IS || •05

181 24 1
                                    


“Cerita ini di tulis tanpa ada hubungan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya Semua kejadian dan alur murni imajinasi Author”

 

🕊️Happy Reading🕊️

>><<

“Maaf sudah menunggu lama.”

Suara Roxanna menghentikan obrolan ke empat pria yang ada di ruang tengah. Mereka menoleh secara bersamaan ke arah tangga.

Arion menatap istrinya sampai tidak berkedip, sama seperti ke tiga pria lainnya. Semua di karenakan Roxanna yang mengenakan pakaian syar’i. Wajahnya yang manis dan kulitnya yang kuning langsat, sangat cocok dengan model pakaian yang tengah di gunakannya saat ini.

Roxanna memilih duduk  di sebelah Arion, “Kalian sudah lama sampainya? Maaf ya, saya tidak bisa ikut menyambut tadi.”

“Ti-tidak apa-apa kok. Kami sudah di sambut sama Arion tadi,” ujar Gin terbata-bata, bola matanya bergerak gelisah dan berusaha untuk tidak menatap Roxanna lama-lama.

Arion berbisik tepat di telinga istrinya, “Bukannya kamu bilang pakaian ini mau di pakai kalau ada undangan? Kenapa di pakai sekarang?”

“Biar lebih sopan saja,” balas Roxanna sambil berbisik juga.

Sesungguhnya Arion sangat suka dengan penampilan Roxanna saat ini. Selain karena sangat cantik, penampilan Roxanna sama dengan menjaga kehormatan Arion dengan tidak mengumbar aurat di hadapan pria lain yang bukan mahram nya.

“Sayang, kenalin ini teman-teman aku, mereka kemarin gak sempat datang ke acara akad pernikahan kita,” ucap Arion seraya merangkul bahu Roxanna dengan mesra.

Tingkah Arion tersebut cukup membuat Roxanna tersentak. Apalagi panggilan yang pria itu sematkan, membuat perutnya merasa tergelitik.

Harris yang pertama berdiri dari duduknya, sambil menunduk pelan dia berucap, “Meski kita sudah berkenalan sebelumnya, tapi sekali lagi perkenalkan nama saya Harris Caine.”

Di susul oleh Gin dan Souta.

“Saya Gin Gehenna.”

“Kenalkan, saya Souta. Biasa di panggil Sou.”

Roxanna menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil, “Salam kenal Kakak-kakak semuanya, perkenalkan nama saya Roxanna Putri Darma. Senang sekiranya bisa berkenalan dengan teman-teman dari Suami saya.”

“Suami Saya ceunah,” batin Arion sambil berusaha menahan senyum di bibirnya.

Mereka berbincang banyak, mulai dari tentang Roxanna sampai pembahasan kecil mengenai pertemanan ke empat pria tersebut. Sampai waktu tidak terasa sudah berganti menjadi maghrib dan adzan telah berkumandang.

Para pria segera bersiap menuju masjid yang ada di dekat komplek, sementara Roxanna tetap sholat di rumah.

Sebelum berangkat ke masjid, Arion sempat berucap ke Roxanna ketika mereka berdua berada di kamar, “Mungkin saya akan pulang setelah sholat isya, saya juga akan memastikan semua jendela dan pintu terkunci rapat. Kamu bisa dengan tenang melanjutkan eksperimen kamu yang waktu itu sempat tertunda. Kamu juga tidak perlu turun ke bawah lagi, karena teman-teman saya tidak menginap, mungkin tidak akan pernah saya izinkan lagi mereka untuk menginap mulai sekarang.”

Lagi dan lagi Roxanna seperti terhipnotis, perempuan itu hanya bisa menganggukkan kepalanya. Arion tersenyum kecil dan mengusap kepala Roxanna yang tertutup kerudung, sebelum akhirnya berlalu menuju lemari untuk mengambil baju koko nya.

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang