih ada orang yang peduli terhadap dirinya.

"Nessa gak pa-pa kok Bun," Nessa berusaha untuk meyakinkan bu Nabila bahwa ia baik-baik saja, bertujuan agar bu Nabila tidak terlalu panik dan khawatir dengan kondisi dirinya.

Meski sebenarnya Nessa merasakan perih di area bibirnya, karena lukanya belum ia obati sama sekali sejak di sekolah tadi

Lagian saat di sekolah tidak akan ada orang yang peduli dengan luka yang menghiasi wajah maupun bagian tubuh yang lainnya. Baik itu para murid, ataupun guru-guru di sekolahnya.

Jadinya  Nessa tidak memperdulikan keberadaan luka tersebut, karena hal tersebut tidak akan menjadi masalah apapun ketika ia berada di lingkungan sekolah.

Nessa pun tahu, bahwa para guru hanya mengganggap keberadaan dirinya di sekolah karena prestasi yang sering diraihnya dan peringkatnya yang selalu menempati juara satu paralel.

"Gak papa gimana! Itu bibir kamu harus segera diobatin biar nggak infeksi," bu Nabila segera menuntun Nessa untuk duduk di kursi, bersama Marvin yang sedari tadi mengikuti Nessa bagai anak ayam dengan induknya.

Nessa dan Marvin duduk di kursi yang ada di ruang tamu, sedangkan Bu Nabila mengambil kotak P3K yang ada di laci.

Setelahnya Bu Nabila dengan lembut dan penuh kehati-hatian mengobati luka di sudut bibir Nessa.

"Awshh" Nessa meringis pelan akibat rasa perih yang mendominasi, terlebih ketika kapas yang sudah diberikan antibiotik mengenai kulitnya yang memar.

Hal tersebut sering terjadi, tidak sekali dua kali saja Nessa pulang dalam keadaan yang memperihatinkan dan bu Nabila selalu merasa sedih ketika anak asuh yang sudah dia anggap seperti anak sendiri sering pulang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Pernah suatu hari bu Nabila menyarankan agar Nessa pinda sekolah, tetapi dengan lembut Nessa menolak. Hal tersebut karena Dandelion High School adalah sekolah impian Nessa sejak dulu, tidak mudah apabila masuk dan lolos di sekolah tersebut.

Sudah banyak pengorbanan yang Nessa lakukan hingga sampai dititik ini, makanya ia tidak akan semudah itu untuk menyerah begitu saja.

"Bun, boleh gak untuk sementara waktu Marvin tinggal di sini?" Tanya Nessa setelah Bu Nabila selesai mengobatinya.

Nessa menceritakan kejadian yang membuatnya bertemu dengan Marvin dan menceritakan apa yang dialami oleh bocah itu tanpa ada yang ditutup-tutupi.

NESSA APRILLIA [New Version-End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang