IS || •16

138 18 4
                                    

“Cerita ini di buat tanpa ada hubungannya dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Semua alur dan kejadian murni imajinasi Author.”

 

🕊Happy Reading🕊️

 

>><<

 

Kicau burung terdengar menyambut hari baru, beserta embun pagi yang membasahi bumi. Suhu dingin pagi hari membuat orang enggan untuk bangun dari pembaringan. Begitu juga dengan sepasang suami istri yang masih bergelung di balik selimutnya.

Drrtt... Drrtt Drrtt... Drrtttt...

Sampai akhirnya suara dari handphone yang bergetar di atas meja mengusik salah satu dari mereka. Arion membuka matanya, menyesuaikan pandangannya yang masih buram.

Kepalanya terasa nyeri, efek dari begadang semalam. Arion menundukkan kepalanya, tangannya terulur guna mengusap kepala istrinya yang masih terlelap sembari memeluk tubuhnya guna mencari kehangatan. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

‘Entah gimana responnya kalau dia lihat kebiasaan tidurnya ini.’

Kemudian dia menoleh ke arah meja nakas, dimana handphonenya masih bergetar, tanda ada sebuah panggilan. Tidak biasanya dia mendapat telepon di pagi buta seperti ini.

Sebuah panggilan dari private number. Arion tidak langsung mengangkatnya, sampai panggilan berhenti. Namun tidak sampai tiga detik, panggilan kembali masuk.

Kali ini, Arion langsung menerimanya.

[Tuan.]

Satu kata, namun langsung membuat tubuh Arion membeku. Pria itu lantas menoleh ke arah Roxanna yang masih terlelap, sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dari ranjang.

Dia berjalan keluar kamar, sorot matanya pun sudah berubah semakin dingin, “Ada apa?”

[Sebaiknya Anda segera kembali.]

Arion menghentikan langkah kakinya ketika orang dari seberang telepon selesai berucap. Pria itu menoleh ke arah jendela besar yang ada di sebelah pintu utama, bisa di lihatnya ada siluet orang di balik jendela yang tertutup gorden tipis.

“Apa yang terjadi? Kau bahkan sampai menjemputku ke sini?” tanyanya seraya melangkahkan kaki semakin dekat menuju ke pintu utama.

[Keributan telah terjadi. ‘Kami’ membutuhkan Anda...]

Cklek!

“... Untuk segera kembali.”

Arion menatap seorang pria muda yang berdiri di hadapannya begitu pintu terbuka. Arion dan pria itu sama-sama menurunkan ponsel yang masih tersambung.

Pria muda itu lantas menundukkan kepalanya dengan sopan, “Tuan, kita harus segera berangkat. Ada beberapa keluarga yang mengincar ‘posisi’ Anda selama ini. Jika terus di biarkan, maka akan berdampak besar untuk ‘keluarga’ dan reputasi Anda.”

Arion melipat kedua tangannya, mata nya menatap tajam, “Bukankah selama ini kau bisa mengurusnya? Apa sekarang kau sedang mengeluh padaku?”

“Tidak. Mana saya berani mengeluh kepada Anda. Namun saya sendiri tidak akan cukup jika ingin menutup mulut orang-orang itu. Setidaknya, Anda harus hadir di rapat rutin tahunan kali ini. Hal ini cukup untuk membungkam rumor buruk yang beredar belakangan ini.”

Pria muda itu masih tetap mempertahankan sikap sopannya. Dia menggunakan pakaian rapih kantoran, namun jika di lihat dari perawakan dan wajahnya, bisa di pastikan kalau pria itu bukanlah orang lokal.

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang