IS || •22

95 15 4
                                    

“Cerita ini di buat berdasaran imajinasi Author. Semua kejadian dan alur sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya.”

 

🕊️Happy Reading🕊

 

>><<

 

Rumput liar setinggi pinggang pria dewasa tumbuh hampir di seluruh sisi penjuru hutan hitam. Namun hal tersebut tidak menggoyahkan niat Harris untuk mencari barang miliknya yang terjatuh.

Bermodalkan dengan sebuah Glock, dia nekat memasuki kawasan hutan yang berbahaya.

“Dimana ya? Aku udah menyusuri tempat-tempat yang aku lalui kemarin. Apa mungkin...” dia melihat ke arah sisi terdalam hutan yang gelap dan di penuhi kabut putih. Kemudian dia melirik ke arah pinggangnya dimana Glock miliknya berada, “Meski gak yakin senjata ini bisa melawan mereka, paling tidak aku harus berhasil menemukan barang itu dulu.”

>><<

 

Roxanna duduk di ruang tengah, meski pandangannya tengah menatap ke layar televisi yang menyala, namun kenyataannya pikiran gadis itu sedang galau. Dia menoleh ke arah ruang kerja Arion yang hari ini tidak terkunci, dan baru saja dia bahkan habis membersihkan ruangan tersebut.

Tubuhnya di sandarkan ke sofa, helaan nafas berat terhembus, “Gak ada Kakak jadi sepi banget. Cih.”

Untuk itu, dia segera beranjak dari duduknya menuju ke lantai atas. Dia berniat mengambil laptopnya, “Deadline nya masih lama, tapi dari pada gabut, mending aku selesaikan sekarang,” pikirnya.

Sepanjang hari itu, Roxanna mengerjakan pekerjaannya sampai waktu menjelang malam.

“Bahkan belum ada dua puluh empat jam sejak kepergian Kakak, tapi aku udah kangen,” dia menyingkirkan laptop dan duduk dengan memeluk kedua lututnya.

Matanya melirik ke arah meja kecil di sisi ranjang biasanya Arion tidur, di sana ada satu pigura kecil foto mereka berdua ketika liburan di kampung Nenek waktu itu. Arion yang meletakkannya di sana.

“Kak, Roro kangen loh. Kakak pasti gak tau kan? Cih,” cemberutnya. “Kakak cuma sebulan perginya kan? Awas aja kalau lebih dari itu, aku botakin ntar.”

>><<

 

Sementara orang yang di rindukannya, di seberang dunia sedang di sibukkan dengan urusan internal maupun ekternal.

“Damian, sudahkah kamu atur pertemuan dengan para tetua klan?” tanya Arion sembari sibuk membaca berkas-berkas yang tertumpuk di atas mejanya.

Damian menghampiri meja kerja Arion, di tangannya ada selembar kertas, “Sudah Tuan, ini adalah daftar para tetua yang bisa hadir di pertemuan besok. Beberapa dari mereka tidak bisa hadir dengan alasan kesehatan yang memburuk. Namun saya mencurigai sesuatu.”

Arion mengangkat kepalanya, menatap ke arah Damian yang berdiri di depan meja kerjanya, “Jelaskan.”

“Tuan, sejak dua puluh lima tahun Anda meninggalkan kastil, ada beberapa pergolakan tidak biasa yang terjadi. Misalnya, sering terjadi kasus dimana banyaknya kaum Immortal yang menerobos pembatas. Hal ini menyebabkan tatanan keseimbangan yang keluarga Tuan jaga selama ratusan ribu tahun mulai goyah. Di tambah dengan beberapa tetua yang mulai menyalahgunakan kekuasaan yang Anda berikan.”

Arion mengusap dagunya, tampak memikirkan sesuatu, “Ini semua pasti karena mereka yakin saya yang tidak akan kembali ke sini. Damian, apakah kamu merasa kecewa pada saya karena sudah melalaikan tugas selama ini?” tanya pria itu.

“Tidak Tuan! Mana berani saya memiliki perasaan seperti itu terhadap Tuan. Saya merasa seperti makhluk paling beruntung karena dahulu Anda pernah menyelamatkan saya,” pria muda itu membungkukkan tubuhnya dengan sangat sopan.

Arion berdiri dari kursi kerjanya, dia berjalan menghampiri Damian, pria itu menepuk bahu Damian, “Sudahlah. Angkat kepalamu, tolong kumpulkan beberapa petinggi di kastil ini ke ruang tengah. Saya akan pergi ke sana setelah bersiap, saya masih menggunakan pakaian dari dunia manusia ini,” tunjuknya ke arah pakaian santai yang dia kenakan.

>><<

“Damian, benarkah Tuan sudah kembali? Lalu dimana dia sekarang?” tanya seorang pria berperawakan tinggi besar dengan bekas luka di sisi keningnya.

Bukan Damian yang menjawab, melainkan perempuan bersurai ungu, “Aku yakin Tuan sedang bersiap-siap. Luca, bukankah seharusnya kau merasa malu pada Tuan karena sudah dua puluh lima tahun berlalu, tapi kau tidak ada kemajuan apapun?” ledeknya.

“Diam kau Echi! Aku sudah berusaha selama ini. Motivasiku adalah Tuan, aku mengalami hari yang suram karena Tuan pergi. Tapi aku sudah banyak berubah, tidakkah kamu melihat bekas luka ini? Aku mendapatkannya saat sedang memburu makhluk yang berniat menerobos pembatas,” pamernya seraya menunjuk bekas luka di keningnya.

“Dasar Luca codet! Wlee,” ledek perempuan berambut ungu itu kembali sambil menjulurkan lidahnya.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki dari luar ruangan membuat keributan yang terjadi di ruang tengah seketika sunyi. Mereka semua menatap ke arah pintu yang tertutup.

Ketika pintu terbuka, yang pertama mereka lihat adalah kaki yang melangkah masuk menggunakan pantofel hitam mengkilat dengan corak ke emasan di atasnya. Arion masuk dengan menggunakan seragam yang dulu pernah dia gunakan. Jubah dengan corak warna ungu, ada Bross berbentuk bulan yang tergantung di pinggangnya, itu adalah simbol keluarga ‘Brenedict’.

Brenedict, sejak dahulu memiliki tugas sebagai penjaga pembatas antara dunia Immortal dan dunia sekuler (dunia manusia). Sejak leluhurnya, mereka di anugerahi dengan gelar sebagai Grand Duke Brenedict. Satu-satunya bangsa Demon bumi yang memiliki pangkat tinggi di dunia Immortal.

“Tuan!”

Begitu Arion memasuki ruangan, semua orang yang ada di ruangan itu segera berdiri dan membungkuk dengan hormat.

>><<

 

 

Segini dulu ya.

Maaf karena pendek, Author masih gak enak badan. Tiga hari kemarin Author tumbang, gini lah kalau punya badan Jompo, wkwkwk.

See you next chapter >>

 Oh iya, mau sedikit promosi dong, silahkan yang mau mampir ke Novel Author di lapak sebelah. Semuanya Novel Fantasi ya, hehe.

Fizzo : Little Rubah

 -Ksatria Katana itu adalah Khodamku

-Tersesat di Kerajaan China

-My Perfect Lady

[Di Platform ini, Author udah lama Hiatus, tapi dalam waktu dekat bakalan melanjutkan kembali novel yang tertunda]

Good Novel : Little Rubah

-Bertahan Hidup di Dunia Komik. [TAMAT]

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang