IS || •14

142 22 3
                                    

IS 14

“Cerita ini di buat tanpa ada hubungannya dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Semua kejadian dan alur adalah murni imajinasi Author.”

 

Happy Reading

 

>><<

 

“Ka-kakak, Aku...”

“Jawab saja pertanyaan saya tadi. Kamu masuk ke dalam ruang kerja saya?” tatapan Arion kian tajam menyorot Roxanna.

Gadis itu tidak bisa mengelak, dia yang teledor karena terlalu menggebu-gebu sampai lupa untuk mematikan lampu kembali. Dia turun dari tangga dengan kepala tertunduk, berniat menghampiri suaminya.

“A-aku minta maaf Kak. Memang benar aku masuk ke ruang kerja Kakak, tapi itu karena aku ingin memastikan sesuatu,” jujur saja saat ini seluruh tubuh gadis itu tengah gemetar.

Bisa dia rasakan tatapan tajam Arion masih menghujami dirinya dari atas kepala.

Arion menyugar rambutnya ke belakang, terdengar juga hembusan nafas kasar dari bibirnya.

“Apa? Kamu ingin memastikan apa? Seharusnya kamu cukup hanya dengan mengetahui kalau pekerjaan Suamimu ini adalah pekerjaan yang halal kan? Sesuatu apa yang ingin kamu pastikan lagi? Kamu tidak mempercayai ucapan Suamimu?” ucapnya dengan lirih, untuk menahan emosi, pria itu bahkan sampai mengepalkan kedua tangannya.

Bibir Roxanna bergetar, dia semakin takut menghadapi Arion yang sedang emosi. Namun dia juga tidak ingin berlarut-larut dalam kubangan ketakutan, jadi dia beranikan untuk mendongak dan menatap mata Arion langsung.

Sayangnya tidak sampai tiga detik, gadis itu kembali menunduk. Tatapan mata Suaminya sangat mengerikan.

“Kak, kita belum begitu saling mengenal, kita baru menikah sebulan lebih. Aku itu orang yang selalu bersikap waspada kepada orang asing. Aku...”

“Orang asing? Kamu sampai detik ini masih menganggap saya orang asing? Apakah di sini hanya saya yang menganggap serius pernikahan kita?”

Roxanna mengepalkan kedua tangannya, sampai urat-urat di pergelangan tangannya mengencang sebelum akhirnya dia berteriak, “Awalnya!” gadis itu mendongak menatap langsung mata Arion yang tampak bergetar, “Awalnya Kakak memang orang asing kan buat aku? Bukankah wajar kalau aku bersikap waspada ke orang yang setiap malam selalu berbicara tentang alur jual beli barang-barang ilegal? Menurut Kakak, selama ini aku hidup bersama Kakak sebulan lebih lamanya dalam kondisi hati yang seperti apa? Aku takut! Aku takut kalau ternyata aku salah menikah dengan pria yang ternyata dari sindikat kriminal!”

“Apa? Apa maks...”

“Hampir setiap malam aku mendengar Kakak di dalam ruang kerja membicarakan perihal jual beli senjata api, peluru bahkan nar-narkoba,” di akhir kalimatnya dia mengecilkan suaranya, takut bila tetangga ada yang mendengar. “Untuk itu aku butuh kepastian! Aku butuh bukti kalau seandainya memang Kakak orang jahat, aku ingin pergi, aku ingin kabur dari rumah ini!”

“Kakak hanya mengatakan kalau pekerjaan Kakak adalah pekerjaan yang halal. Apa menurut Kakak aku akan percaya setelah hampir setiap malam mendengar percakapan seperti itu?” gadis itu menundukkan kepalanya sambil berucap lirih, suaranya pun bergetar.

Arion terdiam, dia masih berusaha mencerna ucapan istrinya. Hingga akhirnya dia menyadari maksud ucapan gadis itu. Barulah pria itu menghembuskan nafas pelan, “Jangan salah paham, saya tidak melakukan pekerjaan yang ilegal. Pekerjaan saya halal, saya bisa menjamin itu.”

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang