IS || •02

226 29 6
                                    

Sekali lagi

"Cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan pribadi Sol.4ce. Semua ini murni hasil imajinasi Author."

🕊️Happy Reading🕊️

>><<

"Kak, seriusan ini kita mau langsung pindah?"

"Iya. Sekali lagi kamu tanya, Saya kokop kamu ya?" kesal lantaran di beri pertanyaan yang sama sejak tadi.

Bahkan sampai mereka di perjalanan pun, pertanyaan yang sama masih terus di tanyakan Roxanna. Perempuan itu masih tidak menyangka dan juga masih tidak terima dengan perubahan status nya saat ini.

Dia masih belum begitu mengenal Arion, mereka hanya di berikan waktu untuk berkenalan selama satu Minggu sampai hari akad pernikahan. Sedangkan Arion selama satu Minggu itu sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi waktu komunikasi mereka sangat sedikit.

"Rumah Kakak besar gak?"

Arion sedikit melirik ke arah Roxanna, "Kenapa? Kamu suka rumah yang besar? Kalau iya, Saya akan cari rumah yang sesuai dengan keinginan kamu."

"Bukan!" seru nya seraya mengangkat dan melambaikan kedua tangannya ke atas. "Kalau rumah nya besar, capek di Aku dong tiap hari bersih-bersihnya."

"Rumah Saya tidak besar, tapi cukup lah untuk keluarga kecil kita nantinya."

"Keluarga kecil?" gumam Roxanna. "Kak, bisa gak kalau kita... Tunda dulu?"

"Apa?"

"Ya... Punya anak. Aku takut... Gak bisa jadi Ibu yang baik untuk mereka nanti."

Helaan nafas berat di hembuskan Arion melalui bibirnya, "Bisa. Kamu pasti bisa, naluri seorang Ibu itu akan muncul kok. Kalaupun kamu tidak bisa, paling tidak... Saya bisa jadi Ayah yang baik untuk mereka."

Hati kecil Roxanna sedikit menghangat mendengar perkataan Arion. Namun di sudut hati lainnya, dia masih tidak bisa menerima Arion sebagai suaminya. Seperti ada ketakutan terhadap pria itu.

>><<

Mobil mereka akhirnya tiba di sebuah kompleks perumahan untuk kalangan menengah keatas.

Rumah dua lantai dengan ukuran minimalis seakan menyambut kedatangan seorang nyonya baru. Roxanna merasa kagum dengan hunian yang akan dia tinggalin kedepannya.

Definisi rumah idamannya sejak lama. Roxanna memang bukan berasal dari keluarga kaya raya, namun ekonomi keluarga mereka bisa di katakan cukup untuk kebutuhan hidup.

Sama hal nya dengan Arion, dia juga bukan berasal dari keluarga yang berada. Namun karena pekerjaannya, dia mampu menaikkan Drajat kedua orang tua dan membuat mereka bangga dengan hasil jerih payahnya.

"Ayo masuk. Jangan kelamaan di luar. Tetangga punya anjing lumayan galak sama orang asing."

Mendengar kata anjing, dia segera menyusul Arion yang sedang membawa koper besar untuk segera masuk ke dalam rumah.

Sampai mereka melewati sebuah pintu bercat putih yang berada tepat di sebelah tangga, Arion berhenti melangkah dan memandang Roxanna dengan tampang seriusnya, "Jangan pernah masuk ke dalam ruang kerja Saya. Kamu Paham?"

Seperti di hipnotis, Roxanna dengan patuh menganggukkan kepalanya. Meskipun di dalam kepalanya ada banyak pertanyaan.

"Di rumah ini ada tiga kamar, dua di lantai satu dan satu di lantai atas itu kamar kita nantinya. Dua kamar lainnya, biasa di pakai teman Saya kalau menginap di sini. Mungkin dalam waktu dekat, mereka akan datang untuk berkenalan dengan kamu. Ya So... Persiapkan saja dirimu, karena mereka lumayan agak-agak menurut Saya."

Arion menjelaskan beberapa ruangan ke istrinya. Namun karena Adzan Maghrib berkumandang, mereka memutuskan untuk sholat terlebih dahulu.

>><<

Roxanna terbangun saat tengah malam karena tenggorokannya terasa kering. Sudah seperti alarm alami dirinya terbangun di jam-jam seperti ini.

Dia terbangun di atas kasur seorang diri, tanpa ada Arion di sisi nya. Meskipun dia merasa bersyukur karena Arion tidak terburu-buru meminta hak Biologis nya. Tapi di dalam hati, Roxanna bertanya-tanya kemana perginya Arion di waktu selarut ini.

"Apa dia lagi di kamar mandi ya?" gumamnya sambil melirik ke arah kamar mandi yang tertutup rapat.

Tidak mau memikirkan hal yang rumit, Roxanna sambil membawa botol minumnya berjalan menuju ke arah dapur di lantai satu.

Baru saja kakinya menginjak lantai satu, dia mendengar seperti ada suara orang berbicara di dalam ruang kerja Arion yang persis berada di sebelah tangga.

"Lagi kerja? Selarut ini?" bisiknya. Karena penasaran, dia berjalan semakin mendekat ke arah ruangan yang tertutup rapat itu.

"Gin, bagaimana dengan stok Peluru kita? Jangan sampai kita kehabisan stok, kita gak pernah tau kapan mereka akan menyerang."

"Hmm... Uang kotor di dalam brangkas ada sekitar 60 juta. Uang itu sepertinya sangat cukup untuk kita membeli rompi anti peluru ke Gangster sebelah."

"Sampaikan juga ke yang lainnya untuk selalu membawa pistol kemana pun mereka pergi. Mereka mulai berani main-main dengan kita."

"Oke, Saya percayakan ini ke kamu, Gin."

Roxanna menutup mulutnya sambil melangkah mundur, tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Arion yang di katakan Mama nya ternyata bukanlah pria baik-baik. Di dalam pikiran Roxanna saat ini, di penuhi dengan banyak pertanyaan.

Dia merasa ketakutannya selama ini ketika melihat Arion mungkin karena ada sisi lain dari pria itu. Mau bertanya, tapi dia tidak berani.

Karena jika benar Arion orang jahat seperti apa yang dia pikirkan saat ini, maka ada kemungkinan bahwa nyawanya sendiri dalam bahaya.

"Roro, anggap saja kamu tidak mendengar apa-apa," sugesti nya sambil menggelengkan kepalanya.

Roxanna lanjut berjalan menuju ke dapur dengan tubuh bergetar. Bahkan botol air minum yang di pegang nya sampai berguncang ketika dia sedang mengisinya dengan air putih.

"Anggap tidak mendengar apa-apa," hanya itu kalimat yang dia ucapkan sejak tadi.

Tapi, ketika akan kembali ke atas, saat di ruang tengah dia bertemu dengan Arion yang mengenakan baju tidurnya baru saja berjalan dari depan rumah.

"Kamu bangun?" tanya pria itu.

Roxanna menganggukkan kepalanya, "Kakak... Darimana?" ada jeda di pertanyaan Roxanna, karena tenggorokannya merasa tercekat.

Arion mengangkat tangan kanannya yang sedang menenteng sebuah kotak makanan, "Habis ngambil pesanan makanan di depan. Kamu lapar lagi? Mau makan bareng?"

"Enggak, aku mau tidur aja."

"Oh oke. Kalau gitu, Saya mau kembali lanjut kerja. Good Night," ucapnya sambil mengusap kepala Roxanna dengan tangan kirinya.

>><<

Tutululut💃

Maaf ya kemarin author mangkir😔 lagi gak mood ngetik karena malamnya habis nonton stream Papi😭

Sedih banget, but its okay karena itu sudah jadi keputusan mereka, dan demi kesehatan mereka.

Mungkin aku gak bisa nentuin jam update nya, tapi aku usahakan update setiap hari ya guys. Hanya saja jam nya yang tidak menentu.

Okay, see you next chapter guys❤️

LittleRubah© Copyright2024

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang