TIGA PULUH DELAPAN

84 7 0
                                    


"Salah satu episode terpenting dalam hidup kita adalah bagaimana kita ridho terhadap takdir Allah"

_aninuraeni_

🍁🍁🍁

Bu Lastri menceritakan asal usulnya kepada Naifa. Bu Lastri sangat terpukul ketika menceritakan keluarganya pada Naifa. Entahlah, tapi Naifa merasa bahwa dirinya dan Bu Lastri memiliki hubungan darah. Tapi tidak mungkin, karena sang ibu tidak memiliki saudara kandung perempuan. Kata Enin, beliau hanya punya satu anak dan itu adalah ibunya.

"Maaf ya Bu, aku jadi gak enak karena bertanya tentang masalah keluarga ibu." Naifa merasa tak enak hati, sungguh.

Bu Lastri memegang pundak Naifa seraya berkata, "Tidak papa neng, ibu memang ingin menceritakannya." Bu Lastri mengelus pipi Naifa.

Setelah Bu Fatma dan Bu Rohimah menceritakaknnya pada Naifa, dirinya berusaha mencari kesempatan untuk bertanya kepada Bu Lastri terkait keluarganya. Dan disinilah Naifa mendapat kesempatan itu, disaat dirinya membantu Bu Lastri untuk membuat adonan kue.

Tanpa ketakutan dan keraguan, Bu Lastri menceritakan semuanya kepada Naifa. Ternyata Bu Lastri nekad kabur dari rumah orangtuanya, Bu Lastri merasa  sering dibedakan bahkan orang tuanya lebih menyayangi sang adik karena dirinya selalu mendapat juara kelas, bahkan sang adik mendapatkan beasiswa kuliah di Yordania, tambah sayanglah orang tuanya kepada sang adik. Ya, Bu Lastri memiliki saudara kandung perempuan. Bu Lastri merasa dicampakkan, karena dirinya dulu selalu enggan untuk mengenakan pakaian tertutup bahkan dirinya enggan mengenakan khimar seperti sang adik. Dua tahun sudah adiknya mengenyam pendidikan di Yordania, sang adik memberitahu bahwa ada seorang pria asal Indonesia yang mengkhitbahnya. Orangtuanya bahagia, ternyata yang melamar  sang adik adalah seorang pemuda yang memang terkenal dengan ilmu agamanya. Orangtuanya memberitahukan kepada sang adik agar pemuda itu datang kerumah untuk mengkhitbah secara resmi. Bu Lastri yang mendengar itu merasa seperti tak di anggap. Padahal dirinya adalah anak sulung, semestinya orangtuanya tidak memperlakukannya seperti itu.

Bu Lastri marah besar kepada kedua orangtuanya, hanya karena dia tidak menutup auratnya orangtuanya tega membedakan kasih sayangnya dengan saudaranya sendiri. Bu Lastri memilih kuliah kedokteran saat itu, bahkan pendidikannya sudah semester akhir tapi karena insiden itu, Bu Lastri kabur dari rumah dan meninggalkan pendidikannya begitu saja. Rasanya hatinya remuk, Bu Lastri nekad pergi ke ibu kota untuk menemui Hamzah, seorang pemuda yang pernah mengatakan bahwa dia akan melamarnya. Hamzah adalah kakak kelasnya di kampus. Namun naasnya, keluarga Hamzah menolak Bu Lastri karena penampilannya yang terbuka. Saat itu Hamzah tidak berada dirumahnya, keluarga Hamzah benar-benar mengusir Lastri dari kediamannya.

Bu Lastri sangat terluka, pikirannya tidak bisa diajak kompromi dengan baik. Karena tidak fokus, Bu Lastri dengan asal naik kedalam mobil bus pariwisata menuju Bandung.

Saat mobil bus berhenti, Bu Lastri baru menyadari jika dirinya salah naik mobil. Bu Lastri sangat frustasi, dirinya duduk menangis tersedu-sedu di halte yang sepi, karena memang cuaca sudah gelap gulita.

Ketika Bu Lastri menangis tersedu-sedu, ada beberapa pria yang menggodanya, beruntung ada suara selinder dari mobil polisi yang membuat mereka ketakutan hingga akhirnya melarikan diri. Bu Lastri bersyukur, lalu dirinya berjalan di pinggir trotoar ditemani dinginnya malam nan sunyi.

Tak lama kemudian ada tangan yang menarik tas selempangnya, Bu Lastri hendak melawan namun dirinya tersungkur karena ditendang oleh pria bertopeng tersebut.

Bu Lastri mengalami perampokan hingga dirinya tak sadarkan diri akibat benturan keras di kepalanya. Saat pagi tiba, Bu Lastri terbangun dirinya berada di sebuah kios. Di situlah dirinya bertemu dengan almarhum suaminya, Rahman. Pria itu menikahi Bu Lastri setelah masa ta'aruf 4 bulan lamanya. Menurut Bu Lastri, Rahman adalah pria baik, dirinya selalu membuat Bu Lastri merasa bahagia, bahkan Rahman dengan perlahan menuntun dirinya untuk hijrah. Sampai sekarang tidak ada yang tahu, jika Bu Lastri sebenarnya adalan calon Dokter saat itu. Bahkan Bu Lastri menutupi identitasnya dari keluarga suaminya. Bu Lastri merasa belum siap, bahkan ternyata sampai meninggal pun sang suami belum tahu jati diri dari dirinya.

Diary Naifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang