IS || •04

180 24 3
                                    

“Cerita ini di tulis tanpa ada hubungan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Semua kejadian dan alur murni imajinasi Author.”

 

🕊️Happy Reading🕊️

 

>><<

Keputusan Roxanna sudah di tentukan. Dia akan minta cerai kepada Arion jika semua bukti-bukti yang membenarkan kecurigaannya dari kemarin sudah terkumpul.

“Kalau dia gak setuju, biar Aku yang kabur dari rumah ini. Aku gak mau terlibat dengan bisnis haram mereka. Apalagi katanya tempat persembunyian mereka sudah ketahuan, yang mungkin saja rumah ini juga salah satu tempat itu,” gumamnya.

“Pasti musuh mereka sangat kejam, gimana kalau nyawa ku dalam bahaya? Mumpung aku belum cinta dia, mending aku kabur dari sini.”

Roxanna menulis semua hal yang mencurigakan baginya. Termasuk ruang kerja Arion yang sepertinya akan sangat sulit untuk di masukin karena suaminya itu tidak pernah keluar rumah.

Saking lamanya dia berpikir, sampai waktu berganti sore pun dia tidak sadar. Alhasil, karena tidak kunjung turun dari kamar, Arion berinisiatif menjemput istri kecilnya.

“Roxanna? Kamu tidur?” tanya Arion seraya membuka pintu kamar.

Dia malah mendapati istrinya yang sedang duduk melamun di sebuah kursi santai yang ada di sebelah jendela kamar. Arion menghela nafas pelan, dia berpikir kalau Roxanna tengah melamun karena banyaknya pikiran sebab pernikahan mereka yang termasuk dadakan.

Pria itu berjalan mendekati istri kecilnya, sambil mengusap kepala Roxanna, dia berucap, “Roxanna, sudah sore. Kamu gak mau siap-siap? Sebentar lagi teman-teman saya datang.”

Roxanna mendongak karena Arion yang sedang berdiri di sebelah dirinya yang sedang duduk, “I-iya Kak. Maaf, aku malah belum masak, padahal teman Kakak mau datang.”

“Saya sudah katakan tadi kan? Kamu gak perlu menyiapkan apa-apa, karena kemungkinan mereka akan membawa makanan sendiri atau malah mau masak sendiri nanti. Sudah biasa seperti itu,” jelasnya. “Ya sudah, lekas mandi. Mereka tadi bilangnya sudah on the way ke sini. mungkin sebentar lagi...”

Ting Tong...

Arion mengintip dari jendela, “Mereka udah datang, kamu pergi lah mandi. Biar saya yang bukain pintu.”

Roxanna menganggukkan kepalanya, dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Arion melangkahkan kakinya turun ke lantai satu, untuk membuka pintu utama.

>><<

“Kenapa pencet bel? Biasanya juga langsung masuk kan? Kamu punya kunci cadangannya kan Ris?” tanya seorang pemuda berwajah baby face.

Pria lainnya yang memiliki wajah manis justru menoyor kepala pemuda tadi, “Yang benar aja, Souta. Itu gak sopan namanya. Sekarang Arion udah gak tinggal sendiri, dia udah punya Istri.”

Pemuda bernama Souta mencebikkan bibirnya, “Punya Istri, artinya gak bebas lagi dong. Beban doang itu namanya.”

Sekali lagi pria berwajah manis itu menoyor kepala Souta, “Kalau punya mulut di jaga, kalau orangnya dengar...”

Cklek...

“Saya udah dengar,” ucap Arion seraya menatap tajam ke arah Souta.

Sementara yang di tatap hanya nyengir sambil bersembunyi di belakang Harris.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan, Harris maju dan menyodorkan sebuah kotak donat ke arah Arion, “Ini oleh-oleh, tadi Roxanna cerita kalau dia suka makanan manis kan? Kami pesan ini untuk Nyonya Arion.”

Arion masih menatap Souta sebelum akhirnya menghela nafas dan mempersilahkan mereka bertiga untuk masuk ke dalam rumah.

Pria berwajah manis yang ternyata bernama Gin itu berbisik ke telinga Souta, “Tolong jangan di ulangin. Gak selamanya Arion haha hihi kalau di candain, dia sekarang harus menjaga kehormatan istrinya juga.”

Souta menganggukkan kepalanya dengan patuh. Memiliki kebiasaan yang asal ceplas-ceplos membuat Souta sering mendapat teguran dari ketiga pria lainnya yang memiliki usia lebih tua darinya.

Sedangkan ketiga pria lainnya seolah harus menjaga Souta, agar pemuda itu tidak asal berbicara ketika di depan orang asing, yang mungkin saja tidak akan terima dengan candaannya. Itu sebabnya, Souta terkesan seperti anak yang pendiam ketika ada sebuah obrolan dengan orang baru.

“Istrimu mana?” tanya Gin.

Sementara Arion yang baru kembali dari dapur setelah mengambil beberapa minuman dingin, “Lagi di atas, tadi sih mandi. Sibuk beres-beres, sampai lupa waktu.”

Arion sengaja tidak menceritakan kebenarannya, karena itu adalah aib yang harus dia sembunyikan demi kehormatan istrinya di mata orang lain. Agar Roxanna tidak di pandang sebelah mata.

Mereka berkumpul di ruang tengah, tepat bersebelahan dengan ruang makan dan dapur. Sambil menunggu Roxanna yang sedang bersiap, mereka membahas soal pekerjaan mereka.

Sampai di satu topik, suara mereka yang tadinya heboh, kini mulai pelan nyaris seperti berbisik karena khawatir Roxanna akan mendengarnya.

“Gimana? Menurut kalian, sebaiknya kita bawa kemana alur nya?” tanya Arion sambil sesekali melirik ke arah tangga.

“Lebih baik kita diskusikan di forum saja, biar yang lain bisa tau,” sambil menenggak minuman dinginnya, Harris menjawab.

Souta dan Gin menganggukkan kepalanya secara bersamaan, “Benar. Kita juga perlu tau bagaimana pendapat mereka tentang alur yang akan kita pilih nantinya. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya miskomunikasi yang bisa berdampak ke hal-hal yang tidak di inginkan.”

Arion menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan ke tiga temannya. Tanpa mereka sadari, kalau sejak tadi, Roxanna ternyata sedang menguping dari lantai atas.

Tubuhnya yang kecil memudahkan dirinya untuk bersembunyi di balik dinding yang menjadi pagar pembatas. Dia sampai menutup mulutnya, tidak menyangka dengan apa yang baru saja dia dengar.

“Pasti yang di maksud adalah tentang bisnis haram mereka. Ternyata teman-teman Kak Arion yang ada di bawah itu semuanya satu kelompok dengannya. Siapa sangka di balik wajah mereka yang tampan-tampan itu ternyata mereka adalah kelompok kriminal yang sedang bersembunyi,” asumsi Roxanna di dalam hati.

“Mama, sepertinya apa yang Mama ketahui tentang Kak Arion bukanlah sifat aslinya. Mama, sepertinya Mama juga telah salah memilih menantu. Mama justru memasukkan anakmu ini ke dalam kandang singa yang siap menerkam kapan saja bila aku lengah,” bisiknya.

 
>><<

See you next Chapter ^^

LittleRubah © Copyright2024
 

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang