32. Twilight

290 83 77
                                    

Ntah diriku yang jealous atau karena terlalu trust issue, it is hard to believe what my pookie said lmfao
Lollapalooza, Chicago ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡

Ntah diriku yang jealous atau karena terlalu trust issue, it is hard to believe what my pookie said lmfaoLollapalooza, Chicago ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༶•┈┈⛧┈02.08.2024┈⛧┈┈•༶

"Hidup orang berakhir bukan ketika dia mati, tapi berakhir saat mereka kehilangan kepercayaan."

Felix menatap kosong panorama malam, berdiri di pinggir jembatan, tangannya menggantung pada pagar pembatas, menggenggam dua pasang kalung dengan liontin boneka yang salah satunya belum sempat diberikan ke Hyunjin.

Sorot mata sendunya beralih pada benda yang sedari tadi digenggam, tersenyum getir, merutuki diri sendiri. "Itu salahmu, Felix ... salah yang buat kamu kehilangan orang paling berharga ... kesalahan dari kelemahanmu ...."

Bergeming sesaat, kemudian alisnya bertautan. "Gak! Bukan aku yang salah! Yang salah adalah dunia ini!" Tangan yang sudah siap membuang liontin ke sungai mendadak tertahan. Teringat bahwa dia sudah menghabiskan separuh modal jualan brownies-nya untuk membeli aksesoris tersebut.

Hatinya terasa koyak. Dia sudah berusaha untuk mempercayai Jeong In dan merelakan identitas asli digunakan rivalnya sendiri, sepakat saling menjaga rahasia satu sama lain. Tapi janji itu berakhir dengan pengkhianatan.

Liontin yang hampir dibuang itu dimasukkan kembali ke saku celana. Tangan Felix meraba benda lain yang tersimpan, sebuah kunci mansion pemberian Minho. Diamati bentuknya dengan seksama, membandingkan kunci lain yang pernah dipakai Hyunjin. Dia menyipitkan mata, menyadari ada ukiran kecil yang menunjukkan ciri khas tempat lain milik keluarga kepala distrik.

"Kuncinya ... beda." Felix mengambil ponsel pemberian Seungmin karena saudara angkatnya itu sudah beli yang baru lagi. Dia mencari nama Minho di kontak.

"Ngapain nelpon gue, njing?"

Felix terkejut ketika Minho menjawab telepon begitu sopan. "Kak ...."

Minho juga sama kagetnya, dipikir tadi Seungmin yang iseng menelepon karena dia kebetulan sedang push-rank. "Eh? Kenapa, Lix?"

"Kakak sibuk? Bisa kah temani aku ... pergi ke suatu tempat?"

*****

Kedua bahu Hyunjin sedikit tersentak kala Jeong In menepuk pelan punggung tangannya, menyadarkan dari lamunan.

"Eh? Maaf," kekeh Hyunjin lalu kembali menyeka pelan bahu sang adik yang duduk belunjur di kasur dengan tubuh dan leher diperban, serta selang infus tersambung ke tangan.

Jeong In sekarang dirawat secara pribadi di mansion. Tentu saja kepulangan anak angkat konglomerat itu sempat membuat satu keluarga terkejut. Namun, Hyunjin tidak menceritakan kejadian sebenarnya dan hanya mengatakan bahwa penyebab keadaan Jeong In demikian dikarenakan kecelakaan saat dalam perjalanan pulang liburan.

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang