"Gak mau Ma, aku harus ngomong berapa kali sih?"
"Enggak-enggak. Mamanya udah nitip dia di sini, gak boleh ditolak begitu aja. Kasian. Cuma sebentar aja, sayang."
Sowon natap si bungsu dengan tatapan berharap. Sayangnya sifat kepala batunya menurun paling banyak ke anaknya yang paling bontot ini. Udah seharian di kasih tau, tapi tetep aja Seonghwa bersikeras buat nolak kehadiran tamu itu buat nginap di rumahnya.
"Kamu gak perlu ngapa-ngapain, ajak ngobrol aja kayak biasanya. Kan udah temenan dari lama toh, udah sering ketemu juga di sekolah?" Sowon terus aja ngeluarin stok sabarnya. "Nanti Mama yang kasih tau pacar kamu biar gak salah paham. Udah ya? Ayo makan ke bawah, temenin Nara sana."
Mau gak mau, Seonghwa pun nurut. Mama Sowon adalah salah satu kelemahannya. Mau semales apapun, kalo Mamanya yang nyuruh, pasti dia turutin. Nara tau, makanya jadi begini.
Begitu diliatnya Seonghwa turun, Nara mengulas senyum.
"Hai!" sapanya. "Ayo makan. Tadi Mama lo bilang bakal nyusul, kita duluan aja."
Seonghwa ngangguk singkat sambil duduk di kursinya sendiri, berseberangan dengan Nara yang mulai nyendok nasi.
"Lo tadi pulang duluan kenapa?" tanya Nara membuka obrolan. "Jangan bilang karena Umji lagi?"
Hening.
"Seonghwa? Gue ngomong sama lo."
"Berisik."
Cewek dengan rambut diikat satu itu ngangguk-ngangguk paham. "Oh, betul ternyata," katanya. "Dia marah sama lo gara-gara tadi siang ya?"
Tak!
"Kalo cuma mau bicara doang mending pergi, gue gak selera gara-gara lo."
Nara mengerjap saat ekspresi Seonghwa keliatan marah.
Bukan maksudnya dia begitu. Wajar dong kalo dia sebel dikacangin mulu? Padahal bisa pulang bareng, tapi Seonghwa malah pergi begitu aja dan gak ada ngabarin dia. Beruntung Mamanya bisa dimintai tolong biar dia di sini lebih lama. Bahkan Mama Seonghwa pun menawarkan buat nginap aja biar Mamanya gak perlu bolak-balik jemput dia sepulang kerja.
Dan tentu aja langsung dia terima.
"Seonghwa, lo tuh kenapa sih?" Nara berujar dengan kesal juga. "Kita udah biasa begitu dari lama. Harusnya cewek lo ngerti dan gak perlu ngambek segala. Lo pasti begini karena dia, kan? Sumpah, gak habis pikir sama selera lo yang jadi begini. Modelan Umji itu lo suka? Jauh banget!"
Rasanya mau protes sama Mama Sowon gara-gara maksa dia buat duduk di sini. Kayak, kenapa harus sekarang? Suasana hatinya lagi jelek banget. Gak bisa ditolerir lagi.
"Bisa berhenti ngomong gak?" Seonghwa naruh sendoknya kembali ke atas piring. "Urus urusan lo sendiri. Gausah ikut campur."
Nara buru-buru beranjak berdiri mengikuti langkah Seonghwa yang mendadak pergi begitu aja. Cewek itu ngeraih tangan sang teman dengan paksa sampai mereka kembali berhadapan.
"Seonghwa!"
Grep!
"A-ah!"
"Gue bilang stop, Nara," ancam cowok itu dengan tangan mencengkram erat tangan lawan bicaranya yang lalu merintih kesakitan. "Stop ngurusin semua yang bukan urusan lo. Jangan cari masalah. Jangan ngerepotin semua orang."
"Tapi gue cuma mau lo dapet yang terbaik, bukan cewek itu-"
Nara hampir nangis. Cengkraman tangan Seonghwa mulai semakin sakit. Apalagi saat temannya itu natap dia dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
L O V E A D E
Fanfiction[AU lokal, on going] "yang minum loveade ini, bakal fall in love sama gue, hehe." Umaira Jian disclaimer « ateez×viviz, seonghwa × umji « theboyz×viviz, juyeon × umji « harsh word ° 22 Dec, 2022 publish: 11 Aug, 2023 -