IS || •23

88 22 11
                                    

“Cerita ini di buat berdasarkan imajinasi Author. Semua kejadian dan alur tidak bersangkutan dengan kehidupan pribadi setiap tokohnya.”

 

🕊️Happy Reading🕊

 

>><<

 

Arion tengah menatap ke arah bawahannya yang ada di ruangan tengah itu. Dua puluh lima tahun sudah berlalu, dan ini pertemuan mereka kembali setelah sekian lama.

“Tuan, bagaimana kabar Anda?” tanya Luca dengan raut wajah sumringah. “Saya dengar Anda sudah menikah, apakah itu benar?”

Echi, yang duduknya paling dekat dengan Luca lantas menyikut pinggang pria itu, dia berbisik pelan, “Yang bener? Kok kau tidak memberitahuku kalau Tuan sudah menikah?”

Arion segera duduk ke sofa tunggal yang ada di ujung meja, “Kabarku baik. Sepertinya kabar kalian juga baik, jika di lihat dari semangat kalian untuk hadir di sini lebih awal,” kemudian dia menoleh ke arah Luca, “Benar kalau aku sudah menikah. Kalian tunggu saja waktunya, aku akan membawa kalian untuk berkenalan dengannya,” ketika teringat dengan istrinya, Arion lantas tersenyum kecil.

Mereka yang ada di ruangan tersebut seperti di sambar petir di siang bolong. Ratusan tahun mereka bekerja bersama Arion, baru pertama kalinya mereka melihat pria itu tersenyum. Isi hati mereka seolah sinkron satu sama lain, ‘Tuan... Tersenyum?!’

“Membawa kami? Bukan membawa Nyonya kemari?” tanya seorang pria berpakaian kasual, dia yang pertama kali tersadar dari keterkejutannya.

Arion beralih menatap ke arah pria itu, “Dart, jangan bercanda. Nyonya kalian itu Manusia biasa. Ada saatnya, tapi tidak dalam waktu dekat.”

Damian melihat gelagat Tuannya yang mulai tidak nyaman dengan pembahasan tersebut, lantas dia maju ke depan dan menyerahkan beberapa lembar kertas, “Tuan, ini adalah berkas mengenai hal-hal yang harus Anda selesaikan.”

Pria bernama Dart maju ke depan, di tangannya ada selembar kertas, “Tuan, akhir-akhir ini kita sering mendapatkan laporan bahwasannya ada beberapa Hatchling* yang menghilang. Kami curiga bahwa ada beberapa oknum yang ingin memanfaatkan mereka untuk suatu penelitian ilegal.”

*Hatchling = Bayi Naga.

Arion membaca selembar kertas yang melaporkan hilangnya bayi-bayi naga itu, “Lalu bagaimana hasil penyelidikannya?”

“Jejak yang terakhir kali berhasil kami lacak ada di lembah kematian, tempat itu dekat dengan kediaman salah satu Tetua dari Klan Peri Hutan.”

“Maksudnya kediaman dari Madam Roselia? Sebaiknya perdalam lagi investigasi kalian, bisa saja oknum-oknum itu memang sengaja meninggalkan jejak di sana untuk mengalihkan atensi kita kepada Madam Roselia. Perempuan tua itu tidak mungkin bertindak dengan begitu gegabah yang bisa membuat klan nya terancam,” nada bicara Arion kali ini terdengar serius, pria itu menatap bawahannya satu demi satu.

“Baik Tuan,” Dart mundur dengan kepala menunduk sopan, dia kembali ke kursinya.

Kali ini Luca yang maju ke depan, “Tuan, ini mengenai pembatas yang sudah beberapa kali di terobos oleh kaum kita. Saya takut hal ini bisa membahayakan manusia-manusia yang tidak bersalah di luar sana. Anehnya, mereka selalu menerobos melalui pembatas yang ada di hutan hitam, kawasan dimana keluarga Brenedict di percayakan untuk menjaganya.”

Arion membaca lembar kertas yang bersangkutan dengan pembahasan kali ini. Kasus kali ini adalah salah satu dari sekian masalah yang membuatnya harus segera kembali ke dunia Immortal. Pembatas yang sudah di jaga oleh keluarga Brenedict dari ratusan ribu tahun lamanya tidak pernah mengalami hal seperti ini.

Namun masalah ini malah terjadi di era masa kepemimpinannya. Seolah belum cukup hal itu saja, di tambah dengan kasus-kasus lainnya yang membuat pria itu mau tidak mau harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.

“Luca, buatlah benteng di sepanjang kawasan hutan hitam. Diskusikan dengan Damian untuk anggaran yang di perlukan. Oh ya, ada berapa pasukan kita saat ini?” tanyanya sambil menatap pria dengan bekas luka di kening tersebut.

Luca tersenyum, ini adalah pertanyaan yang paling dia tunggu, dia berucap dengan suara yang terdengar bangga, “Saat ini, kita memiliki pasukan sebanyak lima ratus ribu, sudah termasuk dengan pasukan bayangan dan para penyihirnya.”

Ada riak keterkejutan di mata Arion, dia tidak menyangka kalau pasukan keluarga mereka sudah sebanyak itu. Bukankah jumlah segitu sama seperti dengan jumlah pasukan untuk sebuah kekaisaran?

“Bagaimana bisa jumlah pasukan kita jadi sebanyak itu? Terakhir kali, jumlah pasukan kita masih lima puluh ribu. Apa... Tidak ada tanggapan dari pihak kerajaan?”

Luca mengusap hidungnya dengan malu-malu, “Sebenarnya, semua pasukan itu masih di rahasiakan, Tuan. Pihak kerajaan masih belum tahu, kami bergerak dengan begitu hati-hati. Sesungguhnya, jumlah pasukan kita tetap lima puluh ribu, dan sisanya itu di dominasi dengan pasukan Undead, jadi Anda tidak perlu cemas dengan adanya mata-mata. Kalaupun kita kehilangan banyak pasukan Undead, kita tidak akan menderita kerugian apapun, selama para penyihir tetap aman di tempatnya.”

“Apa?! Undead?” Arion sampai berdiri dari kursinya. “Luca, apa yang ada di dalam otakmu?! Kau tau kan kalau hal ini tidak di perbolehkan?! Jika Raja tahu, kita semua akan di eksekusi di tempat! Penggunaan sihir untuk Undead itu Ilegal!”

Damian maju ke sisi Arion, pria muda itu berucap, “Tuan, memang benar bahwa penggunaan sihir pada Undead itu bersifat Ilegal. Namun, kita memang memerlukannya untuk keadaan terdesak. Kami... Mencium gerak-gerik mencurigakan Raja bersama dengan kaki tangannya. Kami curiga kalau pihak Raja ingin menjebak keluarga Brenedict dengan kejadian pembatas kali ini, bisa saja Raja menjadikan hal ini sebagai kesempatan untuk membuat Anda bersalah dan menjadikan Anda sebagai pemberontak. Anda tahu sendiri kalau Raja jadi tidak menyukai Anda, semenjak Anda menolak putrinya.”

Arion terdiam, dia teringat dengan kejadian sekitar lima puluh tahun yang lalu, tiba-tiba saja putri Raja yang saat itu masih remaja datang ke kediaman Brenedict dan melamar Arion. Tentu saja Arion langsung menolaknya, menurutnya putri Raja sama seperti putrinya sendiri. Usia mereka berbeda ratusan tahun, mana mungkin dia mau menikahinya.

“Saat itu, Tuan menolak putri Raja dengan alasan kalau umurnya yang terlalu muda, tapi... Bukankah Nyonya seharusnya sama seperti Cucu buyut buat Tuan?” ucap Echi tiba-tiba, hal ini membuat Arion merasa tertohok.

“Echi! Dasar tidak sopan! Beraninya kau mempertanyakan keputusan Tuan!” cerca Damian.

Arion menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Damian, namun dia kembali merasa tertohok dengan ucapan Damian selanjutnya.

“Sudah syukur Tuan mau menikah. Kediaman ini perlu terdengar suara tangisan bayi agar tidak sunyi. Tuan kita sudah terlalu lama hidup sebagai kaum Jo... Jolo? Apa itu namanya sebutan dari dunia manusia untuk orang yang tidak punya kekasih?”

“JOMBLO!” ucap mereka secara bersamaan, kemudian mereka tertawa bersama.

Tiba-tiba saja suhu di ruangan itu menurun drastis, “Tampaknya kalian selama ini hidup dengan santai selama aku tidak ada ya? Kalian bahkan mulai berani mengolok-olok majikan kalian!”

Seketika mereka langsung terdiam, tubuh mereka membeku dengan keringat mengalir deras di punggung. Sesaat tadi mereka lupa, kalau Arion adalah Demon bumi terkuat di dunia Immortal ini.

>><<

 

 

Wkwkwk. Echi adalah duta nya usil.

 

Segini dulu ya, babay.

 

See you next chapter>>

IDENTITAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang