TIGA PULUH

102 10 2
                                    

🍁🍁🍁

Seorang gadis tengah bersimpuh di atas sajadah, memohon ampun atas segala dosa yang telah ia perbuat.

Jika dulu akan ada dua sajadah yang terbentang maka sekarang sebaliknya, hanya ada satu sajadah yang terbentang di atas dinginnya lantai.

Setelah larut dalam do'a, gadis itu kini membaca kalam-kalam Allah dengan sangat khidmat. Sesekali air matanya menetes membasahi mushaf Al-Qur'an berwarna biru langit pemberian dari sang suami.

"Hadiah buat kamu, Dek. Mas minta maaf karena tadi tidak bisa menjemput kamu. Maaf ya sayang." Begitulah permintaan maaf dari sang suami, kala dirinya tidak bisa menjemput sang istri.

Sejak saat itu mushaf cantik ini menemani dirinya di kala waktu sepertiga malam.

"Ya Allah, sesungguhnya hanya kepada-Mu hamba mengadukan kesedihan dan keluh kesah ini"

Gadis bernama lengkap Naifa Hasna Zulaikha itu kini larut dalam kesedihannya kembali.

Naifa menatap nanar ranjang di sampingnya. Setelah kejadian Minggu lalu, Yusuf tidak pernah tidur di ranjang yang sama dengannya. Melainkan Yusuf tidur di ruang kerjanya.

Di atap yang sama namun di tempat yang berbeda, Yusuf pun kini tengah duduk di atas sajadah miliknya. Yusuf menangis tanpa suara. Dirinya kembali menyakiti istrinya. Sudah berhari-hari dirinya mengabaikan sang istri, tidak ada sapaan maupun kata-kata sayang yang terucap dari bibirnya, hanya ada bentakan dan suara-suara dingin yang terucap.

Yusuf tengah merenungi sikap buruknya. Kemarin saat tengah kalut dengan situasi yang panas, Yusuf mendatangi salah satu masjid Agung yang berada tak jauh dari kampus tempat ia mengajar.

Dan ternyata di masjid itu tengah ada kajian. Yusuf merinding hebat saat mendengar tausiyah singkat yang di ucapkan oleh seorang ustadz paruh baya.

"Para jemaah yang insyaallah di muliakan oleh Allah, Apa kalian tahu ada  MANUSIA YANG LEBIH BURUK DARI IBLIS DAN FIR'AUN.

Suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?”

“Ya,” sahut Fir’aun.

“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.” Kata Iblis.

“Apa itu?” Tanya Fir’aun penasaran.

“Kelancanganmu mengaku sebagai tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku tidak berani melakukannya.” Iblis menjawab.

“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.

“Jangan buru-buru begitu, penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tesungkur dalam kehinaan.” Bujuk Iblis.

“Kau benar,” Jawab Fir’aun,
*“Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?”*

Kata Iblis,
*“Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.”*

* Kitab an-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi Hal. 57*

Jadi alangkah baiknya kita sebagai makhluk ciptaan Allah, berilah maaf untuk orang telah membuat kita kecewa, terluka bahkan merasa sakit hati luar biasa." Begitulah kajian yang Yusuf dengar.

Hatinya bergetar saat mendengar tausiyah singkat tersebut, Yusuf pun pernah mendengar hal ini saat dirinya mondok dahulu kala. Tapi entah bisikan dari mana ia melupakan hal tersebut. Yusuf bersujud memohon ampun kepada Allah.

Diary Naifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang