IS || •20

124 19 4
                                    

“Cerita ini di buat tanpa bersangkutan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya. Alur dan kejadian semuanya semata-mata murni hasil dari imajinasi Author.”

 

🕊Happy Reading🕊️

 

>><<

 

Suara detik jam seakan menjadi backsound di suasana malam yang sunyi. Roxanna masih bersabar menunggu Arion berbicara.

Sampai beberapa saat kemudian, pria itu mendongak kembali dan meraih tangan Roxanna dan menariknya untuk kembali duduk di sebelahnya. Pada detik itu juga, Roxanna mendadak merasa gugup karena Arion menatap matanya begitu intens.

“Kamu ingat dengan ketiga teman-teman saya kan?”

Roxanna menganggukkan kepalanya.

“Meskipun ini tidak berhubungan dengan Clue yang kamu minta, tapi mereka dan saya memiliki pekerjaan yang hampir sama di luar pekerjaan kami sebagai streamer. Mereka memerlukan bantuan, jadi saya harus membantu, karena selama ini mereka sudah sering membantu saya yang sering mengalami kesulitan,” jelasnya tanpa melepaskan sedetik pun pandangannya dari wajah Roxanna.

Roxanna balas menatap suaminya, dia tidak melihat adanya getar kebohongan di mata pria itu. Dia juga sudah melihat bagaimana dekat nya hubungan sang suami dengan ketiga temannya.

Namun kembali lagi, dia merasa tidak bisa tenang jika di tinggal selama itu sendirian di rumah, “Kak, kalau begitu apa boleh aku mengajukan satu pertanyaan dan satu permintaan?”

Tanpa ragu, Arion menganggukkan kepalanya, “Tentu saja. Pertanyaan dan permintaan apa itu?”

Seakan dia tidak perduli dengan pertanyaan yang akan di ajukan istrinya. Yang menurutnya, selama dia mampu, maka dia akan melakukan apapun itu demi Roxanna.

Roxanna menundukkan kepalanya, suaranya terdengar sangat gugup, “Kak... Apakah Kakak pernah merasa menyesal karena sudah menikah denganku?”

Arion sama sekali tidak menyangka kalau pertanyaan seperti itu akan keluar dari bibir istrinya. Tetapi bukan berarti dia akan gugup, karena dia sudah memiliki jawabannya, “Tidak. Sedikit pun, saya tidak pernah merasa menyesal sudah menikah denganmu. Bukan menyesal yang saya rasakan, justru saya merasa beruntung karena kamu lah orangnya.”

Arion kembali melanjutkan, “Saya tadinya berpikir, mungkin saya tidak akan pernah menikah. Tapi sejak melihat kamu hari itu, keinginan saya mendadak berubah dan ingin segera menarik kamu ke sisi saya untuk secepatnya. Apakah ini jawaban yang kamu mau? Hm?"

Tampaknya, tanpa perlu di jawab, Arion sudah tahu jika melihat reaksi Roxanna tampak salah tingkah.

“Maaf karena saya aslinya adalah orang yang kaku seperti ini. Mungkin para penggemar tahu nya saya ini sosok yang humoris, tapi semuanya semata-mata karena seperti itu lah karakter 2D yang saya perankan. Jadi, jangan pernah cemburu sama penggemar saya ya? Yang mereka cintai itu karakter 2D saya,” jelasnya lagi.

“Si-siapa juga yang cemburu?!” elaknya sambil membuang muka, jika saja di tempat yang terang, mungkin saja Arion bisa melihat semburat merah di pipi gadis itu.

Arion meraih kedua sisi wajah Roxanna, “Besok saya akan pergi, saya harap ketika saya kembali nanti, kamu mengatakan perasaan rindu ke saya.”

Saat itu juga, Roxanna berdiri dan kabur ke lantai atas, dan meninggalkan botol air minumnya. Serta meninggalkan Arion yang berusaha menahan tawanya karena merasa reaksi istrinya sangat seru untuk di lihat.

Pria itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, kepalanya mendongak dan menatap ke langit-langit rumah, bibirnya bergumam pelan, “Padahal aku perginya besok, tapi perasaan rindu apa ini? Haaa... Apakah malam ini berhasil ku lewati dengan baik-baik saja? Bahkan dia kabur tanpa mengatakan apa permintaannya.”

>><<

 

“Ris, kamu gila ya?!” sentak Souta sambil mengejar pria bersurai merah yang sudah melangkahkan kakinya menjauh dari rumah sakit.

“Harris!” teriak Souta karena tiba-tiba saja dia melihat Harris memberhentikan sebuah Taksi dan pergi begitu saja meninggalkan dirinya.

“Ah sialan! Gimana ini?” bingungnya.

Maka dia memutuskan untuk menghubungi Gin yang sedang berada di pangkalan Organisasi. Pria bertelinga rubah itu sedang membaca sebuah laporan mengenai pola penyerangan terhadap Harris kemarin.

Drrtt... Drrtt Drrt... Drrtt...

Gin melihat ID pemanggil, begitu melihat nama Souta, pria itu tanpa babibu langsung mengangkatnya, “Ada apa Sou?”

[Gin, tolong cepat cegah Harris! Anak itu udah gila! Bisa-bisanya dia mau kembali ke hutan hitam cuma karena ada barangnya yang terjatuh di sana!]

Gin sampai menjauhkan ponselnya dari telinga, karena di seberang telepon, Souta sudah berteriak-teriak seperti bocah tantrum.

“Kamu udah tanya barang apa itu?” meskipun pertanyaannya tetap kalem, nyatanya pria itu bahkan langsung berlari keluar dari ruangannya dan buru-buru menuju ke basement kantor guna mencari mobilnya.

[Enggak! Boro-boro ngomong! Aku aja di tinggal ini kok. Ah sialan! Bikin kesal saja!] di depan rumah sakit, pria bersurai biru itu sedang mengumpat sambil menendang kerikil-kerikil kecil di lahan parkiran.

“Ya sudah, kamu kembali lah ke pangkalan Organisasi. Biar aku dan tim Khusus yang mengejar Harris. Arion baru akan ‘kembali’ siang ini, sampai saat itu, kita akan berusaha menjauhkan Harris dari tempat ‘itu’. Oh ya, sekalian beri kabar ke yang lain untuk stand by karena sekembalinya Arion, kemungkinan kita akan mulai berperang.”

[Oke. Gin, berhati-hatilah. Jangan sampai kalian tertangkap.]

Sambungan telepon pun terputus. Kedua pria itu segera melanjutkan tugasnya masing-masing.

>><<

Di dunia ini, ada yang namanya makhluk Immortal, yang mana hanya sering di jumpai di film-film fantasi dan novel dengan genre yang sama. Namun kenyataannya, keberadaan mereka sungguh harus benar-benar di pertanyakan.

Seringnya teori konspirasi yang berseliweran di media sosial, sering juga menjadi perdebatan. Karena banyaknya bukti-bukti yang sulit di sangkal, membuat pendapat terpecah menjadi dua kubu.

Di kubu yang benar-benar mengakui keberadaan makhluk Immortal, bahkan sampai membuat organisasi dan melakukan penelitian sampai puluhan tahun. Sayangnya, setelah mereka mengetahui kalau apa yang mereka yakini benar-benar terbukti, mereka tidak bisa sembarangan mengungkapkan kepada dunia.

Itu lah sebabnya, Organisasi-organisasi yang tersebar di beberapa negara itu, selalu bergerak di balik layar dan berusaha menjaga tatanan dunia agar tetap seimbang. Caranya dengan memburu makhluk-makhluk itu yang berusaha melewati batas antara dunia manusia dan dunia immortal.

Salah satu batas dunia itu ada di hutan hitam, yang mana selama dua puluh lima tahun ini sering terjadinya bentrok karena makhluk-makhluk itu yang berusaha melewati batas tersebut.

“Kenapa waktunya bersamaan dengan kaburnya Arion ke dunia manusia?” gumam pria bersurai merah itu sambil menatap ke arah ponselnya yang berdering dan menampilkan ID pemanggil ‘Arion’.

>><<

 

 

Wah, apa ini?

Maaf ya karena kemarin gak update, karena setiap akhir dan awal bulan pasti kerjaan bakal sibuk banget! huhuhu TT TT

 

See you next chapter>>

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang