44. [N.A]

3.8K 198 17
                                    

Sebelum mulai membaca ada baiknya kalian vote terlebih dahulu!

Jangan lupa follow.

📚Happy Reading📚

Netra Nessa menatap ke arah jam di dinding kamar.

Pukul 01:35.

Rupanya sudah lewat tengah malam. Nessa terbangun dari tidurnya saat rasa haus menyerang tenggorokannya.

Di saat malam-malam begini Nessa memang sering dilanda oleh rasa haus. Masalahnya sekarang adalah gelas yang disediakan oleh salah satu maid di kediaman Alister, yang terletak di atas nakas tempat tidur sudah habis tak tersisa.

Mau tidak mau Nessa harus turun ke lantai bawah kediaman Alister, untuk mengambil minum ke ruang makan. Untung saja infus di tangan Nessa sudah dilepaskan sejak sore kemarin, jadinya hal tersebut tidak menggangu Nessa saat ingin beraktivitas.

Meski tubuh Nessa belum sepenuhnya pulih, bahkan luka dibeberapa bagian tubuhnya belum sepenuhnya sembuh. Masih menyisakan rasa sakit dan tentunya Nessa sangat berhati-hati apabila ingin melakukan sesuatu.

Dengan baju piyama berwarna pink, Nessa membawa langkahnya menuju ruang makan. Suasana mansion Alister di saat jam seperti ini terasa sangat sunyi, tentunya karena semua penghuninya sedang berada di alam mimpi.

"Akhirnya lega juga," ucap Nessa lega seraya kembali menuang air putih ke dalam gelas saat merasakan haus masih menyiksa tenggorokannya.

Langkah kaki Nessa mendekat ke arah lemari pendingin setelah selesai dengan acara melepas dahaganya.

Binar cerah terlihat jelas sekali pada netra milik Nessa saat melihat isi kulkas, puding coklat yang terlihat sangat menggoda untuk dicicipi.

Baru saja tangan Nessa ingin mengambil puding tersebut, tiba-tiba Nessa merasakan kehadiran seseorang berdiri di belakangnya. Sangat dekat dan bahkan Nessa dapat merasakan aroma yang terasa familiar menguar dari orang tersebut.

Nessa diam, tubuhnya terasa kaku dan tidak dapat digerakan. Nessa menahan nafasnya, terlebih saat ada sepasang tangan melewati tubuhnya atau lebih tepatnya sepeti sedang memeluk dirinya dari belakang.

Tangan tersebut mengambil sebotol minuman bersoda. Setelah merasakan orang yang berada di belakang tubuhnya menjauh, Nessa segera membalikan tubuhnya.

"Travis," cicit Nessa pelan.

Rasa bersalah tiba-tiba datang saat Nessa menyadari sesuatu. Nessa tentu ingat jika saat itu ia telah membohongi Travis dan kabur tanpa sepengetahuan cowok itu.

Travis terlihat menuangkan minuman bersoda ke dalam gelas, meminumnya hingga tandas. Setelahnya cowok dengan baju piyama berwara hitam tersebut melangkah pergi dari area ruang makan, tanpa menghiraukan keberadaan Nessa.

Hal tersebut tentunya membuat rasa bersalah semakin menyiksa Nessa, cewek itu menggigit bibirnya gelisah. Bahkan Nessa tidak menyadari jika gelas yang digunakan oleh Travis tadi adalah gelas bekas dirinya.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, Nessa segera menutup pintu lemari pendingin dan menyusul langkah lebar Travis.

Nessa mengikuti Travis dari jarak satu meter di belakang, menatap punggung kokoh cowok itu dengan sorot penuh rasa bersalah.

Travis menghentikan langkahnya dan tentunya Nessa juga ikut menghentikan langkah, tepat di depan kamar cowok itu.

Baru saja Travis ingin membuka pintu kamar, tangan cowok itu tiba-tiba digenggam oleh tangan Nessa yang terlihat kecil jika dibandingkan dengan tangan Travis.

NESSA APRILLIA [New Version-End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang