IS || •21

119 21 5
                                    

“Cerita ini di buat berdasarkan imajinasi Author. Sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya.”

 

WARNING! Chapter kali mengandung beberapa kejadian yang sensitif dan dapat memicu Trauma atau membuat pembaca tidak nyaman.

🕊️Happy Reading🕊

 

>><<

 

 

Pagi itu, Arion bangun lebih awal. Dia langsung menuju dapur dan membuatkan sarapan untuk istrinya. Arion juga yang membersihkan rumah.

Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Arion naik ke atas dan membangunkan istrinya.

“Roxanna, ayo bangun,” panggilnya sambil membuka gorden jendela.

Roxanna yang merasa namanya di panggil, kemudian membuka matanya. Rambut panjangnya sangat berantakan, di tambah dengan wajah bangun tidurnya. Arion mengeluarkan handphone dan membidik kan kamera ke arah istrinya.

“Kak! Kakak ngapain foto aku?!” dia buru-buru menarik selimut dan menutupi wajahnya. Nyawanya yang masih berserakan langsung terkumpul sepenuhnya.

“Gak apa-apa. Saya belum punya foto kamu yang baru bangun tidur,” dengan santainya pria itu berucap dan berjalan menghampiri Roxanna.

“What?! Apa maksud...”

“Yuk bangun, saya sudah siapin sarapan. Jam sebelas, jemputan saya datang,” tanpa menunggu ucapan Roxanna selesai, Arion menarik tangan istrinya menuju ke arah kamar mandi untuk mencuci muka.

Roxanna baru ingat, kalau suaminya pergi siang ini. Mendadak dia merasa menyesal karena tidak bisa melayani pria itu seperti biasanya.

“Kak, maaf ya aku... blublublup...” belum selesai dia bicara, Arion sudah membasuh wajahnya dengan air dari wastafle. “Kak! Aku lagi ngomong loh!” sentaknya dengan wajah memerah.

Arion tertawa, pria itu bahkan sampai memegangi perutnya yang keram, “Astaga... Haha... Lucu banget sih kamu...”

Dia tahu apa yang ingin di ucapkan istrinya, itu sebabnya dia ingin menjahili gadis itu.

“Kak, aku serius. Aku minta maaf ya karena bangun kesiangan. Malah jadi Kakak yang menyiapkan sarapan,” raut wajahnya terlihat sendu, apalagi mengingat pria itu yang akan pergi siang ini.

Arion maju beberapa langkah, tangan kanannya terulur dan menarik pinggang istrinya. Dia memeluk gadis itu begitu erat, “Tidak apa. Saya sengaja kok. Biasanya kan kamu yang menyiapkan sarapan. Biarkan pagi ini saya manjain kamu ya?”

Mendapat perlakuan manis secara tiba-tiba dari suaminya, tubuh gadis itu sampai membeku. Pertama kalinya mereka berpelukan setelah sebulan lebih mereka menikah.

“I-iya udah kalau gi-gitu,” gugupnya.

Arion tersenyum, dia melepaskan pelukannya dan beralih mengusap rambut Roxanna yang berantakan sekalian merapikannya.

>><<

 

Ting!

Arion melirik ke arah handphone nya yang di letakkan di sebelahnya. Roxanna yang baru saja menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, ikut melirik ke arah ponsel suaminya yang baru saja mendapat notifikasi pesan.

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang