EMPAT PULUH SEMBILAN

109 6 2
                                    

"Ujian itu adalah bentuk love language-nya Allah"

_ustadz Hanan Attaki_

🍁🍁🍁

Sore hari di Bandara Aden Airport Yusuf dan Naifa telah siap untuk terbang menuju negara tercinta Indonesia, setelah sebelumnya berpamitan kepada Abi Ali, Umi Indah dan juga Kanaya.

Sebenarnya, Yusuf ingin mendampingi orangtuanya sampai pulang ke tanah air. Namun, Abi bersikeras agar Yusuf pulang, karena Andre sedang dalam situasi genting.

"Kamu nanti utus Falah agar kemari, Suf."
Hanya itulah pesan terakhir yang di ucapkan oleh Abi Ali.

Falah adalah santri senior yang sudah sangat di percaya oleh keluarga Yusuf.

"Dek, 10 menit lagi pesawat lepas landas, Ayo"

Yusuf mengajak Naifa untuk masuk kedalam pesawat dan duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Maaf ya Dek, tadinya Mas pengen banget ajak kamu jalan-jalan dulu sebelum pulang" kata Yusuf merasa bersalah pada istrinya.

"Gak papa loh, Mas. Aku juga ke pengen pulang, kok" jawab Naifa dengan senyuman manisnya.

"Nanti lain kali, insyaallah. Kita ziarah ke Baitullah" 

Naifa mengamini ucapan dari suaminya. Karena sungguh, Naifa sangat ingin melihat Ka'bah.

****

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya Yusuf telah sampai di tanah air. Yusuf langsung mengajak Naifa untuk ke Rumah Abi Ali dan akan menginap untuk sementara waktu, sampai Abi Ali pulang dari Tarim.

Setelah sampai di gerbang pondok pesantren Al-Hidayah, Yusuf dan Naifa di sambut baik oleh santri dan santriwati di sana.

Setelah turun dari mobil, beberapa pengurus santri langsung menghampiri Yusuf untuk membantu mengeluarkan beberapa paper bag dalam bagasi taksi.

Setelah semua paper bag dan juga koper di keluarkan dari taksi, Yusuf langsung membayar supir taksi tersebut.

"Makasih ya, pak"

"Nggeh, Ustadz"

Mobil taksi yang tadi di tumpangi Yusuf dan Naifa pun melenggang pergi dari pondok pesantren Al-Hidayah.

"Bantu masukkin ke dalem ya" ucap Yusuf pada pengurus santri.

"Siap, Bang"

Mereka dengan gesit dan telaten langsung memasukkan beberapa paper bag tersebut ke dalam rumah.

Rumah Abi Ali tidak kosong, melainkan di isi oleh beberapa pengurus selama di tinggalkan oleh Abi Ali maupun Umi Indah.

"Dek, kamu duluan ke kamar aja ya, istirahat. Mas mau ngecek dulu santri dan santriwati"

"Iya Mas"

Naifa menaiki anak tangga untuk sampai di kamarnya, sedangkan Yusuf mengobrol santai dengan para pengurus dari santri.

"Apa ada kejadian aneh selama Abang dan Abi pergi?" tanya Yusuf pada Falah selaku Rois di pondok pesantren Al-Hidayah.

"Alhamdulillah, ndak ada Bang, semuanya aman" jawab Falah dengan takzim.

"Alhamdulillah"

"Ya sudah, kamu Dzaki, Malik langsung ke asrama aja. Tolong kasih pengumuman buat besok, bahwa akan ada kajian penutupan sebelum Rhomadon " titah Yusuf pada kedua santrinya itu.

"Dan ini oleh-oleh dari Tarim, bagikan juga sama pengurus santriwati ya" pesan Yusuf sebelum Dzaki dan Malik meninggalkan rumah Abi Ali.

Setelah kepergian Dzaki dan Malik. Baru akhirnya Yusuf memberikan pesan yang telah di sampaikan Abi Ali kepadanya untuk di sampaikan kepada Falah.

Diary Naifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang