IS || •08

157 17 6
                                    


“Cerita ini di buat tanpa ada hubungannya dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Semua kejadian dan alur murni imajinasi Author.”

 

🕊️Happy Reading🕊️

>><<

Roxanna merasa sangat geram dengan ucapan yang di lontarkan oleh Andini. Apalagi Arion, salah satu tangannya bahkan sudah terkepal erat.

“Bude ini siapa tanya-tanya kaya gitu?” tanya Roxanna dengan sorot mata tajamnya.

Andini mengangkat dagunya tinggi-tinggi, “Aku ini Istri dari Suhardjo, mandor di perkebunan teh itu.”

Roxanna tidak kuasa menahan tawanya, membuat Andini menatapnya bingung.

“Ngapaian kamu ketawa? Gila ya?”

“Yang gila bukan saya. Justru Bude kan? Kan saya tanya Bude siapa tanya-tanya soal rumah tangga kami, bukan tanya istri dari siapa? Saya tidak peduli mau Bude istri aparat Desa sekaligus, karena di sini posisi kita sama-sama seorang menantu di keluarga ini. So, jangan sok dan bertingkah.”

“A-apa kamu bilang?!”

“Kenapa? Kurang jelas?” tantang Roxanna sambil menyipitkan matanya.

Arion merangkul bahu istrinya, dia berbisik ke telinga Roxanna, “Sudah ya, jangan di ladenin. Kita ke sini mau liburan, jangan sampai gagal cuma karena Anomali satu itu.”

Karena tidak terima, Andini menampar pipi Roxanna. Sampai meninggalkan jejak tangan di kulit mulusnya.

“Bude!” bentak Arion.

Ternyata keributan tersebut terdengar sampai ke dalam rumah. Nenek mengusap dadanya berulang kali, bukan pertama kalinya melihat menantunya itu mencari masalah dengan orang lain.

Apalagi kali ini dia mencari masalah dengan anggota keluarga baru. Nenek khawatir, jangan sampai karena kejadian ini, Arion dan Roxanna jadi malas untuk datang berkunjung lagi.

“Andini! Gak habis-habisnya kamu ya cari masalah!”

Andini menoleh ke arah teras rumah, bukannya takut, wanita itu malah makin menjadi, “Ibuk gak usah ikut campur. Selama ini yang kasih Ibuk makan itu Suamiku! Memangnya Anak dan Cucu kesayanganmu yang di kota pernah ngasih kamu duit?! Enggak pernah!”

Roxanna tidak tahan lagi, karena kali ini bukan lagi dirinya dan Arion yang di hina. Bahkan Nenek dan kedua mertuanya juga turut di hina.

“Heh Jurig! Kalau kamu keberatan ngurus Nenek, biar Nenek kami bawa ke Kota! Kamu itu cuma menantu tapi berlagak paling Ratu! Suami cuma kerja mandor, gaji gak sampai dua digit tapi belagu!“

Arion yang kesal juga buka suara, “Maaf Bude, tapi apa maksudnya kalau Orang Tua dan Saya yang tidak pernah ngirim uang? Apa perlu saya kasih lihat bukti saya rutin mengirim uang ke rekening Pakde? Kalau di total uang yang saya kirim dan uang yang di kirim Orang Tua saya, bisa mencapai Delapan Juta. Silahkan Bude tanyakan ke Pakde, atau selama ini Pakde mengklaim kalau uang itu dia dapatkan dari gajinya?”

Arion melanjutkan ucapannya sambil mengeratkan rangkulannya ke bahu Roxanna, “Saya juga tidak akan tinggal diam dengan apa yang sudah Bude lakukan ke Istri saya.”

Di serang dari dua arah, Andini langsung terdiam. Namun raut wajahnya yang memerah dan matanya yang melotot, bisa di pastikan kalau dia sedang menahan rasa malu. Apalagi sekarang banyak tetangga yang sudah menonton perkelahian mereka.

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang