Minho sangat pandai mengingat orang, seperti saat dia pertama kali langsung mengenali Felix meskipun hanya sekilas lewat lukisan, begitu pula pertemuannya dengan Bang Chan kali ini.
Sepuluh tahun lalu, mereka berdua berada di Sekolah Menengah Pertama yang sama, satu kelas. Minho adalah murid paling pintar dan paling muda saat itu sehingga menarik perhatian Chan. Sering dipeluk dan dicubit karena gemas.
Namun beberapa waktu berselang, sebuah musibah besar menimpa keluarga Chan. Komplotan penjahat menyerangnya dan keluarga yang saat itu tengah dalam perjalanan untuk liburan akhir pekan. Kedua orang tuanya jadi korban. Seungmin juga hampir terenggut nyawanya jika Chan tidak menolongnya meskipun harus mengorban diri dan sempat kritis di rumah sakit.
Setelah itu, Minho tidak pernah mendengar lagi kabar mengenai Bang Chan.
"Lo harus dituntut karena sudah nyembunyiin Felix selama sepuluh tahun, Berengsek!" Minho memperkuat cengkramannya pada handuk di leher Bang Chan, menatap nanar.
"Buset, lo kalau ngomong gak ada filternya." Bang Chan menghentakkan tangan Minho agar berhenti membuatnya tercekik.
"Filter, filter ... dikira foto propil?!" seru Minho.
"Katrok lo, propil," celetuk Bang Chan. "Pake F!"
Dilepaskan genggamannya pada handuk Bang Chan, Minho berpretensi merapikan kerah baju, berdeham, mengalihkan wajah. "Porfil."
"Serius, plis," tukas Seungmin.
Minho memicingkan mata, melirik Seungmin yang berdiri di sebelahnya. "Baru juga kenal dah ngajakin serius aja, lo."
"Lo pernah nelen linggis gak, hm?" tantang Seungmin dengan membuka sedikit mulut. Agaknya dia kurang bisa akur dengan kakak sulung Ayen itu.
Minho kembali menghadap Bang Chan, menunjuk wajahnya, menatap tajam. "Pokoknya, gue bakal bawa Felix ke tempat di mana seharusnya dia berada!"
"Kenapa mau bawa Felix?" Bang Chan berdecih. "Kekayaan lo itu gak bisa jamin keselamatannya."
Ucapan tersebut membuat emosi Minho mulai meluap. Wajahnya terlihat memerah. "Kekayaan gue aja gak jamin, apa lagi lo yang pas-pasan? Coba, apa alasan kalian nyembunyiin Felix kalau bukan karena ada niat terselubung, hm? Terutama lo, Christopher Bang."
Bang Chan melangkah maju, menyisakan sedikit jarak antara dia dan Minho. "Justru dengan bawa Felix ke rumah mewah lo itu, sama aja kayak ngelempar dia ke kandang hyena yang lapar."
Seketika Minho melayangkan kepalan tangan ke wajah Bang Chan. "Apa maksud ucapan lo itu, hm?! Lo ngatain keluarga gue pemakan bangkai?!"
Giliran satu bogem mentah dari Seungmin menghunjam wajah Minho. Buku-buku jarinya sampai meruam, napasnya terengah-engah. Membalas perlakuan Minho terhadap Bang Chan.
Diusap sudut bibir yang berdarah, Minho menyeringai lalu bergerak cepat memberi serangan balik. Namun Bang Chan menghentikan pergerakannya, tepat ketika tinjuannya hampir mengenai Seungmin.
"Lo boleh pukul gue, hajar gue. Tapi jangan sakitin Seungmin," desis Bang Chan, menghunjam Minho dengan tatapan membunuh. "Pergi. Jangan ganggu keluarga gue lagi." Tangan kekar kepala suku tersebut menarik dan mengusir Minho ke luar rumah lalu mengunci pintunya.
"Urusan kita belum selesai, Chan!" teriak Minho sambil menendang dan menggedor pintu sampai kertas bertuliskan 'Tidak melayani sumbangan dalam bentuk apapun tapi kalau dikasih gak nolak' yang tertempel itu turut terlepas.
Bang Chan berjalan mondar-mandir sambil menggigit bibir. "Kita harus pindah dari sini."
"Kali ini apa lagi yang lo sembunyiin?" tegur Seungmin karena abangnya itu seperti orang yang kebingungan. "Sebenarnya apa urusan Minho sama Felix?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sunshine
Fanfiction❝Kita adalah ketidaksengajaan yang diatur baik oleh Tuhan❞ Menyandang nama sebagai putra kepala Distrik 9 membuat Felix menjadi incaran. Dia kunci dari sesuatu yang berharga---sehingga selama 10 tahun, keberadaannya berusaha disembunyikan. Drama |...