IS || •11

140 18 5
                                    

“Cerita ini di buat tanpa ada hubungannya dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Semua kejadian dan alur murni dari imajinasi Author.”

Vote dan berikan komentar serta kritik dan saran yang membangun.

 

Happy Reading

 

>><<

 

 

Arion menaikkan satu alisnya, karena tidak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya.

“Anna? Kamu mau tanya apa?”

Roxanna mengubah posisi duduknya menjadi serong ke kiri, menghadap langsung ke suaminya, “Boleh aku tau... Apa pekerjaan Kakak sebenarnya?”

Dia harap-harap cemas, takut bila Arion marah. Seketika dia di liputi perasaan menyesal karena sudah bertanya seperti itu.

Sedangkan Arion sudah menduga suatu saat akan mendapat pertanyaan seperti itu, hanya saja dia tidak menyangka akan membutuhkan waktu satu bulan lebih untuk Roxanna bertanya.

“Akhirnya kamu bertanya juga,” dia menghela nafas pelan.

“Maksudnya?”

Arion mengusap kepala Roxanna yang tertutup kerudung, “Saya yakin kamu akan bertanya seperti itu suatu saat nanti, tapi rupanya harus selama ini ya?” tanyanya sambil tertawa pelan.

“Loh? Kalau gitu, kenapa bukan Kakak sendiri yang kasih tahu sejak awal?”

Roxanna tidak menduga akan respon suaminya. Sejujurnya dia sudah siap untuk di marahi.

Arion menggelengkan kepala, “Saya maunya kamu yang bertanya.”

“Waktu itu kan aku udah pernah tanya. Kakak malah jawab kalau yang penting pekerjaan Kakak Halal kan?”

“Ehem, waktu itu kan saya cuma mengikuti cara kamu menjawab? Kamu juga jawab gitu kan saat saya bertanya pertama kali?” balasnya sambil membuang muka, pura-pura merajuk.

Gadis itu menatap Arion seolah pria itu adalah hama yang pantas di basmi. Tidak menyangka dengan sikap kekanakan suaminya itu.

“Jadi... Sebenarnya apa pekerjaan Kakak?” desak Roxanna.

“Saya bekerja sebagai...”

Drrtt! Drrtt! Drrtt!

Roxanna menatap handphone Arion yang tergeletak di atas meja, tatapan tajamnya seolah mampu untuk membelah benda mati itu. “Sialan! Siapa yang berani menganggu di saat-saat krusial seperti ini?!” cercanya di dalam hati.

Arion yang melihat reaksi istrinya tidak kuasa menahan senyum. Dia ikut melihat ke arah handphonenya, tertera ID pemanggil atas nama ‘Kodok Ijo’. Seketika itu juga senyum pria itu menghilang dan buru-buru mengangkatnya.

“Hallo?”

“...”

“Hmm, oke. Terus?”

“...”

Arion terdiam sejenak sambil menoleh ke arah istrinya, sebelum akhirnya beranjak dan berlalu menuju ke arah ruang kerjanya. Meninggalkan Roxanna yang menahan perasaan jengkel luar biasa.

>><<

 

“Garin, masa kamu gitu aja gak bisa?” keluh Arion sambil menghela nafas lelah.

“Jadi gimana? Mau malam ini? Tapi jam delapan malam saya ada jadwal, kalau sama yang lain gimana?”

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang