"Haish, kenapa pula si Enjang ini!!!" Minho memukul setir mobilnya. Kendaraan roda empat dengan nama mirip bujang Sunda tersebut berhenti mendadak. Sudah beberapa kali dicoba tapi tetap tidak bisa menyala, dia keluar dari mobil untuk memeriksa mesin.
"Bro!" tegur Minho ketika ada seorang laki-laki kebetulan lewat. Ingin meminta bantuan. "Mobil gue mogok nih, kalau distarter kayak sesak napas."
"Lah terus?" tanya pemuda berkaos hitam pendek tersebut, Seungmin. "Gue disuruh kasih napas buatan?"
"Gue udah telpon montir untuk urusin mobil ini. Tapi sekarang gue buru-buru. Lo pasti di rumah punya motor, 'kan? Pinjem bentar," pinta Minho.
"Gak. Ntar tau-tau lo bawa kabur motornya ke Pegadaian," ujar Seungmin pada orang yang baru ditemuinya itu. "Dah, gue mau pulang."
Minho segera mengambil beberapa lembar uang dengan nominal besar, berjalan cepat, menghadang Seungmin. "Uang sewanya. Pinjemin motor lo. Sebentar aja, gak sampai dua tahun."
"Oke." Guratan senyum tersirat di wajah Seungmin. Diambilnya uang tersebut, dimasukkan kantong. "Tapi gue gak punya motor."
"Sini, gue garuk usus lo! Balikin!" Minho hendak merebut uang yang telah diambilnya Seungmin. Tapi laki-laki itu menahannya.
"Abang gue yang punya. Tunggu sini." Seungmin berlari pulang ke rumah, meninggalkan Minho bersama mobil mogoknya.
Lima belas menit berlalu. Minho yang tanpa sadar bukannya menunggu di dalam mobil tapi malah berjongkok mengamati ikan cere dan yuyu di selokan itu pun beranjak, menoleh ke gang yang dilewati Seungmin. "Kalau sampai nipu, gue porak-porandakin ntar satu gang ini, hm," geramnya dengan tangan mengepal.
Beruntungnya Seungmin benar-benar kembali sembari mengendarai motor matic berwarna merah hitam. Spionnya hilang sebelah, plat motor sudah lewat bayar pajak setahun lalu.
"Lama amat. Lo abis nontonin semua episode SKZ CODE apa gimana, hm?" sungut Minho.
"Baru juga bentar." Seungmin turun dari motor, menyodorkan helm motif puppy miliknya. "Nih."
Minho bergeming di samping motor. Selama ini dia tidak pernah menaiki kendaraan roda dua. "Lo anterin gue, dah. Gue tambahin."
"Males, ah. Gue mau nonton Anandhi. Bentar lagi mulai," tolak Seungmin.
"Masih kurang?" Minho mengeluarkan dua lembar uang lagi dari kantongnya.
"Hm ...." Seungmin mengusap dagunya, mempertimbangkan uang di tangan Minho. "Gue bawa pulang lagi dah kalo gak jadi."
"INI!!!" Minho memberikan semua uang tunai pada Seungmin dan memperlihatkan isi dompetnya. "Nah, udah gak ada lagi di dompet gue."
Seungmin mengangguk, menyetujui negosiasi kali ini. Dibuka jok motornya, mengambil helm berwarna kuning bergambar kepala bebek, punya Felix.
"Hari ini panas, tapi yang kering dompet gue," ketus Minho dengan tatapan sinis lalu duduk di jok belakang sambil memakai helm yang dipaksa agar muat di kepala. "Ini helm punya anak lo? Kecil amat."
"Kepala lo yang kegedean, besar kepala," jawab Seungmin. "Jangan gini dong, kayak suami istri aja!" serunya ketika Minho memegang erat kedua sisi pinggangnya. "Pegangan yang lain, lah!"
Minho memicingkan mata sambil menggertakkan gigi. Duduknya agak berjauhan.
"Udah?" tanya Seungmin.
"Buruan!" seru Minho sambil memukul helm laki-laki yang memboncengnya itu.
DBRAKK!!
Baru saja Seungmin melajukan pelan motornya, tiba-tiba terjadi kecelakaan tunggal. Minho terjungkal dari tempat duduknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/362837445-288-k118779.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sunshine
Fanfic❝Kalau merasa hidup gak gwencana, menepilah dan teriak Shibal Sekiya!❞ Drama | Comedy | Brothership | Revenge Tragedy Tragedi malam itu raib dalam ingatan. Dia hidup sederhana bersama dua bersaudara dan tinggal cukup jauh dari Distrik 9. Keberadaan...