Assalamu'alaikum...
Double up nihh
Vote and Komen yang banyak yaa...
Sebelum baca ini baca bab sebelumnya dulu yaa takutnya kalian langsung melangkah ke bab ini
Nanti gak nyambung ceritanya
Happy Reading❤
🍁🍁🍁
Seminggu kemudian...
Al berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk sampai ke kamar inap Alesya. Terhitung sudah seminggu gadis itu masih belum sadarkan diri.
Tadi Al sempat pulang sekedar untuk bersih-bersih dan mengambil baju ganti untuk Alesya.
Ada Arka dan juga Hana yang menemani Alesya selama Al pergi.
Beberapa langkah lagi ia akan tiba di ruangan Alesya.Namun ia berhenti kala melihat Arka dan Hana yang berdiri di luar sambil berpelukan.Kondisi Hana yang menangis sesegukan di pelukan Arka membuat Al jadi was-was.
"Ada apa nih?", tanya Al begitu tiba di dekat Arka dan Hana.
Kedua orang itu menatap sayu ke arah Al.Hana kembali menangis sendu kala melihat tatapan Al.
"Alesya-"
"Ale udah sadar, Bang?Kapan?", sela Al antusias.
Arka menggeleng."A-ale.. Ale udah gak ada, Al"
Al tertawa garing."Gak udah bercanda, Bang.Kalo mau ngeprank gak gitu caranya", Al kembali tertawa sumbang.
"Abang gak bercanda!Buat apa abang bercanda disaat begini?!", balas Arka dengan nada suara yang naik satu oktaf.
Hana yang mendengar itu langsung mengeratkan pelukannya.
Al menatap Hana dengan mata sendu."Kak, Bang Arka bohong kan?Ale baik-baik aja kan?"
Hana kembali terisak.Namun ia berusaha mengatur nafasnya hendak berbicara.Dengan terbata-bata ia mulai berucap, "Ng-nggak, Al.Bang A-arka nggak b-bohong, Ale emang udah gak ada", air mata kembali mengalir begitu ia berhasil menyelesaikan kalimatnya.
Melihat Al yang hanya diam tak berkutik, Hana meraih tangan adiknya, "Al... "
"NGGAK!!ALE GAK MUNGKIN MENINGGAL!!DIA GAK MUNGKIN DAN GAK BOLEH NINGGALIN GUE!!KALIAN BOHONG!!", tegas Al kemudian berlari masuk ke ruangan Alesya.
Arka dan Hana bergegas mengikuti Al masuk ke dalam.
Di dalam nampak dua orang suster tengah melepaskan segala macam alat yang ada di tubuh Alesya.
Dengan kasar ia menepis tangan salah satu suster yang hendak melepas alat bantu pernapasan yang terpasang di hidung Alesya.
"Mau ngapain lo ha?!", gertak Al."Itu juga ngapain di lepas?Kalo Ale kenapa-napa gimana?!", Al juga menghentikan suster satunya yang hendak melepas alat ditubuh Alesya.
"Maaf mas tapi nona Alesya sudah mening-"
"SIAPA BILANG?!DIA MASIH HIDUP!!", tegas Al.
Kedua suster itu hanya menatap Al dengan tatapan iba.
"Apa?Buruan pasang lagi alatnya!", ucap Al lagi.
"Maaf mas tapi mayatnya harus-"
"DIEM!!", sela Al.Ia segera mendekat ke brankar Alesya."Alesya bangun dulu!Mereka semua gak percaya kalo lo masih hidup.Ayo bangun buktiin ke mereka kalo gue gak salah", ucapnya lembut kepada Alesya.
"Al jangan gini... Ale gak bakalan tenang kalo kamu gak ikhlasin dia", lirih Hana.Air matanya kembali jatuh melihat kelakuan Al.
"Apanya yang harus diikhlasin sih, Kak?Ale kan masih hidup", balas Al.Kemudian ia menatap Alesya kembali."Bangun dulu, Cil.Mereka mau bawa lo pergi dari gue kalo lo nggak bangun.Nanti gue janji beliin lo marshmallow, tapi bangun dulu", suara Al kian melembut setiap berbicara kepada Alesya.
"Ikhlasin, Al... ", Arka memegang pundak Al.
"NGGAK!!ALESYA MASIH HIDUP!!DIA GAK MUNGKIN NINGGALIN GUE, BANG!!"
"JANGAN GILA AL!!LO LIAT ALE BAIK-BAIK, DIA UDAH GAK ADA!!DIA UDAH NINGGALIN KITA SEMUA!", Arka balik menggertak Al.
Al terdiam kemudian menatap tubuh Alesya.Ia menatap sendu mayat istrinya itu.Wajah yang biasanya terlihat riang sekarang terlihat begitu tenang dan pucat.Bibirnya pun sudah tidak berwarna pink melainkan memucat juga.
Tangan dan kakinya penuh dengan luka goresan yang ia dapatkan saat insiden penculikan tempo hari.
Air mata luruh begitu saja.Ia menunduk dan berusaha untuk meredam kesedihan.Mati-matian ia berusaha untuk mencegah air matanya jatuh.Namun ternyata perasaannya sebesar itu sehingga ia tidak bisa menahan sakit di dadanya.
"Gue mohon bikin ini semua mimpi...", batin Al.
Ia beralih menatap Alesya kemudian menunduk hendak membisikkan sesuatu."Bangun, Cil.Lo gak kasian sama gue?Gue tinggal sendiri kalo lo udah gak ada.Atau kalo lo gak bangun gue yang bakalan nyusulin lo"
"Istighfar, Al!!", tegur Hana yang mendengar ucapan Al."Kamu gak kasian sama Alesya?Ikhlasin biar dia pergi dengan tenang!"
"Gak!Dia lebih tega sama gue karena ninggalin gue duluan!Waktu itu kakaknya sekarang dia juga ninggalin gue sendirian!", balas Al. "Dan di saat gue udah sayang sama dia", ucap Al yang hanya bisa ia dengar.
"Maaf Mas, Mbak ini bagaimana?Kami harus segera mengurus jenazahnya", sela salah satu suster.
"Gimana apanya?Dia tetep bareng gue disini.Gak ada yang boleh bawa dia pergi!", jawab Al ketus.
"Bawa saja, Suster.InsyaAllah kami ikhlas", ucap Arka kemudian membuat Al menatapnya tidak percaya.
"Bang!!"
"Gue bilang dia masih ada!!Gak ada yang bisa ambil dia dari gue!!"
"Allah bisa, Al!Ikhlas!!Lo sayang kan sama Alesya?Biarin dia pergi", balas Arka.
"NGGAK!!KALO ALE GAK BANGUN GUE JUGA BAKALAN SUSULIN DIA!!GUE BUTUH DIA DISISI GUE", teriak Al.
Karena tidak ada pilihan lain Arka langsung menarik Al dari brankar Alesya untuk membawanya keluar.Tentu Al memberontak minta dilepaskan.
"JANGAN PISAHIN KAMI, BANG!LEPASIN!!ALESYAA!!!"
🍁🍁🍁
Next gak nih??
Tim Sad Ending🍁
Tim Happy Ending🌑
Udah Vote sama Komen belom?
Sekian Terima Suga💍
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEVIO!
Teen FictionPerjodohan Satu hal yang dialami oleh dua orang remaja yang masih duduk dibangku SMA. Alvio Arion Mahendra,seorang siswa yang bersekolah di SMA Tunas Garuda terpaksa menikahi seorang gadis bernama Alesya Azalia Adiva. Semua karena perjanjian di ma...